Silahkan Mencari!!!

Rabu, 09 Februari 2011

Summer Scent (Series 2003)


Details
Title: 여름향기 / Yeoreum Hyanggi
Also known as: Summer Breeze / Endless Love 3
Genre: Romance
Episodes: 20
Broadcast network: KBS2
Broadcast period: 2003-Jul-07 to 2003-Sep-09
Air time: Monday & Tuesday 21:55
Viewership ratings: peak=11.6% average=10.7%
Theme songs: Summer Scent OST
Related TV shows: Autumn Tale, Winter Sonata, Spring Waltz

Synopsis
Yoo Min Woo's first love was So Eun Hye who gets into a car accident. Eun Hye dies, leaving him behind. Shim Hye Won has suffered from a terrible heart disease ever since childhood. Miraculously, she finds that she will be obtaining a heart from a donor, Soh Eun Hye.
Suffering from the pain of a heartache, Min-woo goes to Paris to study, the memories of Eun Hye still hunts his heart. When he returns to Korea, fate takes a turn and brings Hye Won and Min-woo together. When the two first meet, Hye Won's heart (Eun Hye's heart), oddly beats faster when she is around Min Woo.
Park Jung Jae is Hye Won's boyfriend. Park Jung Ah is Jung Jae's sister, she meets Min Woo in Italy and falls for him.

Cast
Song Seung Hun as Yoo Min Woo
Son Ye Jin as Shim Hye Won
Ryu Jin as Park Jung Jae
Han Ji Hye as Park Jung Ah
Shin Ae as So Eun Hye
Jo Eun Sook as Oh Jang Mi
Ahn Jung Hoon as Ji Dae Poong
Kim Hae Sook as Min Woo's mother
Kang Ji Hwan as Jung Ah's husband

Production Credits
Production: KBS
Producer: Kim Chul Kyu
Director: Yoon Suk Ho
Screenwriter: Choi Ho Yun
Cinematography: Kim Yong Su
Lighting: Kim Gwang Su

ep.1
Hye-won yang duduk di bangku sekolah menengah adalah seorang gadis yang lemah jantungnya. Saat duduk sendirian dibawah pohon rindang sambil memandang iri kawan-kawannya yang berlarian, ia berharap bisa bertemu dengan orang yang dicintainya di tengah hujan deras suatu saat nanti dan berbagi cinta.

Di tempat lain, seorang pria bernama Myung-woo berlari sekuat tenaga kedalam rumah sakit setelah mendengar pacarnya Un-hae mengalami kecelakaan. Nyawa gadis itu tidak bisa diselamatkan. Sekian tahun telah berlalu, Hye-won yang kini telah dewasa bekerja sebagai seorang pengantar bunga.

Saat menjemput pacarnya Jung-jae di bandara, ia bertemu dengan Min-woo yang baru saja kembali dari luar negeri. Mendadak, jantungnya berdebar lebih keras dari biasanya saat berpapasan dengan pemuda itu, padahal ia sama sekali tidak mengenalnya.

Hye-won rupanya bisa bertahan hidup karena mendapat donor jantung, dan ia merasa seolah hidup dengan dua kepribadian. Di pinggir pantai, Jung-jae melamar dan membuatnya sangat terharu. Meski begitu, ia tidak langsung menjawab lamaran tersebut. Dikamar lamanya, Min-woo terus mengenang kebersamaannya bersama sang kekasih yang telah tiada melalui rekaman video.

Nasib akhirnya mempertemukan Min-woo dan Hye-won dalam sebuah pendakian. Hye-won nyaris saja disengat seekor lebah kalau saja tidak ditolong Min-woo. Ia terkejut melihat pria itu dan sempat tidak bisa mengeluarkan suara. Keduanya berpisah jalan karena Hye-won ingin mencari sahabatnya, namun ia malah tertimpa musibah dan kembali diselamatkan untuk kedua kalinya.

Ditengah hujan lebat, Hye-won yang kakinya terluka terpaksa mengikuti sahabat barunya tersebut untuk bermalam disebuah rumah. Dalam kondisi kelaparan, keduanya berbagi mie instan yang sengaja dimasak Min-woo. Sejenak, keduanya berbagi kebahagiaan.

2
Karena terlalu gelap, Min-woo menyalakan lampu dan membuat Hye-won tersenyum dengan memainkan tangannya di sinar lampu meniru kepala kelinci. Hye-won juga diajari untuk meniru gerakan tangan tersebut. Saat pagi hari, gadis itu terbangun dan melihat Min-woo sudah ada diluar rumah.

Saat berjalan pulang, keduanya saling bertukar cerita tentang keadaan masing-masing. Hye-won menyebut bahwa ada kesan sedih saat melihat Min-woo, dan ia mengatakan beberapa hal tentang kesedihan yang sebenarnya sedang dirasakan oleh pria itu.

Saat sedang berjalan pulang, keduanya kembali harus berteduh dibawah pohon karena mendadak turun hujan. Persis sama seperti ketika Min-woo bertemu dengan kekasihnya yang telah tiada beberapa tahun silam. Ia terkejut mendengar Hye-won mengatakan hal yang sangat persis tentang legenda harimau atau serigala yang kawin.

Ingatannya kembali melayang ke masa lalu saat ia memainkan piano didampingi Un-hae. Ekspresi wajahnya yang aneh membuat Hye-won salah tingkah, dan mengira dirinya telah melakukan kesalahan. Ia berusaha mengalihkan pembicaraan, namun detak jantungnya malah semakin kencang.

kekakuan tersebut tidak berlangsung lama. Saat sedang menyeberang sungai, keduanya tercebur sehingga basah-kuyup. Saat mengobrol, Mi-woo baru tahu kalau gadis itu ternyata seorang penggemar bunga. Saat Hye-won berdendang, Min-woo lagi-lagi terkejut mendengar lagu yang ternyata adalah lagu kenangannya bersama sang kekasih.

Hye-won akhirnya bisa keluar, dan ia telah dinanti oleh sahabatnya dan sang kekasih Jun-jae. Ia beruntung karena sahabatnya tersebut tidak memberitahu kalau ia bermalam di pondok dengan seorang pria. Saat pulang naik mobil, ia berpapasan dengan Min-woo yang berjalan kaki.

3
Min-woo langsung terdiam mendengar pengakuan sahabatnya tersebut, apalagi saat melihat nama vila yang akan diperbaiki tersebut sama dengan nama bunga kesukaan Hye-won. Ia akhirnya mengaku kalau telah menemukan seorang gadis yang mirip dengan Sin-ae yang telah meninggal.

Dae-poong langsung melongo mendengar pengakuan tersebut, namun Min-woo sadar kalau dirinya tidak bisa mengejar sang wanita yang dikiranya telah menikah. Kejadian serupa juga dialami Hye-won, yang sejak kejadian di tempat pendakian mengalami perubahan sifat. Sahabatnya jang-mi langsung menduga kalau hal itu disebabkan oleh pertemuan dengan Min-woo.

Saat sedang mempertimbangkan akan menerima tawaran perbaikan vila atau tidak, mendadak Min-woo ditelepon oleh seorang gadis yang dikenalnya saat di Italia yang bernama Jung-ah. Belum sempat berbicara banyak, gadis itu meminta Min-woo untuk menjemputnya dengan imbalan dikenalkan oleh seorang wanita, yang ternyata adalah tunangan sang kakak Hye-won.

Karena Jung-jae berhalangan hadir, Hye-won memutuskan untuk menyusul tunangannya dan menunda pertemuan dnegan pria misterius idaman Jung-ah. Ditengah cuaca hujan, Hye-won dan Min-woo berpapasan meski keduanya tidak saling melihat.

Namun pada akhirnya mereka bertemu saat Min-woo mengunjungi rumah mantan kekasihnya. Keduanya nyaris saja harus menginap lagi karena tiket kereta pulang hanya tinggal satu, namun Min-woo merelakan tiket tersebut untuk Hye-won. Pria itu belakangan menyusul naik meski tidak memiliki tiket. Masalah muncul ketika petugas kereta memeriksa tiket penumpang.

4
Dae-poong memberikan berita gembira pada Min-woo, proyek villa yang diincar akhirnya mereka dapatkan. Namun kegembiraan tersebut sirna ketika mendengar pemilik vila tersebut adalah ayah Jung-ah. Min-woo langsung berangkat menuju kantor tempat transaksi dilakukan.

Dalam keadaan kesal saat sedang bertelepon dengan Jung-ah, Min-woo berdampingan dengan Jung-jae yang kelihatan cukup kagum dengan pria tersebut. Saat keduanya mencapai tempat transaksi, baru ketahuan kalau Jung-jae adalah kakak Jung-ah sekaligus anak dari pemilik vila. Munculnya Min-woo terlihat oleh Jang-mi, yang langsung memberitahu Hye-won yang sangat kaget.

Jung-ah, Jung-jae, dan Min-woo membicarakan bisnis mereka saat makan siang, namun Jung-ah harus meninggalkan tempat itu karena dipanggil sang ayah. Hye-won yang ikut diundang ke acara makan siang tersebut tidak menyangka akan bertemu Min-woo lagi, wajahnya langsung berubah melihat pria yang membuat hatinya berdebar-debar tersebut.

5
Meski canggung, keduanya berpura-pura saling tidak mengenal satu sama lain. Hanya Jung-ah yang mencurigai sikap keduanya, namun Min-woo pandai berkelit sehingga kenyataan sebenarnya tidak diketahui. Saat presentasi, Min-woo mampu memukau semua yang hadir. Ketika ditanya komentar mengenai presentasi tersebut oleh Jung-jae, wajah Hye-won langsung memerah.

Niat Hye-won menjauhi Min-woo kembali gagal, tunangannya Jung-jae malah meminta mereka untuk lebih mendekatkan diri. Jung-ah langsung mengajukan usul supaya mereka bertiga pergi kerumah ibu Min-woo yang terletak di pedesaan.

Jung-ah berusaha merebut perhatian ibu Min-woo dengan memasak makanan yang enak, namun wanita itu nampaknya lebih menyukai Hye-won. Saat berpisah, wanita tua itu menyatakan rasa senangnya karena Min-woo telah melupakan masa lalu.

Saat kembali, Hye-won langsung diinterogasi oleh Jang-mi seputar kebersamaannya di rumah Min-woo. Hye-won mengaku kalau dirinya akan berusaha untuk membina hubungan persahabatan meski sulit. Namun lagi-lagi nasib mengharuskannya bertemu dengan Min-woo, karena ia ditugaskan mengantar bunga ke kantor pria itu.

6
Sementara itu, Min-woo diajak Jung-ah untuk makan bersama. Yang tidak diketahuinya, gadis itu ternyata mengajak kedua orang tuanya untuk diperkenalkan dengan Min-woo. Sang ayah langsung memberikan sikap dingin, dan tanpa basa-basi menuduh Min-woo menggunakan kedekatannya dengan Jung-ah untuk mendapatkan proyek vila.

Dengan tenang, Min-woo mengatakan kalau Jung-ah telah dianggapnya sebagai adik, kemudian ia keluar dari ruangan. Ternyata itu hanyalah strategi ayah Jung-ah untuk mengetes karakter pria itu, rupanya ia sudah terkesan oleh keteguhan hati Min-woo.

Setiap kali berusaha menghindar, Hye-won malah berpapasan dengan Min-woo. Meski ragu-ragu, pria itu memberanikan diri untuk mengajak Hye-won kencan, yang disambut oleh anggukan kepala gadis itu.

Saat sedang duduk di sebuah kafe, Hye-won dan Min-woo mendapat telepon, masing-masing dari Jung-jae dan Jung-ah, yang ironisnya mengajak pasangan masing-masing menonton acara yang sama. Keduanya berbohong, namun masalah lebih pelik kembali muncul.

Hye-won sempat pamit untuk pergi ke kamar kecil sambil menunggu dimulainya film. Saat kembali, ia terkejut melihat Jung-jae dan Jung-ah telah duduk disamping Min-woo. Ia langsung bersembunyi di kamar kecil, yang juga sempat dimasuki Jung-ah, dan menelepon Min-woo untuk membatalkan kencan mereka.

Jung-ah terkejut melihat bekas lipstik yang ada di gelas didekat Min-woo, dan langsung menyimpulkan kalau pria itu telah bertemu dengan seorang wanita. Namun ia diam saja, bahkan memberi tanda pada Jung-jae supaya ia bisa nonton berdua dengan pria idamannya tersebut. Jung-jae sendiri dengan setia menunggu Hye-won didepan rumahnya, dan membuat gadis itu merasa bersalah.

7
Min-woo mengajak rekannya Dae-poong untuk meninjau lokasi vila, sementara Hye-won mengajak Jang-mi untuk menemaninya selama di lokasi. Siapa sangka, kedua rekan Min-woo dan Hye-won tersebut pernah bertemu sebelumnya dalam insiden di tempat parkir.

Saat meninjau lokasi vila, Hye-won nyaris saja ditabrak sebuah mobil kalau Min-woo tidak menyelamatkannya. Keduanya sempat berpelukan sesaat. Saat duduk berdua, gadis itu menanyakan asal kalung yang dikenakan Min-woo, yang dijawab diberikan oleh gadis yang sangat dicintainya.

Pembicaraan keduanya semakin serius, Jung-ah yang melihat keduanya langsung mendekat untuk mengejutkan Min-woo. Saat mendengar pria idamannya tersebut serius dan mengatakan bahwa itulah pertama kalinya ia merasakan cinta pada seorang wanita lagi dan melihat reaksi Hye-won yang salah tingkah, ia hampir saja berteriak saking kagetnya dan langsung mundur.

Hye-won berusaha membelokkan pembicaraan dengan mengatakan bahwa pastilah orang yang dimaksud adalah adik Jung-jae. Kuatir perasaannya tidak berbalas, Min-woo terpaksa mengangguk. Jung-ah yang melihat kejadian tersebut tidak jadi marah, wajahnya langsung berseri-seri.

Bersama Jung-jae, Dae-poong, dan Jang-mi, mereka bertiga menghabiskan hari itu dengan bermain-main. Malamnya, Jung-ah secara tidak sengaja mengutak-atik kamera milik Hye-won yang menyimpan foto-foto pribadi gadis itu. Saat melihat isinya, Jung-ah terkejut setengah mati.

8
Sebelum berpisah, Min-woo meminta Hye-won untuk tidak menjauhinya lagi karena mereka adalah teman. Saat mulai mempercayai ungkapan tersebut, muncul fakta baru. Saat berbicara dengan Dae-poong, Hye-won secara tidak sengaja diberitahu kalau Min-woo menyuai seorang wanita.

Yang mengagetkan, wanita tersebut adalah seorang wanita yang ditemui pria itu digunung, yang tanpa diketahui Dae-poong adalah Hye-won. Gadis itu langsung teringat oleh ucapan Jung-ah dan tatapan mata Min-woo setiap kali melihatnya. Saat berjalan keluar, ia berpapasan dengan Min-woo yang tersenyum bahagia.

Keinginan Min-woo memberi kejutan pada gadis itu sirna melihat wajah Hye-won yang tidak bersahabat. Gadis itu meminta supaya hubungan pertemanan mereka tidak diteruskan, dan langsung beranjak pergi. Tidak hanya itu, Hye-won bahkan sempat menghadap Jung-jae untuk mundur dari proyek vila, namun ditolak oleh tunangannya tersebut.

Setelah kejadian tersebut, hubungan Min-woo dan Hye-won memburuk, gadis itu kerap menentang ide-ide yang dilontarkan oleh pria itu. Pertengkaran mereka terlihat oleh Jung-jae, yang langsung bertanya-tanya ada apa diantara keduanya. Malamnya saat mendapat telepon dari Hye-won, Min-woo mengira gadis itu ingin berbaikan dengannya.

Dugaannya salah. Saat datang ke tempat yang telah ditentukan, ternyata ia telah ditunggu oleh Jung-jae, Jung-ah, Hye-won, dan orang tua kakak-beradik tersebut. Sang ayah langsung meminta maaf atas sikap tidak bersahabatnya beberapa hari sebelumnya.

9
Saat naik bis menuju vila, Hye-won secara kebetulan berpapasan dengan seorang pria setengah baya yang juga menuju tempat yang sama. Meski tidak saling mengenal, namun gadis itu merasa pria itu sangat dikenalnya, bahkan merasa aman ada didekatnya.

Belakangan baru diketahui kalau pria tersebut adalah ayah mendiang Un-hae, ia datang mencari Min-woo yang kebetulan 'diculik' oleh Jung-ah ke sebuah tempat. Saat pria itu pamit pulang, Hye-won entah kenapa merasa sangat kehilangan. Sementara itu, Min-woo menyesal setengah mati karena gagal bertemu dengan ayah Un-hae.

Min-woo memutuskan untuk menjernihkan masalah dengan Hye-won, ia menelepon gadis itu, yang sedang makan malam bersama Jung-jae, dan memintanya untuk datang pukul delapan malam. Sempat ragu dan memancing kecurigaan Jung-jae, Hye-won akhirnya tiba ditempat yang dijanjikan satu jam kemudian namun tidak ada seorangpun disana.

Min-woo mendadak muncul dari belakang, rupanya ia setia menunggu gadis itu. Pria itu juga mengeluarkan toples berisi kunang-kunang yang merupakan kesukaan Hye-won, rupanya ia mengingat setiap ucapan gadis itu. Sempat terpukau saat kunang-kunang tersebut dilepas, Hye-won kembali marah dan mengatakan bahwa dirinya tidak semudah Min-woo yang melupakan cinta pertamanya.

Meski sama sekali tidak bermaksud seperti itu, ucapan tersebut membuat hati Min-woo terluka namun ia tetap tegar bahkan sampai meminta maaf terlebih dulu. Belakangan Min-woo baru tahu penyebab sikap Hye-won tersebut, rupanya Dae-poong tanpa sengaja membocorkan rahasianya. Saat mengejar untuk memberi penjelasan, Min-woo melihat Jung-jae dan Hye-won berpelukan dengan mesra.

10
Kemana Min-woo pergi? Pria itu ternyata mengunjungi rumah ayah Un-hae, sekaligus menentramkan hatinya yang tidak keruan karena Hye-won. Oleh pria setengah baya itu, Min-woo diminta bersabar karena pasti akan ada seorang wanita yang mampu mengisi hatinya seperti Un-hae dulu.

Di vila, Jung-ah meminta Hye-won membantunya dalam mendekorasi ruangan sesuai dengan harapan Min-woo. Meski tidak enak, gadis itu akhirnya menyanggupi permintaan adik kekasihnya tersebut. Malamnya saat berjalan di desa, Hye-won diganggu oleh seorang penduduk desa yang mabuk. Beruntung, Min-woo kebetulan lewat dan menyelamatkannya.

Ditegur Min-woo karena berjalan sendirian, Hye-won ganti memarahi pria itu dan menyebut dirinya sangat kuatir saat tahu Min-woo menghilang. Min-woo terkejut mendengar ucapan tersebut, namun belum sempat bertanya, Hye-won telah berlari kembali ke vila.

Paginya saat masuk ke kamar yang sedang dihias, Min-woo terkejut melihat Hye-won mendekor kamar tersebut dengan bunga kesukaannya. Melihat gadis itu terus menyibakkan rambutnya yang panjang, Min-woo dengan lembut memegang rambut itu dan mengikatnya. Saat itu, Jung-jae kebetulan sedang naik ke ruangan tersebut untuk menemui Hye-won.

Saat hendak masuk, ia mendengar pernyataan cinta Min-woo pada Hye-won sehingga mengurungkan niatnya dan hanya mendengarkan dari luar. Ia langsung teringat dengan ucapan sang adik. Hye-won yang gugup berusaha membelokkan pembicaraan, tanpa tahu kalau tunangannya menguping pembicaraannya dengan Min-woo.

Saat makan, Jung-jae sengaja menyinggung masalah tersebut dihadapan Hye-won dan Min-woo untuk melihat reaksi mereka. Benar saja, keduanya langsung salah tingkah, namun Jung-jae bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa. Proyek perbaikan vila akhirnya mulai dijalankan, dan hubungan Min-woo dan Hye-won yang sempat kaku mencair. Mereka bahkan terlihat sangat mesra.

11
Perasaannya semakin tidak keruan ketika saat berdua dengan Min-woo, pria itu membahas tentang cinta yang dirasakan. Tidak hanya itu, ia juga memberi selamat atas pertunangan Hye-won, sehingga membuat gadis tersebut merasa semakin tidak yakin dengan perasaannya terhadap Jung-jae.

Ketika Hye-won menawarkan diri untuk mencarikan kalung milik pria itu, Min-woo menolak karena ia yakin kalung tersebut akan kembali. ia juga takut kalau sampai itu terjadi, ia tidak bisa melepas tangan Hye-won. Siapa sangka saat mencari di lapangan bola, kalung tersebut secara tidak sengaja ditemukan Hye-won yang sedang merenungi perkataan Min-woo.

Keesokan harinya, Hye-won tanpa sengaja memakai kalung Min-woo tersebut. Saat berusaha melepas, ia didatangi Min-woo yang terkejut setengah mati melihat kalungnya berhasil ditemukan. Hye-won akhirnya kelepasan bicara bahwa denyut jantungnya selalu tidak menentu setiap bertemu Min-woo.

Sebelum berpisah, Min-woo mengucapkan terima kasih karena Hye-won telah menemukan kalungnya. Berkali-kali Min-woo memanggil gadis itu namun memintanya untuk tidak menoleh, sampai akhirnya ia mengungkapkan pernyataan cintanya. Hye-won menengok dengan pandangan penuh duka, sebelum akhirnya berlari pergi.

Saat kembali, Hye-won berpapasan dengan Jung-jae. Melihat wajah tunangannya, Jung-jae sempat mengusulkan agar pertunangan diundur namun ditolak oleh Hye-won sendiri. Saat hari pertunangan, wajah Hye-won pucat-pasi dan membuat Jung-jae kuatir. Benar saja, di tengah pesta ia mendadak pingsan dan harus dilarikan ke rumah sakit.

12
Untuk merayakan kembalinya Hye-won, Jung-jae mengajak Min-woo untuk datang ke acara makan bersama. Malamnya, mereka berdua kembali bertemu muka di balkon kamar. Ketika ditanya, Min-woo berbohong dengan mengatakan kalau dirinya tidak pernah memasuki kamar Hye-won.

Paginya, Jung-jae nyaris saja kelepasan bicara dengan mengatakan pada Min-woo kalau keduanya mencintai wanita yang sama, namun untungnya ia mampu menahan diri. Namun malamnya, Jung-jae yang mulai mabuk mengatakan bahwa dirinya tidak pernah mau kalah dalam hal apapun termasuk pekerjaan dan cinta.

Saat hendak naik kekamarnya, Jung-jae mendadak terhuyung dan ditolong oleh Min-woo. Namun secara mengejutkan, pertolongan tersebut ditepis. Dikamar, Jung-jae mengaku telah tahu kalau Hye-won menyukai Min-woo, namun ia bertekad tidak melepaskannya. Saat dipeluk, Hye-won meronta dan langsung meninggalkan kekasihnya tersebut.

Dikamar saat membuka-buka buku, ,Hye-won terkejut melihat gambar seorang wanita yang sedang berlari dengan tulisan diatasnya. Ia sadar bahwa Min-woolah orang yang didengarnya saat dirumah sakit. Ia menemukan pria itu dipinggir danau, dan langsung menanyakan alasan Min-woo berbohong.

Akhirnya pria itu mengaku kalau dirinya tidak bisa meninggalkan Hye-won begitu saja, apalagi saat gadis itu menggapaikan tangan. Keduanya menghabiskan malam tersebut dengan mendayung perahu di danau, yang akhirnya bocor. Sesampai didarat, Min-woo mengajak Hye-won adu lari, sebuah hal yang tidak pernah dibayangkan gadis itu. Dengan gembira, Hye-won mengangguk.

13
Saat sedang mengobrol, Jung-jae meminta Hye-won untuk mengemasi barang-barangnya dan kembali ke Seoul sesuai dengan harapan awal gadis itu. Siapa sangka, Hye-won menolak dengan beralasan pekerjaannya harus diselesaikan. Ia tidak dapat mengelak saat diajak Jung-jae bertamasya.

Rencana tersebut didengar oleh Min-woo, yang berusaha menutupi keterkejutannya. Siapa sangka, kepergian Jung-jae tersebut dimanfaatkan Jung-ah untuk mengajak Min-woo ikut bertamasya yang diikuti oleh Dae-poong dan Jang-mi.

Hye-won nampak sangat ceria saat berjalan-jalan ditepi pantai, namun Jung-jae tidak bisa dibohongi dan merasa bahwa perlakuan tunangannya tersebut sudah jauh berbeda dibanding dulu. Saat kembali ke hotel, mereka terkejut karena berpapasan dengan rombongan Jung-ah, yang ternyata memesan kamar di hotel yang sama.

Sadar dirinya dijebak, Min-woo marah pada Jung-ah dan ngotot untuk pergi dari tempat itu. Kemarahannya reda setelah dibujuk Jung-jae, yang akhirnya menawarkan pria itu dan sahabatnya Dae-poong untuk tinggal disatu kamar, sementara yang lain menempati kamar yang telah dipersiapkan untuk Hye-won.

Keributan kembali terjadi antara Min-woo dan Jung-ah keesokan malamnya, yang dipicu oleh ulah gadis itu mengemukakan alasan supaya mereka bisa berdua. Sambil bercucuran air mata, Jung-ah pergi meninggalkan pria itu setelah sebelumnya meminta supaya Min-woo melupakan gadis yang dicintainya. Kejadian tersebut membuat Hye-won marah padanya.

14
Mendengar obat Hye-won habis, Jung-jae memutuskan untuk kembali ke kota dan mengambil persediaan. Hye-won yang ngotot ingin menyertai kekasihnya tersebut akhirnya diijinkan ikut, namun ia diminta menunggu Jung-jae yang harus menemui rekan bisnis.

Saat duduk di kursi tamu, tanpa sengaja gadis itu melihat brosur tentang sebuah pulau kecil yang terletak tidak jauh dari tempat mereka menginap. Jung-ah yang diajak awalnya tidak tertarik, namun gadis cuek tersebut mendadak memperoleh ide untuk mengajak Min-woo.

Keesokan harinya saat bertemu Min-woo, Jung-ah menceritakan niatnya mengajak pria itu ke pulau tersebut, dan menyebut bahwa mereka akan pergi dengan Hye-won yang berangkat lebih dulu untuk memotret panorama pulau tersebut. Hye-won yang saat itu sudah bertolak ke pulau tersebut sepanjang perjalanan terus teringat dengan pengalamannya berperahu berdua dengan Min-woo.

Dasar apes, baru saja tiba di pulau, cuaca mulai memburuk. Hye-won tidak bisa kembali ke daratan karena tidak ada nelayan yang mau menembus badai. Di daratan, Jung-ah dan Min-woo mulai cemas karena selain tidak bisa berangkat ke pulau, mereka mengkuatirkan keselamatan Hye-won yang sendirian disana.

Saat kebingungan, Min-woo melihat sebuah motorboat diparkir tak jauh dari sana. Dengan nekat, pria itu langsung memacu boat tersebut menuju pulau. Saat sedang memikirkan apa yang akan dilakukannya dalam keadaan 'terdampar', Hye-won dikejutkan oleh suara motorboat yang dikendarai Min-woo. Saat tiba didarat, Min-woo langsung dimarahi karena melakukan perbuatan nekat itu.

Malamnya, Hye-won ditawari oleh seorang wanita tua tempat untuk bermalam. Saat hendak membalas kebaikannya dengan uang, wanita itu menolak dan tanpa sengaja keceplosan mengatakan bahwa semua sudah dibayar oleh seorang pria muda. Sadar kalau orang yang dimaksud Min-woo, Hye-won langsung mencari pria itu demi meminta maaf.

Paginya saat hendak kembali ke daratan, Hye-won ragu-ragu dan memutuskan untuk kembali bersama Min-woo, yang saat itu menginap di sebuah biara. Min-woo terkejut ketika saat bangun mendapati Hye-won tersenyum berseri-seri, namun gadis itu beralasan kalau ia ketinggalan kapal.

15
Untuk menghabiskan waktu, Min-woo dan Hye-won berjalan di pinggir pantai sambil mengobrol. Saat membeli makanan dan minuman, gadis itu menelepon tunangannya Jung-jae namun tidak berani bicara dan akhirnya menutup telepon.

Jung-jae mulai menyelidiki kenapa Hye-won belum pulang, dan dari nelayan akhirnya tahu kalau gadis itu sengaja tinggal di pulau sampai sore. Saat makan bersama, ia mendengar dari Jung-ah kalau gadis itu dan Min-woo berencana menyusul Hye-won sebelum terjadi badai. Ucapan Dae-poong yang gelagapan saat ditanya tentang keberadaan Min-woo semakin menguatkan kecurigaannya.

Ternyata tidak hanya Jung-jae yang mengetahui rahasia Min-woo dan Hye-won. Saat sedang berjalan di dermaga, Jung-ah bertemu dengan nelayan yang motorboat-nya dipinjam Min-woo. Darinya, Jung-ah diberitahu kalau pria itu telah meminjam boat-nya untuk berangkat ke pulau.

Apa yang sedang dilakukan Min-woo dan Hye-won? Keduanya membangun sebuah istana pasir dan bermain-main di pantai. Saat melewati sebuah papan dengan tulisan, wajah Min-woo mendadak berubah sedih dan membuat Hye-won bertanya-tanya. Min-woo akhirnya menceritakan kisah cintanya bersama Un-hae, dan bagaimana gadis itu meninggal.

Hye-won langsung menitikkan air mata terutama ketika mendengar betapa menderitanya Min-woo sampai ia bisa tersenyum karena bertemu dengan tunangan Jung-jae tersebut. Ia meminta Min-woo untuk mencari seorang gadis baik yang pantas dicintai, karena Hye-won hanya akan membuatnya sedih. Pemuda itu langsung memeluk gadis itu, dan mengatakan sudah puas dengan keadaan sekarang.

16
Begitu menjejakkan kakinya di daratan, Hye-won langsung dituding Jung-ah telah mengkhianatinya. Ia menampar gadis itu, dan pergi sambil mengatakan tidak sudi mengenalnya lagi. Jung-jae yang berusaha mencegah tidak dihiraukannya.

Di hotel, Jang-mi akhirnya tahu kalau Hye-won berada di pulau terpencil bersama Min-woo. Saat sahabatnya tersebut kembali, ia terkejut melihat ada bekas tamparan dipipi gadis itu. Dengan muka tegas, Jung-jae meminta Jang-mi untuk menjaga Hye-won sementara ia akan membujuk Jung-ah.

Dikamarnya, Jung-ah sedang mengemasi barang-barang dan bersiap akan kembali ke Seoul saat Jung-jae masuk. sang kakak meminta adiknya tersebut untuk tidak mengungkit kejadian tersebut, sehingga Jung-ah menyangka ia telah gila. Ternyata Jung-jae menganggap bahwa rasa cinta Hye-won terhadap Min-woo hanya akan berlangsung sementara.

Meski telah dicegah oleh Jang-mi, Hye-won ngotot menyusul Jung-jae dan Jung-ah untuk menjelaskan masalah yang sebenarnya. Bisa ditebak, begitu melihat kehadirannya, emosi Jung-ah langsung meledak. Ia memaki-maki gadis itu sebagai wanita yang tidak tahu terima kasih. Ucapannya terhenti oleh tamparan dari orang yang tidak diduganya sama sekali : Jung-jae.

Saat muncul belakangan, Min-woo mendengar dari Dae-poong tentang kejadian yang menimpa Hye-won. Ia langsung mencari Jung-jae untuk meminta maaf dan memberi penjelasan, namun bukannya maaf malah bogem mentah yang didapatnya.

17
Kekuatiran mulai menyelimuti keluarga Jung dan Hye-won, namun kabar dari dokter bahwa kondisi ibu Jung sudah mulai normal membuat semuanya lega. Saat hendak masuk untuk menjenguk, Hye-won dihentikan oleh Jung-ah, yang meminta gadis itu untuk meninggalkan rumah sakit.

Hye-won sangat sedih mendengar ucapan Jung-ah tersebut, namun ia maklum dengan sikap gadis itu yang merasa 'pacar'nya Min-woo direbut Hye-won. Setelah membuat keputusan untuk meninggalkan semuanya, Hye-won menyempatkan diri mampir ke kamar tempat peristirahatan yang dirancangnya, disana ia kembali teringat saat Min-woo mengikat rambutnya.

Mendadak pria itu muncul dibelakangnya. Merahasiakan kepergiannya, Hye-won beralasan tujuannya ketempat itu adalah untuk mengucapkan salam perpisahan dengan Min-woo karena ia akan kembali ke Seoul. Setelah gadis itu pergi, Min-woo mendapat kabar bahwa Hye-won pergi dengan meninggalkan sepucuk surat. Saat menyusul ke halte bis, gadis itu sudah pergi.

Saat bangun, hal pertama yang ditanya ibu Jung adalah apakah benar Hye-won telah menjalin hubungan dengan Min-woo, sehingga Jung-ah tidak bisa berkata-kata. Gadis itu langsung mendatangi Jung-jae dan menyindir masalah Hye-won, namun dari kakaknya tersebut ia mengetahui bahwa gadis itu telah pergi tanpa kabar.

Yang dicari ternyata mendatangi rumah mendiang Un-hae, yang disambut dengan gembira oleh sang ayah. Melhat gadis itu menaruh bunga di tehnya, pria setengah baya itu teringat dengan putrinya yang telah tiada. ia mengajak Hye-won melihat kamar Un-hae. Melihat kalung peninggalan, Hye-won terkesima dan mengagumi benda itu. Ayah Un-hae akhirnya membelikan kalung tersebut pada Hye-won.

18
Saat mengetahui kalung Un-hae diberikan pada Hye-won, ibu kekasih Min-woo yang telah meninggal tersebut marah besar. Wanita malang tersebut rupanya menganggap sang anak masih hidup sehingga depresi, dan membuat suaminya sedih.

Min-woo yang tidak berdaya mencegah kepergian Hye-won langsung mabuk-mabukan, sehingga untuk kembali kekamar ia harus dipapah oleh Dae-poong dan Jung-ah. Saat sadar, Min-woo mendengar kabar bahwa Jung-jae juga ikut menghilang bersama Hye-won. Bahkan kabar dibatalkannya pernikahan keduanya telah tersebar luas.

Dimanakah kedua sejoli itu berada? Ternyata, Jung-jae membawa Hye-won ke sebuah rumah peristirahatan keluarganya untuk menyepi, dan meyakinkan tunangannya tersebut untuk terus mencintainya. Saat pagi tiba, Hye-won yang tidak tahan lagi akhirnya mengaku kalau dirinya sudah tidak bisa mengendalikan perasaannya yang mencintai Min-woo.

Obrolan mereka terpotong oleh bunyi telepon genggam Jung-jae, yang menelepon ternyata adalah Jung-ah yang mengkuatirkan sang kakak. Obrolan keduanya terdengar oleh Min-woo yang kebetulan melintas. Ia memaksa Jung-ah untuk memberitahu lokasi persembunyian Jung-jae, dan mengaku kalau dirinya mencintai Hye-won.

Jung-jae yang telah dipengaruhi minum keras kalap dan berusaha memperkosa Hye-won, yang meski memberontak namun terlihat pasrah. Niat tersebut akhirnya tidak terlaksana karena Jung-jae mulai sadar, ia langsung membentak Hye-won dan memintanya untuk meninggalkan tempat itu. Dengan pakaian awut-awutan, Hye-won berlari keluar sambil menangis. Ia disambut oleh Min-woo yang baru sampai.

19
Melihat kondisi Hye-won yang shock, Min-woo berinisiatif membawanya kerumah untuk beristirahat. Dengan telaten, pemuda itu merawat Hye-won. Paginya saat mengobrol, Hye-won melepas cincin pertunangannya dengan Jung-jae sebagai tanda perpisahan mereka.

Kehadiran kembali Jung-jae dirumah disambut oleh kemarahan Jung-ah, yang menyebut sang kakak sebagai pria lemah. Tanpa sengaja Jung-ah melihat nama Un-hae yang ditulis dikertas, dan menyebutnya sebagai mantan kekasih Min-woo. Ucapan tersebut membuat Jung-jae bagai tersambar guntur disiang hari, ia langsung mendatangi rumah orang tua gadis itu.

Hye-won mengajak Min-woo kesebuah tempat yang kerap didatanginya yaitu sebuah gereja kecil yang disebut gadis itu sebagai tempat dimana kedua orangtuanya menikah sekaligus tempat dimana misa saat keduanya meninggal diselenggarakan. Dialtar, Hye-won berdoa untuk meminta maaf pada ayah ibunya karena tidak mampu terus bersama Jung-jae.

Setelah itu, giliran Min-woo mengajak gadis itu kerumahnya karena ia berpikir sang ibu, yang telah terkesan dengan Hye-won sejak pertemuan pertama, akan merestui hubungan mereka. Dugaannya meleset, meski sayang dengan Hye-won, namun wanita setengah baya itu tidak ingin melihat anaknya Min-woo menjadi perusak hubungan orang. Ucapan tersebut didengar Hye-won.

Saat ketiganya minum teh bersama, Hye-won memasukkan bunga kedalam teh supaya harum. Ibu Min-woo pun maklum kalau anaknya menyukai Hye-won karena sifat-sifat baik yang sangat mirip dengan mendiang Un-hae dan mengatakannya didepan dua sejoli yang sedang dimabuk cinta tersebut, sehingga Hye-won merasa serba salah.

20
Melihat Hye-won kepanasan saat berjalan-jalan, Min-woo memutuskan kembali kerumah untuk mengambil topi. Saat sendirian, gadis itu memutuskan menelepon Jang-mi untuk memberi kabar. Menolak mengatakan dimana ia berada, Hye-won mengaku kalau dirinya saat itu bahagia sekali.

Saat berbalik, Min-woo telah ada dibelakangnya namun pria itu maklum akan perasaan yang berkecamuk di hatinya. Pria itu memuji saat gadis itu memakai topi yang dibawanya, sehingga Hye-won tersenyum manis. Saat kembali seorang yang tidak diduga menunggu dirumah : Jung-jae. Saat berbicara empat mata dengan Min-woo, ia mengaku tidak mau melepas Hye-won begitu saja.

Rupanya setelah mengetahui bahwa jantung yang dicangkokkan ke tubuh Hye-won adalah milik Un-hae, Jung-jae merasa bahwa cinta kekasihnya terhadap Min-woo entah bagaimana terpengaruh oleh jantung tersebut. Sebelum pulang, Jung-jae mengatakan pada Hye-won bahwa ia pasti akan membuat gadis itu kembali kepelukannya.

Setelah berjanji untuk merayakan hari jadi Hye-won berdua, Min-woo pergi ke sebuah toko perhiasan untuk membeli sebuah cincin. Saat dikatakan bahwa cincin pesanannya siap diambil pada tanggal 18 Agustus, yang juga merupakan hari penting Hye-won, Min-woo termenung karena teringat sesuatu. Ia mendatangi Hye-won dan meminta maaf karena harus melanggar janjinya.

Hye-won yang bingung akhirnya tahu alasan dibalik permohonan maaf tersebut : tanggal itu adalah hari peringatan meninggalnya Un-hae. Gadis itu dengan jiwa besar menawarkan diri untuk menemani, dan membuat Min-woo gembira. Namun pada hari H-nya, Hye-won dicegat oleh Jung-jae, yang mengajak gadis itu menemui kedua orangtuanya.

21
Jung-jae mendatangi toko Hye-won tepat pada saat Min-woo berada disana. Kesempatan itu digunakannya untuk berbicara empat mata dengan rivalnya tersebut. Dari sikapnya, Jung-jae langsung menebak kalau Min-woo telah mengetahui kalau Un-hae adalah donor jantung Hye-won.

Jung-jae juga mengatakan, kali ini didepan Hye-won, kalau ia tidak akan melepaskan mantan tunangannya tersebut begitu saja. Tudingan tersebut dibalas Min-woo dengan menyimpan dan membakar barang-barang kenangannya bersama Un-hae, namun ucapan Jung-jae terus terngiang ditelinganya.

Mendengar Min-woo membereskan semua barang peninggalan Un-hae, Hye-won datang dan mengajak kekasihnya tersebut menelusuri tempat-tempat yang menjadi kenangannya bersama mendiang Un-hae. Saat keduanya berpisah karena Min-woo beralasan haus, langkah Hye-won membawanya ketempat dimana Un-hae dan Min-woo pertama kali bertemu.

Kebetulan tersebut membuat Min-woo semakin tertekan, dan puncaknya saat Hye-won menyebut Un-hae pasti akan menjadi sahabat akrabnya bila masih hidup. Ia memarahi gadis tersebut dengan nada tinggi dan memintanya untuk tidak lagi mengungkit soal Un-hae, sebelum berlari pergi meninggalkan Hye-won yang kaget.

Jung-jae memanggil ibu Min-woo, dan memberitahu soal hubungan Hye-won dengan Un-hae. Pertemuan keduanya dilihat oleh Jung-ah yang mulai curiga, namun saat mencari tahu, ia dimarahi sang kakak sehingga rasa penasarannya semakin bertambah.

Malamnya, Min-woo mendapat kabar bahwa Hye-won belum juga pulang. Ia langsung menuyusul ketempat dimana mereka berpisah siangnya. Gadis itu masih berada di tempat Un-hae dan Min-woo dulu pernah berteduh. Min-woo langsung minta maaf kepada gadis itu, dan mengajukan pertanyaan yang tidak diduga-duga : Maukah kau menikah denganku?

22
Hye-won yang telah menunggu di gereja mukanya sumrigah begitu mendengar pintu gereja terbuka, namun yang muncul bukannya Min-woo melainkan orang yang tidak diharapkan sama sekali : Jung-ah. Meski begitu, ia berusaha ramah pada adik mantan tunangannya tersebut.

Dengan tersenyum penuh kemenangan, Jung-ah mengatakan kalau dirinya tidak ingin melewatkan kesempatan hadir, dan mengaku punya kejutan untuk Hye-won yang akan disampaikannya setelah Min-woo tiba. Perasaan Hye-won mulai tidak keruan, ia tahu ada sebuah rahasia yang disembunyikan Jung-ah.

Dirumahnya saat bersiap-siap, Min-woo kedatangan tamu : Jung-jae. Ia sangat terkejut karena tidak menyangka Jung-jae secepat itu mendengar kabar rencana pernikahannya. Jung-jae kembali menekannya dengan mengatakan bahwa satu-satunya alasan Min-woo mendekati Hye-won adalah karena gadis itu memiliki kemiripan sifat dengan mendiang Un-hae, yang jantungnya berada ditubuh Hye-won.

Min-woo membantah ucapan tersebut, ia berusaha meyakinkan Jung-jae kalau cintanya tulus. Sadar cara tersebut tidak berguna untuk menghentikan rivalnya tersebut, Jung-jae mengancam akan memberitahu kebenaran seputar siapa donor jantung Hye-won sebenarnya kalau Min-woo tidak mengurungkan niatnya.

Kali ini Min-woo tidak berkutik, ia terpaksa menuruti Jung-jae, yang langsung menuju ke gereja dimana Hye-won berada. Ia datang tepat pada saat Jung-ah yang tidak sabaran hendak membuka tabir tentang Un-hae, dan berhasil menggagalkan niat adiknya tersebut. Hye-won yang mendengar bahwa Min-woo tidak akan datang kecewa setengah mati, dan langsung berlari pergi.

23
Tidak tega melihat kesedihan Hye-won, Min-woo menarik gadis itu untuk masuk kedalam mobil dan melajukan kendaraan itu secepat mungkin. Adegan itu terlihat oleh Jung-ah, yang langsung mengadu ke sang kakak. Jung-jae hanya bisa tertegun melihat kenekatan Hye-won yang kondisinya lemah.

Melihat wajah Hye-won yang pucat, Min-woo langsung menepikan mobilnya dan meminta gadis itu memakan bekal yang dibawanya. Tidak tega melihat kondisinya, dengan telaten pemuda itu menyuapi Hye-won. Saat terbangun, mereka telah berada di sebuah taman bunga.

Min-woo mengaku kalau dirinya tidak tahu cara apa yang bisa membuat Hye-won tersenyum, namun ia ingat kalau gadis itu selalu bahagia bila melihat bunga. Ucapan Hye-won tentang bunga yang sangat mirip dengan yang pernah dikatakan mendiang Un-hae membuat Min-woo kembali terkejut, ia mengajak gadis itu ke dalam hutan bambu.

Ketika mengantar gadis itu pulang, Min-woo menyebut sebuah perumpamaan tentang jantung Hye-won, namun gadis itu mengatakan kalau ia merasa hatinya telah lama mengenal pria itu dan berjanji untuk selalu berada disampingnya. Sampai saat ini, Hye-won masih menganggap jantungnya dicangkok dari anggota tubuh seorang pria.

Semua itu berubah saat ia masuk kedalam apartemen. Jung-ah yang telah menanti langsung menyambutnya dengan sinis, dan mengatakan kalau cintanya dengan Min-woo sulit terwujud. Tidak hanya itu, ia mengungkap sebuah hal yang tidak pernah diketahui Hye-won : jantung yang selama ini berdegup di tubuh gadis itu adalah milik seorang wanita.

24
Ibu Min-woo tetap ngotot untuk memberitahu asal-usul jantung Hye-won, karena tidak ingin putranya Min-woo selalu hidup dalam bayang-bayang Un-hae. Pria itu akhirnya memilih jalan tengah : ia akan menasehati Min-woo. Saat keluar, Hye-won yang kaget menanyakan hubungan kedua orang itu, yang dijawab ayah Un-hae sebagai saudara jauh.

Setelah itu, giliran Hye-won yang diajak bicara ibu Min-woo, yang dengan terus-terang meminta gadis itu menjauhi putranya karena hubungan cinta mereka sulit dipertahankan. Meski Hye-won berjanji untuk bisa selalu menghibur Min-woo, ibu Min-woo tetap menolak kehadirannya. Kejadian ini membuat hati Hye-won sakit, ia tidak habis pikir mengapa banyak orang yang menghalangi.

Min-woo yang mulai kuatir mulai mencari tahu tentang Hye-won, namun ia malah berpapasan dengan Jung-ah. Gadis itu dengan alasan kebahagiaan Hye-won meminta Min-woo untuk menjauhi mantan tunangan sang kakak, ia mengatakan bukan tidak mungkin kelepasan soal jantung Un-hae. Min-woo mengancam tidak akan mengampuni gadis itu kalau terjadi sesuatu dengan Hye-won.

Dalam kegalauannya, Hye-won mampir kerumah Min-woo untuk mengobrol. Pria itu tentu saja senang campur terkejut oleh kehadiran wanita yang dicintainya tersebut. Ia langsung menyiapkan teh untuk menghibur Hye-won, dan meminta gadis itu menunggu di ruang tamu.

Sambil memegang kalung yang dipakainya, Hye-won masuk kedalam ruang kerja Min-woo dan didalam laci melihat kalung yang biasa dipakai pria itu. Setelah memegangnya beberapa saat, mendadak gadis itu teringat perkataan ayah donor jantungnya yang mengatakan kalau anaknya memiliki kalung yang pasangannya dimiliki oleh sang kekasih.

Dengan gemetar Hye-won mencoba untuk memasukkan kalung yang dipakainya dengan kalung Min-woo, magnet kedua benda tersebut langsung bereaksi dan saling menempel. Apa yang ditakutkannya menjadi kenyataan, terjawab sudah siapa donor jantung Hye-won sesungguhnya, dia adalah mendiang Un-hae. Hye-won langsung pergi meninggalkan rumah tersebut diiringi tatapan bingung Min-woo.

25
Hye-won benar-benar shock ketika mengetahui kalau donor jantungnya adalah Un-hae, kekasih pertama Min-woo. Ia langsung meninggalkan rumah tersebut dengan perasaan hancur, hatinya terasa benar-benar sakit. Ia mulai merasa jantung Un-hae yang menuntunnya hingga bertemu Min-woo.

Langkah kaki menuntunnya ke makam Un-hae, disana ia mencurahkan seluruh isi hatinya pada gundukan tanah yang hening. Ia terus teringat dengan semua kejadian yang membuatnya semakin dekat dengan Min-woo mulai dari awal pertemuan hingga tarian mereka diatas rumput lapangan. Saat berjalan pulang, ia berpapasan dengan ayah Un-hae.

Min-woo yang kuatir mencari Hye-won dirumahnya, namun ia malah bertemu Jang-mi, yang ingin tahu apakah Min-woo mencintai Hye-won secara utuh ataukah karena kemiripan gadis itu dengan Un-hae yang telah meninggal. Gadis itu juga mengingatkan hal tersebut akan menjadi pukulan yang sangat berat bagi Hye-won.

Saat mendatangi kantor Jung-jae, Hye-won mendengar percakapannya dengan Jung-ah yang berniat sekolah diluar negeri bersama Min-woo sehingga keduanya bisa memulai dari awal lagi. Saat berbicara berdua dengan Jung-jae, Hye-won menceritakan kalau dirinya telah tahu tentang jantung Un-hae, sehingga Jung-jae terkejut.

Min-woo berencana untuk memberitahu Hye-won tentang jantung Un-hae, namun saat sedang memandangi kalung, Hye-won mendadak masuk. Min-woo tidak sadar kalau gadis itu telah mengetahui semuanya, dan mulai berpikir bahwa pemikiran semua orang tentang cinta Min-woo benar adanya.

26
Hubungan Jung-ah dan Hye-won yang sempat memanas akhirnya membaik setelah keduanya bertemu. Meski sempat setengah menyindir sahabatnya tersebut yang akan jadi bayang-bayang Un-hae selamanya, Jung-ah mengaku kalau dirinya kalah bersaing dalam memperebutkan cinta Min-woo.

Ucapan tersebut ditanggapi Hye-won dengan wajah sedih, ia sendiri mulai menyadari kalau ketertarikannya terhadap Min-woo bisa jadi disebabkan oleh jantung Un-hae yang berdetak ditubuhnya. Setelah meminta maaf karena telah menyakiti hati Jung bersaudara, Hye-won mengatakan bahwa kini ia tidak yakin lagi bisa bersama Min-woo.

Saat pulang, Jung-ah memberitahu kakaknya bahwa ia baru saja bertemu Hye-won. Gadis itu awalnya berencana untuk memberitahu 'rival'nya tersebut bahwa ia ingin mengajak Min-woo belajar diluar negeri, namun tidak tega melihat kondisi Hye-won yang tidak sehat dan rencana gadis itu berpisah dengan Min-woo. Kali ini, giliran Jung-jae yang terkejut.

Hye-won mulai menggali seberapa banyak kesamaan dirinya dengan Un-hae dengan mengunjungi ayah gadis yang telah meninggal itu. Dari situ ia mengerti bahwa banyak persamaan yang dimilikinya mulai dari wajah yang memerah saat tidak jujur, bunga yang disukai, lagu favorit, sampai kebiasaan menaruh bunga pada teh. Dalam kesempatan itu, Hye-won juga mengembalikan kalung Un-hae.

Min-woo mengutarakan niatnya untuk kembali belajar di luar negeri, yang disambut dengan gembira oleh sang ibu. Namun kegembiraan itu berubah ketika mendengar anaknya berencana mengajak Hye-won bersamanya. Niat tersebut diutarakan saat bertemu Hye-won ditengah hujan deras di lapangan rumput dimana mereka pernah berdansa.

Keduanya melanjutkan obrolan di ruangan vila musim panas yang menjadi kenangan berdua, disana telah disiapkan meja lengkap dengan lilin sehingga suasana menjadi romantis. Siapa sangka, Hye-won malah menyampaikan kabar kalau ia menginginkan hubungan mereka berakhir.

27
Tak lama setelah pertemuan dengan Jung-ah, Hye-won mendapat telepon dari Min-woo, yang ditanggapinya dengan dingin.Ternyata pria itu telah menunggu di restoran di seberang toko Hye-won, dan ia bersikeras untuk tidak pergi sampai gadis itu menemuinya.

Min-woo heran melihat perubahan Hye-won yang tidak bersikap seperti biasanya, namun gadis itu mengatakan bahwa itulah sifat yang sebenarnya yang tidak mirip dengan Un-hae. Belum lepas keterkejutan mendengar nama Un-hae kembali muncul dalam percakapan, Hye-won meminta hubungan mereka diakhiri dan akan lebih baik bila Min-woo pergi jauh dan tidak bertemu lagi dengannya.

Tak lama setelah itu, Jung-jae mengajak Hye-won ke hadapan kedua orang tuanya dan mengutarakan niatnya menikahi gadis itu. Sang ibu yang tidak setuju sangsi apakah Hye-won mampu kembali seperti orang yang dulu dikenalnya, namun gadis itu menyanggupinya dan membuat ibu Jung-jae terharu.

Saat masuk ke ruangan pesta, Min-woo shock melihat Hye-won bersama Jung-jae, ia nyaris tidak percaya Hye-won secepat itu melupakannya. Wajahnya langsung pucat mendengar keduanya akan melangsungkan pernikahan dalam waktu dekat, ditambah lagi Jung-jae menghampiri dan memintanya untuk datang keacara tersebut, yang membuat hatinya semakin teriris-iris.

Saat duduk menyendiri di ruangan vila yang penuh bunga yang dirangkai Hye-won, ia kembali bertemu gadis itu yang kebetulan juga ada disana. Hye-won meminta Min-woo untuk tidak lagi menanyakan perasaan cintanya pada pria itu, karena ia telah berjanji untuk bersama Jung-jae selamanya. Saat keluar, Hye-won telah ditunggu Jung-jae. Dari atas, Min-woo menyaksikan keduanya sambil menitikkan air mata.

Karena kangen, ibu Un-hae menelepon Min-woo untuk menanyakan keadaannya. Ia juga menceritakan satu hal penting, Hye-won telah lama tahu soal jantung Un-hae. Min-woo terhenyak, ia sadar apa yang menyebabkan perubahan sifat gadis itu terhadapnya.

28
Setelah mencoba gaun pengantin, Hye-won diajak minum teh bersama Jung-ah. Gadis ceplas-ceplos itu melihat perubahan raut wajah Hye-won yang muram, dan langsung berujar kalau gadis itu tidak senang menikah dengan Jung-jae. Sadar omongannya menyinggung, Jung-ah langsung minta maaf.

Saat berada dikantor, Min-woo secara tidak sengaja melihat undangan pernikahan Jung-jae dan Hye-won di komputer Dae-poong. Ia tidak berkata apa-apa, dan menelepon ayah Un-hae untuk memberitahu akan rencana keberangkatannya ke Italia. Secara kebetulan, Hye-won juga berniat bertemu pria setengah baya itu untuk memberitahu tentang pernikahannya.

Saat bertemu Jung-ah, Jung-jae menceritakan rencana kepergian Hye-won ke rumah ayah Un-hae. Jung-ah mulai berpikir bahwa pertemuan Hye-won dan Min-woo adalah takdir, namun ucapannya tersebut malah membuatnya dimarahi sang kakak yang mengaku tidak percaya dengan takdir. Padahal, dalam hatinya Jung-jae mulai kuatir.

Begitu tiba di perkebunan, tempat yang pertama dikunjungi Hye-won adalah makam Un-hae. Ditempat sepi itu, ia menyatakan niatnya menikah dengan Jung-jae dan minta supaya bisa melepas Min-woo. Begitu tiba di rumah Un-hae, ternyata tidak ada siapapun disana sehingga ia meninggalkan sepucuk surat. Saat hendak pergi, ia berpapasan dengan ayah Un-hae yang baru tiba.

Mendengar keputusan Hye-won, pria setengah baya itu maklum dan menyebut kalau ternyata antara gadis itu dengan anaknya memiliki perbedaan yang sangat besar. Baginya, Hye-won mau mengorbankan kesenangannya demi orang lain sementara Un-hae pastilah bersikeras mempertahankan apa yang dimilikinya. Hye-won juga diberitahu kalau Min-woo berencana datang, namun gadis itu menolak bertemu dengannya dan pamit pulang.

Hye-won berjalan keluar perkebunan sambil menikmati keindahan tempat itu dan mengenang masa lalu. Mendadak, jantungnya berdegup kencang. Dari arah berlawanan, nampak Min-woo berjalan sambil tertunduk. Sebelum pria itu melihat, Hye-won langsung bersembunyi karena ia tidak ingin berpapasan.

Saat tiba, Min-woo menemukan surat yang ditinggalkan Hye-won dan sadar kalau gadis itu baru saja berada disana. Ayah Un-hae menyarankannya untuk mengejar, namun Min-woo menolak. Pria setengah baya itu menyebut bahwa Min-woo tidak perluberbuat apa-apa selain melepas rindu yang terpendam. Pria itu langsung berubah pikiran, dan berlari mengejar Hye-won yang akan naik bis.

29
Min-woo tidak tahu kalau Hye-won menyaksikan pria itu di kejauhan dari kaca bis, dan menangis tersedu-sedu. Nampaknya, nasib memang tidak berpihak pada cinta mereka. Usai kejadian tersebut, Min-woo mendatangi makam Un-hae untuk mengucapkan selamat tinggal. Ia juga meninggalkan kalung yang menjadi kenangan mereka berdua.

Hari perinikahan akhirnya tiba, Jung-jae bersiap mengenakan jas, namun ucapan Jung-ah mengenai takdir masih terngiang-ngiang dibenaknya. Ia menyempatkan diri untuk menengok Hye-won yang telah mengenakan gaun pengantin, dan mendapati gadis itu muram sebelum mengubah ekspresinya. Sempat keluar, Jung-jae kembali masuk, memeluk Hye-won, dan berjanji akan membahagiakan gadis itu.

Min-woo berpamitan dengan ibunya, dan meminta wanita itu supaya mau bila suatu saat diajaknya pindah ke Italia. Sang ibu meneteskan air mata karena merasa bersalah telah memisahkan anaknya dengan Hye-won, namun Min-woo menenangkan hatinya dan mengatakan bahwa ia senang bisa mengenal gadis sebaik Hye-won meski perkenalan tersebut tidak berlangsung lama.

Saat hendak menuju bandara, mobil yang dikendarai Min-woo berada dibelakang sebuah mobil pengantin. Mendadak muncul keinginannya melihat Hye-won untuk yang terakhir kali, ia meminta Dae-poong yang menyetir untuk membelokkan mobil ke restoran tempat pernikahan akan dilangsungkan. Dae-poong tidak punya pilihan lain selain meluluskan permintaan sahabatnya itu.

Dari belakang sebuah tembok, Min-woo melihat Hye-won saat turun dari mobil pengantin, wajahnya sangat cantik dengan senyum penuh kebahagiaan menyongsong hidup baru. Meski sedih, ia sadar harus melepas gadis itu. Min-woo tidak sadar bahwa saat ia membalikkan badan hendak pergi, jantung Hye-won mendadak berdegup dengan cepat. Buket yang dipegang gadis itu jatuh, ia sadar pertanda apa itu.

Ia dengan panik langsung melihat ke sekeliling, hatinya menjerit memohon bantuan Un-hae untuk bisa melihat Min-woo untuk terakhir kalinya. Akhirnya ia menemukan Min-woo, namun pria itu keburu naik mobil dan tidak melihat kearahnya. Gadis itu berlari mengejar mobil sampai kejalan raya, namun kendaraan itu telah melaju dengan cepat. Karena tidak tahan dengan siksaan tersebut, Hye-won pingsan ditengah jalan raya.

Kali ini akibatnya fatal, Hye-won dilarikan kerumah sakit ditemani Jang-mi, Dae-poong, dan Min-woo yang melihat kejadian tersebut dan bergegas kembali. Ternyata, keduanya pernah bertemu dimasa lalu meski tidak saling mengenal yaitu saat Un-hae kecelakaan dan Hye-won hendak melakukan operasi jantung. Dokter memberikan kabar buruk, Hye-won dinyatakan berada dalam keadaan koma.


30
Kehabisan akal, Jung-jae mencari Min-woo dan meminta pria itu membujuk Hye-won melakukan operasi karena hanya dia satu-satunya yang bisa melunakkan hati gadis itu. Ia tiba dirumah Min-woo tepat pada saat pria itu hendak keluar menjenguk ke rumah sakit.

Malamnya, Jung-jae mengajak Hye-won ke ruangan vila penuh bunga yang dirancang gadis itu dan meninggalkannya dengan alasan ada pekerjaan kantor. Tak lama kemudian, Min-woo masuk disambut dengan tatapan sedih Hye-won. Memainkan bayangan kelinci seperti saat pertama kali bertemu, Min-woo mengatakan kalau dirinya mencintai Hye-won dan memohon supaya gadis itu mau dioperasi. Hye-won setuju, tapi dengan syarat pria itu pergi sejauh-jauhnya dari hadapannya.

Meski hatinya merasa berat, Min-woo menyanggupi permintaan Hye-won dan berangkat ke Italia pada hari gadis itu dioperasi untuk kedua kalinya. Melalui email, Jung-jae memberitahu bahwa Hye-won tidak bisa diselamatkan lagi dan meminta Min-woo untuk bisa menerima kenyataan tersebut.

Tak terasa tiga tahun telah berlalu. Jung-jae dengan pakaian rapi bersiap menerima tamu untuk sebuah pesta pernikahan.......yang ternyata dibuat untuk Jung-ah yang telah menemukan pendamping. Sama seperti sebelumnya, Hye-won kembali terlambat mengantarkan buket bunga pernikahan, ia memasuki ruangan tersebut dengan tergesa-gesa namun raut mukanya ceria.

Gadis itu rupanya telah sukses menjalani operasi dan kini hidup normal. Keesokan harinya, ia dan Jung-jae mengantar Jung-ah dan suaminya ke bandara untuk berbulan madu. Tepat saat mereka berlalu, dari pintu kedatangan muncul Min-woo yang baru kembali dari Italia. Di tempat parkir, Dae-poong yang menjemput sahabatnya tersebut melihat Hye-won sekilas, ia gelagapan namun memutuskan untuk tidak memberitahu Min-woo.

Kabar kedatangan Min-woo sampai ke telinga Jung-jae. Saat hendak menemui bekas rivalnya tersebut, Min-woo sempat melihat Hye-won namun mengira semua itu hanya halusinasi. Di hadapan Jung-jae, ia mengatakan belum bisa melupakan Hye-won dan menanyakan apakah gadis itu bahagia sebelum pergi. Serba salah karena telah berbohong, Jung-jae menganggukkan kepalanya.

Saat makan malam dengan Hye-won, Jung-jae memberitahu soal kedatangan Min-woo kepada Hye-won. Meski terejut, gadis itu menyatakan tidak ingin bertemu dengan pria itu karena kehidupan mereka sudah berbeda sekarang. Ia juga meminta Jung-jae untuk tidak menyalahkan diri, dan mengatakan rela menunggu sampai kapanpun sampai menemukan pria yang bisa membuat jantungnya berdebar lebih kencang lagi.

Siapa sangka harapannya terkabul lebih cepat dari yang diduga. Ketika hujan deras turun, Min-woo melewati tangga alun-alun dimana dirinya pernah berpapasan dengan Hye-won. Disaat sama, Hye-won juga melewati tempat tersebut. Ditengah kerumunan orang berpayung, jantungnya kembali berdebar cepat. Tempat ramai tersebut seolah sepi dan hanya tinggal mereka berdua disana, masing-masing tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Inikah yang dinamakan cinta sejati??
TAMAT

Sumber :
http://wiki.d-addicts.com
http://www.indosiar.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar