Silahkan Mencari!!!

Tampilkan postingan dengan label Korean Drama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Korean Drama. Tampilkan semua postingan

Rabu, 09 Februari 2011

Wedding (Series 2005)



Details
Title: 웨딩 / We-ding
Genre: Drama, Romance, Comedy
Episodes: 18
Broadcast network: KBS2
Broadcast period: 2005-Aug-23 to 2005-Oct-25
Air time: Monday & Tuesday 21:55

Synopsis
Lee Se-na is the only daughter from a wealthy background. Because of her pampered upbringing, she believes that she can get anything she wants if she sets her heart to it. She meets Han Seung-Woo, a self-made diplomat, who is not-so-secretly in love with his childhood friend Yoon-su, currently in Japan with her fiance, Seung-Woo's colleague Jin-Hui. Se-na instantly falls in love with Seung-Woo, who asks her what she thinks the meaning of marriage is. In their subsequent marriage, their values are questioned as Se-na's complete trust in Seung-Woo shatters with the realization of Yoon-su's and Seung-Woo's relationship, and Seung-Woo's happiness in marriage shatters with Se-na's deepening mistrust and her own relationship with Jin-Hui.

Cast
Jang Na Ra as Lee Se Na
Ryu Shi Won as Han Seung Woo
Myung Se Bin as Shin Yoon Su
Lee Hyun Woo as Suh Jin Hui
Choi Woo Je as Jung Min
Tomo as Louie
Gong Hyun Joo as Oh Su Ji
Kim Min Joo as Cha Eun Hee
Kang Suk Woo as Lee Jung Il
Na Young Hee as Sung Hae Lim
Jung Young Sook as Jung Sook Hee
Lee Sae Min as Se-na's brother, studying abroad
Han Seung Joo as Seung Woo's brother
Song Chang Ui
Lee Young Ah
Kim Bo Ra

Production Credits
Director: Jung Hae Ryong
Writer: Oh Soo Yun
Music: Oh Suk Joon

Ep.1
Apakah yang Terpenting dalam Pernikahan ?

Disuatu restauran, untuk pertama kalinya, Han Seung Woo bertemu dengan Lee Se Na. Pertemuan mereka diatur oleh bibinya Seung Woo, sebagai bentuk perjodohan yang dalam tradisi Korea disebut 'seon'. Se Na, adalah anak perempuan dari seorang pengusaha kaya yang sangat dimanjakan. Bagi Se Na, menikah adalah mimpinya, sebagai bagian dari langkah-langkahnya untuk menentukan hidupnya sendiri. Meski manja, Se Na tak menolak pernikahan yang diatur oleh orang tuanya.

Sementara itu Seung Woo, adalah seorang pria sederhana yang sedang menata kariernya di suatu kantor pemerintahan. Meski sangat mencintai seorang gadis, teman masa kecilnya, namun Seung Woo tidak menolak perjodohannya dengan Se Na.

Saat kencan pertama itu, mereka tampak kaku dan salah tingkah. Mereka hanya membicarakan tentang pekerjaan dan keluarga. Bahkan Se Na, lebih banyak membicarakan tentang perhiasan, yang diketahuinya dari buku dan majalah. Diakhir kencan mereka, Seung Woo yang mengaku bahwa ini merupakan perjodohan pertamanya karena itu ia merasa tegang, sempat bertanya kepada Se Na apakah yang terpenting dalam pernikahan ? Pernahkan memikirkan hal itu ?

Seung Woo menceritakan perjodohan dan kencan pertamanya kepada teman-temannya. Salah seorang temannya, Jung Min menyarankan agar Seung Woo menelepon Se Na kembali. "Untuk apa telepon ? Bertemu lagi ?, tanya Seung Woo. "Bertemu kembali akan timbul perasaan. Ada perasaan berarti ada cinta. Jika ada cinta, menikahlah". Meski sudah didesak untuk menelepon kembali, namun Seung Woo tak melakukannya, karena ia telah membuang nomor telepon Se Na.

Pertanyaan Seung Woo itu ternyata membekas dalam pikiran Se Na dan ia pun berusaha mencari jawabannya, namun tak berhasil. Karena itulah dalam pertemuan kedua mereka, Se Na mempertanyakan kembali hal tersebut, namun menurut Seung Woo, ia hanya asal bertanya karena dulu ada yang bertanya tentang hal itu kepadanya.

Saat berjalan kaki menuju rumahnya, Se Na mengatakan bahwa Seung Woo mirip sekali dengan Ketua Kelasnya sewaktu di sekolah dasar. Suka puisi, tidak banyak bicara, polos, jujur dan suka membantu orang lain. "Kamu suka pria itu", tanya Seung Woo. "Tidak, aku tidak menyukainya. Aku juga sudah tidak ingat tampangnya. Orang seperti itu tak suka kepadaku", kata Se Na berkelit.

Ibu Seung Woo datang ke Seoul. Dari ibunyalah, Seung Woo tahu bahwa perjodohan yang diatur bibinya itu dimaksudkan untuk keluar dari kesulitan yang dialaminya. Karena usahanya tidak berjalan baik, sang bibi terlilit hutang dengan jaminan rumah keluarga Seung Woo. Jika perjodohan antara Seung Woo dan Se Na berjalan lancar kemudian menikah, maka rumah mereka bisa dipertahankan. Karena itulah, Ibu Seung Woo memintanya melupakan dan tidak menemui Se Na lagi, jika Seung Woo keberatan dengan perjodohan tersebut.

2 Cinta, Hal Terpenting dalam Pernikahan
Setelah mendengar penjelasan ibunya tentang perjodohan dirinya dengan Se Na, Seung Woo ingin mengakhiri hubungannya. Ia mengajak Se Na untuk bertemu kembali. Dalam pertemuan itu, Se Na mengeluarkan semua kemarahannya karena Seung Woo tidak memenuhi undangannya menghadiri konser. Seung Woo tidak mempedulikan perasaannya. Setidaknya ia menelepon, jika tidak bisa menepati janji. Seung Woo sempat merasa serba salah dan meminta maaf.

Seung Woo mengatakan alasan ia tidak menghadiri konser karena perjodohan mereka "telah diatur" dengan syarat. Rumah keluarga Seung Woo disita oleh Ayah Se Na. Jika hubungan mereka berjalan baik, keluarga Seung Woo tidak perlu melunasi hutang. Awalnya Seung Woo tak ingin membicarakan hal tersebut karena melukai harga dirinya. Ia ingin berpikir tak mau tahu dengan hal itu. Berpura-pura tak tahu lalu menikah.

Bagi Seung Woo yang terpenting dalam pernikahan itu adalah cinta. Karena ia tak mau menggunakan hutang sebagai alasan menikah. Ia pun memutuskan tidak ingin bertemu dengan Se Na lagi dan berharap Se Na bisa menemukan orang yang pantas dicintainya. Se Na yang terkejut dengan pernyataan Seung Woo, tak mampu berkata apa-apa.

Rupanya Se Na, gadis yang keras hati. Ditengah hujan deras ia menyatakan tidak peduli dengan semua itu. Ia menerima Seung Woo apa adanya. Mendengar perkataan Se Na, hati Seung Woo pun luluh dan mengatakan akan mempertimbangkan hubungan mereka.

3 Dua Orang yang Berbeda
Se Na marah kepada orang tuanya, karena mengatur perjodohan dengan syarat pembayaran hutang. Orang tuanya meminta maaf dan mengatakan bukan mereka yang mengajukan syarat tersebut. Mereka tidak mungkin tidak membantu, karena paman Seung Woo adalah kawan lama Ayah Sena.

Se Na adalah gadis yang keras hati. Ketika Seung Woo mengajaknya untuk bertemu kembali, ia mengatakan jika Seung Woo menolaknya, ia tak ingin bertemu. Dalam keadaan sakit flu, Se Na menemui Seung Woo, di toko buku. Seung Woo membelikan Se Na buku puisi, sementara Se Na membeli majalah mode luar negeri, agar Seung Woo bisa melihat perkembangan mode dunia.

Mereka juga berjalan-jalan ke wisata dunia air, dimana Seung Woo sempat bertanya kepada Se Na apakah ia pernah berpacaran. Se Na mengatakan meski pernah berpacaran tetapi tidak sungguh-sungguh karena belum menemukan pria yang cocok. Sebaliknya, Seung Woo tidak pernah berpacaran tetapi mencintai seorang wanita secara diam-diam.
Selama pertemuan tersebut, Se Na membiarkan supirnya menunggu sehingga membuat Seung Woo merasa tidak enak hati. Menurut Seung Woo, ia tidak biasa dilayani orang. Dikatakannya juga, banyak perbedaan diantara mereka yang membuat mereka tidak bisa bersatu. Selain itu, karena Se Na menyukai cerita-cerita yang sedih, menandakan ia bukan orang yang biasa disakiti. Bahkan, tak ada seorang pun yang berani menyakitinya.

Sehabis berjalan-jalan di wisata dunia air, Se Na yang menderita flu terjatuh. Seung Woo mengantarkannya pulang kerumah. Rupanya orang tua Se Na sedang pergi, sehingga Seung Woo mau tak mau menemani Se Na hingga tertidur dan mengurusnya penuh perhatian. Saat akan pulang, Seung Woo bertemu dengan orang tua Se Na. Berbeda dengan Ayah Se Na yang curiga dengan kehadiran Seung Woo dirumah mereka, Ibu Se Na sangat senang Seung Woo mengkhawatirkan anaknya. Menurut Ibu Se Na, seharusnya mereka tidak pulang agar Se Na dan Seung Woo bisa lebih dekat.

Dalam kebimbangan hatinya, Seung Woo teringat akan wanita yang dicintainya. Teman masa kecilnya Yun Si. Namun sayang wanita cantik itu lebih memilih pria lain dan pergi ke Jepang bersamanya. Meski demikian, Seung Woo mengatakan walau sudah terlambat menyatakan perasaannya, ia akan tetap menunggu Yun Si kembali ke Korea.

4 Berdua, Bahagia Selamanya
Menjelang hari pernikahan, Se Na dan Seung Woo semakin sering bertemu. Ketika sedang memesan baju pengantin, Se Na bertanya kemana mereka akan berbulan madu setelah upacara pernikahan nanti. Namun Seung Woo mengatakan kemungkinan mereka sementara waktu tidak akan berbulan madu, karena ia harus berangkat ke Jepang dalam rangka tugas kantor, selama beberapa hari.

Seung Woo menawarkan kepada Se Na, apakah ia ingin turut ke Jepang ? Se Na setuju. Menurutnya, setelah lelah mempersiapkan kebutuhan pernikahan, ia bisa beristirahat di Jepang, sementara Seung Woo bekerja.
Saat sedang di bar Jung-Min, teman-teman Se Na bertanya kepada Seung Woo apa alasannya menikahi Se Na. "Menikah dengan Se Na, segalanya akan lebih baik. Akan merasa bahagia. Menurutku yang terpenting dalam pernikahan adalah perasaan bahagia," jawab Seung Woo. Menurut teman-teman Se Na, Min-ju dan Eun Hee, Seung Woo bukan pria idaman Se Na.

Seung Woo merasa ada sesuatu yang disembunyikan Se Na, setelah Se Na memergokinya sedang berbincang-bincang akrab dengan Yoon-Su. Seung Woo menduga tingkah laku aneh Se Na karena telah mendengar perkataannya. Apalagi setelah kunjungan mereka berdua kerumah Ibu Seung Woo, Se Na tidak pernah lagi mengirimkannya sms.

Keluarga Se Na dan Ibu Seung Woo bertemu kembali. Dua keluarga yang berbeda latar belakang itu, merasakan kekakuan selama pertemuan. Kesalahpahaman terjadi saat menyangkut mas kawin. Keluarga Se Na yang berniat memberikan mas kawin, agar tidak menjadi beban Seung Woo, ditolak oleh Ibu Seung Woo, yang merasa tidak berhak menerima.

Seusai pertemuan, Se Na merasa serba salah terhadap kedua orang tuanya, karena sikap dari Ibu Seung Woo. Menurut orang tua Se Na, mereka sudah cukup berbaik hati menerima segala perbedaan. Dan seharusnya Ibu Seung Woo mengerti hal itu.
Menganggap Yoon-Su sudah seperti anak perempuannya sendiri, Ibu Seung Woo memberikan cincin pernikahannya kepada Yoon-Su, meski ia tahu Se Na pun menginginkan hal itu. "Kau sudah kuanggap seperti anakku sendiri. Kau sudah ingin menikah, tapi aku tak punya apa-apa untuk berikan padamu, maka aku berikan cincin itu," ujar Ibu Seung Woo. Selain itu, karena Seung Woo sangat menyayangi Yoon-Su dan dimasa kecil, Seung Woo sering memakaikan cincin itu kejari Yoon-Su.

5 Saling Cinta dan Terus Terang
Se Na sangat panik ketika ibunya memberi kabar bahwa Seung Woo mengalami kecelakaan di kantornya. Ia merasa tidak bisa lagi bertemu dengan Seung Woo. Karena itu ia melupakan segala permasalahan antara mereka termasuk perasaan cinta Seung Woo kepada wanita lain dan perbedaan yang terdapat diantara mereka. Dirumah sakit, Se Na merasa lega melihat Seung Woo hanya mengalami luka ditangan. Tanpa sengaja ia menangis dan membuat Seung Woo merasa terharu.

Seung Woo mengatakan ia tidak akan membuat Se Na khawatir lagi. Ia pun memberikan cincin pernikahan ibunya untuk dikenakan Se Na. Menurut Seung Woo, ia tidak punya pengalaman dalam berpacaran karena itu ia tidak bermaksud membuat Se Na sedih. Ia meminta satu kesempatan lagi, untuk bisa menikah dengan Se Na. Mendengar hal itu Se Na menyatakan ia tak hanya sekedar ingin menikah dengan Seung Woo. Ia ingin bersama-sama selamanya. Dan jika sesuatu terjadi pada diri Seung Woo, entah itu baik atau buruk, Se Na ingin menjadi orang pertama yang tahu dan orang yang terdekat.

Yoon-Su yang diberitahu oleh Jin-Hui bahwa Seung Woo mengalami kecelakaan, langsung bergegas pergi ke rumah Seung Woo untuk mengantar obat, padahal ia sendiri sedang tidak enak badan. Sempat bersikeras tak ingin ditemani, Yoon-Su akhirnya pergi kerumah Seung Woo dengan diantar Jin-Hui. Namun ia urung menemui Seung Woo saat melihat Se Na bersama dengan teman masa kecilnya itu.

Jin-Hui bertanya kenapa Yoon-Su tidak menemui Seung Woo ? Menurut Yoon-Su, ia tidak ingin terjadi kesalahpahaman. Mengkhawatirkan Seung Woo adalah kebiasaannya sejak dulu, tetapi sekarang Seung Woo bukan bujangan lagi. Jin-Hui meminta agar rasa khawatir Yoon-Su diberikan padanya saja, karena bagi Jin-Hui disaat orang lain menganggapnya buruk, Yoon-Su adalah satu-satunya orang yang menaruh perhatian padanya.

Rasa khawatir ternyata juga terjadi pada Seung Woo, saat mengetahui Yoon-Su deman. Dengan tangan terbalut, ia mengantarkan obat deman kepada Juun Soo. Gadis itu sangat gembira mengetahui Seung Woo sudah rujuk dengan Se Na. Menurut Seung Woo, segala permasalahan antara mereka telah terselesaikan. Ia juga merasa terharu ketika Se Na menangis untuknya. Ketika seseorang menangis untuknya, perasaan nyaman melingkupinya. Tak ada yang lebih baik dan nyaman selain diperhatikan orang.

Itu berarti, ucap Yoon-Su, gadis itu sangat menyukai Seung Woo. Dan ia juga menyukai Se Na karena sangat baik dengannya. Sudah seharusnya, kata Seung Woo. Karena yang bersalah adalah dirinya, yang tidak terus terang kepada Se Na tentang perasaan cintanya kepada Yoon-Su.

Upacara pernikahan tiba. Yoon-Su yang menjadi pendekor bunga di acara pernikahan Seung Woo dan Se Na mengenalkan Jin-Hui kepada pasangan pengantin baru itu. Kekagetan terpancar dari wajah Jin-Hui dan Se Na, saat mereka berdua berkenalan. Namun mereka berusaha tampak normal. Yoon-Su sempat bertanya kepada Jin-Hui, kenapa ia tampak kaget saat bertemu Se Na, apakah mengkhawatirkan Seung Woo.

Di Jepang, Se Na merasa bahagia karena Seung Woo sangat memperhatikannya. Keceriaan Se Na tak berlangsung lama. Jin-Hui datang menemuinya. Rupanya mereka saling mengenal, saat berada di Inggris. Jin-Hui meminta kepada Se Na untuk bersikap seolah mereka tidak saling mengenal, karena ia tak ingin Yoon-Su berprasangka buruk kepadanya. Sementara itu, Seung Woo dan Yoon-Su yang menunggu pasangan mereka di hotel, kaget ketika Se Na pingsan.

6 Menumbuhkan Perasaan Cinta
Sepulang dari Jepang, Se Na dan Seung Woo bermaksud akan makan malam dirumah orang tuanya Se Na. Namun hanya Se Na yang datang, karena Seung Woo harus segera pulang kerumahnya di kampung, karena Ibunya tiba-tiba jatuh sakit. Meski sedikit kecewa, orang tua Se Na, yang sudah banyak menyiapkan makanan, dapat memaklumi keadaan itu dan berharap besannya dapat segera sembuh.

Sementara itu Yoon-Su yang mempunyai acara untuk bertemu dengan keluarga Jin Hui, saat ditelepon ditelepon Jin Hui sedang berada dirumah Seung Woo di kampung. Yoon-Su meminta maaf dia akan datang terlambat karena harus merawat gurunya yang sakit, sementara Seung Woo belum datang. Rupanya Jin Hui tidak dapat menerima alasan itu dan membatalkan acaranya. Tiba dirumah ibunya, Seung Woo sedikit kaget karena Yoon-Su sudah ada dirumahnya. Menurut Yoon-Su, ia dihubungi gurunya, yang sudah mengganggapnya anak sendiri, karena menduga Seung Woo masih berada di Jepang.

Karena tidak memiliki kunci rumah, Se Na nekat pergi kerumah Ibu Seung Woo di kampung. Ia sangat kaget ketika menemui Seung Woo dan Yoon-Su sedang mencuci pakaian sambil bersenda gurau. Se Na tak menyangka akan menemui Yoon-Su dirumah mertuanya. Melihat menantunya datang, Ibu Seung Woo meminta maaaf karena membuat Se Na khawatir dan repot. Apa lagi ia tidak mempersiapkan apa-apa.

Saat diajak jalan-jalan oleh Seung Woo, ketempat kesukaannya dan Yoon-Su semasa kecil, Se Na mengungkapkan kekecewaannya kenapa Yoon-Su ada dirumah mertuanya. Ia juga menjelaskan kekecewaan orang tuanya karena Seung Woo tidak datang dan menelepon mereka. Menurut Seung Woo, jika ia tahu Yoon-Su akan datang, ia tak akan mengijinkannya. Dan mengapa ia tak menelepon mertuanya dan Se Na, karena ia merasa bersalah.

Se Na juga mengatakan terkadang ia merasa bukan seperti orang yang paling dekat dengan Seung Woo. Dan itu dimaklumi suaminya. Dikatakan Seung Woo, hal itu terjadi karena mereka baru tiga bulan berkenalan dan langsung menikah. Belum saling memahami dan masih merasa asing satu sama lain. Seung Woo meminta agar perasaan saling dekat dan menyukai itu dibiarkan tumbuh secara alami dan pelan-pelan.

Mendengar perkataan Seung dan terpengaruh suasana yang syahdu, Se Na tiba-tiba mencium Seung Woo. Namun ketika Seung Woo membalas perlakuan mesra istrinya, Se Na tiba-tiba meminta maaf dan berkata bahwa perbuatan itu reflek dilakukannya. Ia menyatakan sebenarnya dirinya bukan perempuan "gampangan".

Sesampainya dirumah, Yoon-Su mendapati Ji n Hui sudah berada dirumahnya. Juun Soo meminta maaf karena acara perkenalan dengan keluarga Jin Hui, tidak dapat terlaksana. Saat mengajaknya berdansa, Jin Hui menyatakan mereka sebaiknya berpisah. Meski kaget, Yoon-Su menerima keputusan itu dan menyatakan ia sudah menduga akan tiba hari perpisahan mereka.

7 Ungkapkanlah Isi Hati
Yoon Su berusaha menutupi kesedihan hatinya akibat pemutusan sepihak dari Jin Hui, dengan mendatangi kafe milik Jung Min. Kepada Jung-Min dan Hyun-joo, Yoon Su mengungkapkan perasaan kesepiannya setelah Seung Woo menikah dengan Se Na. Dulu, jika merasa kesepian dan bosan, ia akan mencari Seung Woo, kini sudah tak mungkin karena khawatir Se Na akan cemburu. Yoon Su meminta teman-temannya untuk membantunya jika ada masalah. Disisi lain, Jin Hui juga merasakan kesedihan karena harus berpisah dengan Yoon Su.

Kepada Se Na, Seung Woo menyampaikan pesan yang diberikan ibunya, Sook-Hee. Jung Sook-Hee mengatakan sekarang ini Se Na adalah orang yang paling penting bagi Seung Woo. Tak peduli keadaan dan masalah apapun, mereka harus selalu bersama. Masalah apapun, jangan disimpan dalam hati, harus dibicarakan bersama.

Se Na bertanya kepada ibunya, Sung Hae-Lim, apakah dulu sebelum menikah dengan ayahnya pernah menemui pria lain ? Meski mengatakan pernah dan tidak pernah memberitahu suaminya, Ibu Se Na tetap kaget ketika Se Na mengatakan sebelum menikah ia pernah dekat dengan seorang pria. Sementara itu, Ayah Se Na, Lee Jung-Il, kepada menantunya mengatakan bahwa Se Na belum pernah "dekat" dengan pria lain. Anaknya sangat polos dan ketika akan mengatakan hal-hal baik lainnya dari Se Na, perkataannya dipotong sang Ibu yang mengatakan hal itu bukan sesuatu yang penting dibicarakan.

Saat mengungkapkan kekhawatirannya, kalau suatu saat hubungannya dengan Jin Hui yang telah berlalu, terungkap dan Seung Woo akan marah, Se Na malah diingatkan teman-temannya bahwa sebelum menikah pun, Seung Woo pernah berhubungan dengan wanita lain. Seung Woo bahkah belum pernah mengatakan siapa perempuan yang dicintainya, jadi untuk apa Se Na berterus terang ?

Demi membahagiakan suaminya, Se Na meminta Yoon Su untuk mengajarinya membuat sup ciang. Meski kaget dengan permintaan Se Na, Yoon Su mau juga mengajari Se Na. Ketika melihat tangan Yoon Su tak mengenakan cincin (pemberian Jin Hui) yang pernah dikaguminya, Se Na bertanya kenapa, jika cincin itu miliknya akan dikenakannya setiap hari. Mendengar hal itu, Yoon Su tersenyum sambil memandang cincin pemberian ibu mertua Se Na. Menurut Yoon Su, sebenarnya ia sangat menyukai cincin itu dan karena telah diberikan kepada Se Na, ia tidak berhak untuk mencobanya sekalipun.

Se Na bertanya perempuan seperti apa yang disukai Seung Woo. Karena demi orang itu, Seung Woo belum bisa menyukai dirinya. Dan sejak pulang dari Jepang, belum sekalipun Seung Woo makan malam dengan dan selalu pulang larut malam. Tetapi tak apa, karena bisa menikah dengan Seung Woo sungguh merupakan kebahagiaannya. Meski kaget dengan pertanyaan Se Na, Yoon Su mengatakan Seung Woo adalah orang baik dan tak akan membuat Se Na menderita. Yoon Su juga kagum dengan keberanian Se Na mengeluarkan isi hatinya. Tidak seperti dirinya yang selalu memendam semua dalam hati.

Bermaksud mengembalikan barang-barang pemberian Jin Hui, Yoon Su mendatangi apartemen mantan kekasihnya itu. Ia kaget ketika melihat Jin Hui tengah menggandeng seorang wanita. Kepada Jin Hui, ia mengatakan tak pantas menyimpan barang-barang pemberiannya pria itu sehingga harus dikembalikan. Ia juga mengucapkan terima kasih karena Jin Hui telah memberinya banyak kebahagiaan. Jin Hui pun mengucapkan hal yang sama dan berharap Yoon Su baik-baik saja.

Kecewa karena Seung Woo kembali lembur dikantornya, sementara ia sudah memasak sup ciang, Se Na pergi ke kafe Chen Ming dan minum-minum hingga mabuk. Ia bahkan tak peduli ketika Seung Woo mengajaknya pulang. Dalam perjalanan pulang, sambil menangis Se Na mengungkapkan kekecewaannya. Ia merasa terlalu menyiksa diri, sering sakit hati dan merasa bersalah, namun Seung Woo tidak mengerti dirinya. Meski ia tahu Seung Woo menyukai wanita lain, namun yang paling ditakutinya adalah jika suaminya tak menyukai dirinya. Namun hal itu dibantah Seung Woo. Ia bertanya kepada Se Na, siapa yang mengatakan ia tak menyukai istrinya ?

Sementara itu, Yoon Su yang tiba-tiba mempunyai keberanian untuk mengungkapkan isi hatinya, kembali mendatangi apartamen Jin Hui. Meski tak mampu menahan tangis, Yoon Su mengatakan Jin Hui sebagai pria yang jahat. Ia mengakui memang menyukai Seung Woo dari dulu, namun karena bertemu dengan Jin Hui, ia merasa telah mendapatkan orang yang dicintainya. Meski selamanya Seung Woo orang yang penting baginya, namun hanya Jin Huilah pria yang sangat disukai dan dicintainya.

Terpana mendengar pengakuan Yoon Su, Jin Hui pun mengungkapkan perasaan hatinya. Ia berterus terang bahwa keputusannya untuk berpisah karena ia merasa cemburu dan marah. Saat ia mengatakan hal itu dan Yoon Su tak menolak keputusan itu, hatinya terasa sakit. Saat ini, ia tak peduli apakah Yoon Su mengkhawatirkan atau menyukai Seung Woo, yang penting ia mengetahuinya. Jin Hui mengatakan bahwa ia cinta kepada Yoon Su.

7b
Melihat Seung-woo muncul dengan tangan dibalut, Se-na tidak mampu menahan tangis dan sadar kalau dirinya tidak bisa hidup tanpa pria itu. Tetap dengan perawakan tenang, Seung-woo menyerahkan cincin milik sang ibu dan mengenakannya di jari manis Se-na sambil meminta kesempatan lagi.

Yoon-su yang mengalami demam mendengar berita tentang kecelakaan yang dialami Seung-woo dan karena tahu betul tabiat sang sahabat dekat, langsung menuju ke apartemen Seung-woo sambil membawa kotak P3K. Namun ia langsung menyelinap ke balik semak-semak saat melihat pria itu bersama Se-na, dan tahu diri kalau Seung-woo sudah dirawat dengan baik.

Ketika sampai di rumah, batuk Yoon-su makin parah dan saat berusaha menghubungi Jin-kui, telepon pria itu tidak diangkat. Sempat ragu-ragu, ia memutuskan untuk menelepon Seung-woo, yang langsung melesat ke rumah gadis itu untuk membawakan obat.

Memulai hari-hari penuh kegembiraan, Se-na mengatakan tidak keberatan mengundang wanita yang disebut merupakan cinta pertama Seung-woo ke pesta pada Yoon-su, yang langsung membuat wajah wanita itu berubah. Di tempat lain, Seung-woo menjemput sang ibu di stasiun kereta.

Tidak bertemu selama seminggu demi persiapan pernikahan, keduanya saling tersenyum saat bertukar pesan singkat lewat ponsel masing-masing. Dan tanpa terasa, momen pernikahan yang telah ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga.

Maju ke depan altar terlebih dahulu, Seung-woo tersenyum tipis saat Se-na muncul dengan pakaian pengantin yang sangat indah dan langsung menggenggam tangan gadis itu dengan lembut. Dari bangku penonton, orang tua masing-masing mempelai menunjukkan reaksi beragam.

Menjelang usainya pesta, Jin-kui baru muncul dan langsung mengajak Yoon-su pergi dengan terburu-buru. Keruan saja, gadis itu menolak dan meminta sang tunangan berkenalan lebih dulu dengan Se-na. Begitu keduanya saling bertemu, baik wajah Se-na maupun Jin-kui langsung berubah.

Gara-gara pertemuan itu, Se-na jadi salah-tingkah sepanjang perjalanan dan saat tiba di tempat bulan madunya bersama Seung-woo di Jepang. Dengan hati-hati, ia menanyakan apakah Jin-kui adalah tunangan Yoon-su, yang langsung diiyakan.

Suasana hati Se-na makin tidak keruan saat tahu Jin-kui ternyata juga ada di Jepang untuk urusan yang sama dengan Seung-woo : pekerjaan. Rupanya lewat pembicaraan dengan sang sahabat, baru ketahuan bahwa di masa lalu Se-na dan Jin-kui ternyata sempat menjalani hubungan asmara yang sangat singkat.

Di tengah kegalauan hatinya, Se-na sendiri sempat berpikir untuk menceritakan semuanya pada Seung-woo (yang mengira Se-na sebagai gadis polos) namun langsung dicegah oleh sang sahabat. Sementara itu, di Jepang Seung-woo sibuk dengan pekerjaannya sebagai diplomat.

8
Yoon Su mengakui memang menyukai Seung Woo, namun ia lebih mencintai Jin Hui, ia merasa telah mendapatkan orang yang dicintainya. Meski selamanya Seung Woo orang yang penting baginya, namun hanya Jin Huilah, pria yang sangat dicintainya.

Jin Hui pun mengatakan bahwa keputusannya untuk berpisah karena ia merasa cemburu dan marah. Saat ia mengatakan hal itu dan Yoon Su tak menolak keputusan itu, hatinya terasa sakit. Saat ini, ia tak peduli apakah Yoon Su mengkhawatirkan atau menyukai Seung Woo, yang penting ia telah mengetahui Yoon Su mencintainya.

Seung Woo dan Jin Hui, yang kebetulan bekerja ditempat yang sama, Departemen Luar negeri, hampir saja melupakan agenda pertemuan pimpinan mereka dengan tamu dari Cina. Jin Hui bertanya apakah Seung Woo punya masalah hingga lupa dengan agenda pemimpin mereka.

Ia menyarankan Seung Woo untuk berjalan-jalan bersama Se Na agar rileks. Karena, jika sudah tua tidak bisa bersenang-senang, hanya pada saat berpacaran saja. Seung Woo tersentak mendengar ucapan Jin Hui. Dikatakannya, hal tersebut pernah dinyatakan Se Na. Menurutnya, Jin Hui dan Se Na, agak mirip. Untuk menepis rasa curiga, Jin Hui mengatakan ia salah bicara.
Yoon Su dan Jin Hui berjalan-jalan ke kebun binatang. Saat itu, Jin Hui berterus terang kepada Yoon Su, saat ia masih kecil jarang melihat ibunya tertawa. Mungkin karena ia nakal. Karena itu, ia berjanji akan selalu membuat Yoon Su bahagia dan tertawa. Menanggapi pernyataan Jin Hui, Yoon Su mengatakan ia tak akan melepaskan Jin Hui, karena ia sangat menyukainya.

Ketika berbelanja di pasar, Yoon Su tak sengaja bertemu dengan Seung Woo. Yoon Su menegur pria itu kenapa belakangan ini jarang menelepon ibunya, yang sudah pasti rindu padanya. Menurut Seung Woo, sejak pulang dari Jepang, ia sangat sibuk. Lagipula ia tak perlu khawatir, karena yakin Yoon Su sudah menelepon ibunya. Apalagi Yoon Su sangat memperhatikan ibunya, yang juga telah menganggap Yoon Su sebagai anak.

Meski menerima alasan Seung Woo, Yoon Su tetap mengingatkan Seung Woo untuk menelepon ibunya, apalagi sekarang ini kesehatan beliau sedang menurun dan tidak ada yang menjaganya. Saat mereka berfoto dengan kamera handphone masing-masing, Yoon Su menawarkan rencana agar mereka berempat (Yoon Su, Jin Hui, Seung Woo dan Se Na) pergi rekreasi bersama, untuk saling mendekatkan diri. Seung Woo setuju dengan rencana itu.

8b
Gelisah sepanjang hari, kegugupan Se-na makin menjadi saat Seung-woo pulang dari pekerjaannya. Gadis itu sempat mempertimbangkan untuk menceritakan semua kepada sang suami, namun ragu-ragu saat mengingat pembicaraan dengan salah satu sahabatnya.

Mengira sang istri gugup karena itu malam pertama mereka, Seung-woo tersenyum tipis dan mengganti pakaiannya dengan piyama yang warnanya senada dengan yang dipakai Se-na. Setelah mendengar permainan piano, kedua pasangan muda itu kembali bercengkrama.

Kepada Se-na, Seung-woo mengucapkan tiga permintaan yang salah satunya adalah harapan pria itu terhadap pernikahan mereka, yang dibalas ucapan yang sama oleh Se-na. Semakin panik mendekati saat-saat bersama, Se-na berpura-pura tidur. Seung-woo yang tidak ingin mengganggu sang istri yang dikiranya terlelap akhirnya memilih untuk tidur di sofa.

Ketika terbangun keesokan paginya, Se-na keheranan melihat Seung-woo telah tidak ada di kamar. Langsung melangkahkan kaki ke ruang tamu, ia mendapati sang suami telah menyiapkan sarapan. Keruan saja, rasa bersalahnya makin menjadi-jadi dan ingin segera menuturkan apa yang telah rapat-rapat disimpannya saat ini.

Mendengar suara derap kaki di luar, Se-na dengan gembira langsung menebak kalau orang itu adalah Seung-woo. Siapa sangka, yang muncul didepan pintu justru adalah Jin-hee. Pada saat yang bersamaan, Seung-woo yang pulang lebih cepat tersenyum sambil menekan lantai dimana kamarnya dan Se-na berada.

Rupanya, Jin-hee sengaja datang karena tahu Seung-woo tidak ada di tempat. Keruan saja Se-na langsung serba salah menghadapi pria itu, namun ia tidak bisa menolak saat diajak keluar untuk bermain golf. Ketika tiba, Seung-woo mendapati kamar telah kosong.

Dari pembicaraan keduanya saat bermain golf yang dilanjutkan dengan jalan-jalan, akhirnya terungkap kalau Jin-hee dan Se-na pernah menjalin cinta kilat saat sama-sama berada di luar negeri. Namun saat kembali ke Korea, Se-na rupanya sadar bahwa hal itu hanya sementara dan menolak untuk bertemu pria itu lagi.

Jin-hee sendiri rupanya sengaja menghindari Se-na setelah melihat gadis itu ternyata adalah mempelai Seung-woo. Sama-sama mencintai pasangan mereka saat ini, keduanya berjanji untuk menghilangkan atmosfer canggung saat kembali bertemu bersama Seung-woo dan Yoon-su.

Ketika kembali, Se-na panik saat dirinya tertangkap basah oleh Seung-woo dan Yoon-su sehingga mengambil keputusan nekat : pura-pura pingsan. Melihat Seung-woo begitu telaten merawatnya, gadis itu langsung memeluk sang suami dan berjanji akan membahagiakannya. Melupakan kepura-puraannya, Se-na mengajak Seung-woo berkeliling demi mengukir kenangan indah bersama.

9
Kepada Se-na, Seung-woo berjanji bakal membahagiakannya dan meminta supaya sang istri tidak lagi menangis dihadapannya karena senyum dan keceriaan adalah dua hal yang paling pas untuk wanita itu. Sambil tersipu-sipu, Se-na ternyata juga meminta hal yang sama terhadap Seung-woo.

Keakraban keduanya berlanjut di kamar hotel, dengan malu-malu Seung-woo menuntun Se-na berdansa. Di tempat lain, Jin-hee yang memendam perasaan bersalah merasa kalau dirinya bakal kehilangan Yoon-su dan meminta supaya gadis itu mengurangi frekuensi pertemuannya dengan Seung-woo.

Kejadian lucu akhirnya terjadi ketika Seung-woo dan Se-na hendak menempuh malam pertama mereka. Sama-sama gugup dengan alasan berbeda, Se-na secara refleks mendorong tubuh Seung-woo saat sang suami hendak menciumnya. Bisa ditebak, momen yang seharusnya dijalani dengan indah tersebut langsung berantakan.

Sepanjang perjalanan pulang, Se-na terus-terusan salah tingkah terutama bila Seung-woo tidak sengaja menyentuhnya. Begitu tiba di bandara, keduanya langsung 'diculik' oleh sahabat masing-masing untuk diinterogasi soal malam pertama. Berbeda dengan Seung-woo yang tenang, Se-na tampil lebih ekspresif menjelaskan ketakutannya.

Bisa dibayangkan, bagaimana jadinya setelah Se-na resmi pindah ke apartemen Seung-woo. Masih diliputi oleh perasaan bersalah karena berbohong tentang masa lalunya, wanita itu kebingungan bagaimana bakal menempuh hidup bersama. Paginya, kebersamaan Seung-woo dan Se-na terhenti oleh bunyi telepon.

Rupanya yang menelepon adalah Yoon-su, yang mengabarkan kalau ibu Seung-woo jatuh sakit. Keruan saja, pria itu langsung berlari secepat kilat kembali ke rumah sang ibu. Bagi Yoon-su kehadirannya disana ternyata menjadi masalah : Jin-hee yang berencana mengajak wanita itu kepada orang tuanya kecewa karena merasa dinomorduakan.

Terdampar di rumah orang tuanya, Se-na terus menunggu telepon dari Seung-woo namun sia-sia. Apalagi saat hendak kembali ke apartemen, ia baru sadar kalau Seung-woo belum pernah memberinya kunci. Akhirnya, wanita itu memutuskan untuk menyusul ke desa sambil membawa sejumlah makanan dan obat untuk sang ibu mertua.

Sayang meski terus berusaha dihubungi, namun Seung-woo tidak mengangkat ponselnya. Begitu tiba, Se-na cuma bisa cemberut melihat sang suami (yang sedang mencuci pakaian dengan cara diinjak) terlihat begitu dekat dengan Yoon-su.

Demi meredam kemarahan sang istri, setelah Yoon-su pulang Seung-woo mengajak Se-na ke puncak sebuah bukit dimana keduanya bisa melihat bintang-bintang di langit. Bisa ditebak, Se-na langsung kembali ceria meski sempat sedikit tersentak saat diberitahu tempat tersebut direkomendasikan Yoon-su.

Ditambah ucapan Seung-woo yang begitu lembut, Se-na akhirnya tidak tahan lagi. Setelah mencium Seung-woo, ia berniat membeberkan kalau alasan dibalik sejumlah penolakannya adalah karena merasa bersalah terhadap sang suami. Di tempat lain, Yoon-su yang baru saja kembali mendapat 'kejutan' dari Jin-hee.

10
Dengan suara terbata-bata, Se-na akhirnya mengaku kalau Seung-woo bukanlah pria pertama yang mengisi hatinya, yang keruan saja membuat pria itu tertegun. Pada saat yang sama, Jin-hee juga memberi kejutan pada Yoon-su yaitu mengakhiri hubungan asmara mereka yang telah terjalin lama.

Meski berusaha terbuka sepenuhnya, pengakuan Se-na tak urung membuat Seung-woo sedikit terpukul, ditambah lagi ucapan sang ibu yang memberi nasehat berharga bagi pemuda itu tentang bagaimana menjaga pernikahan supaya langgeng. Seung-woo sendiri sempat berniat untuk menelepon Yoon-su untuk menceritakan semuanya, namun mengurungkan niatnya setelah mengingat janji yang telah diucapkan.

Tanpa tahu apa yang terjadi pada Yoon-su, Seung-woo akhirnya memutuskan kembali ke kamar tepat pada saat Se-na sedang diam-diam menelepon sahabatnya. Meski mengaku sudah tidak memikirkan pengakuan sang istri, bahasa tubuh Seung-woo tidak bisa berbohong dan membuat Se-na semakin serba salah.

Sedih karena pengakuannya ternyata malah jadi bumerang, wajah Se-na terlihat murung ketika berada di rumah orang tuanya namun tidak disadari ibunya yang sibuk mencocokkan pakaian dalam yang hendak diberikan pada sang putri. Ucapan Se-na tentang pria lain keruan saja membuat sang ibu, namun obrolan mereka terputus oleh kemunculan sang ayah.

Rencana Seung-woo dan Se-na untuk membangun keluarga yang harmonis semakin terancam karena sikap keduanya yang merasa serba salah, dan dengan wajah sedih Se-na akhirnya menyebut akan lebih baik bila keduanya tidur di ranjang yang terpisah. Sempat terlihat ragu-ragu, Seung-woo akhirnya mengiyakan.

Walaupun tahu jalan yang dilalui bakal sulit, Se-na tetap berusaha menjadi istri yang baik. Selain sibuk bekerja, ia juga rela berlari pulang demi mempersiapkan makan malam bagi sang suami. Sayang meski telah lama ditunggu, Seung-woo yang sibuk rapat ternyata tidak pulang-pulang.

Saat hendak kembali ke rumah, Seung-woo secara tidak sengaja melihat mobil yang dikendarai Jin-hee bersama seorang wanita melintas. Sadar ada sesuatu yang tidak beres, ia menyempatkan diri mampir ke toko Yoon-su dan mengajak wanita itu untuk menikmati mie bersama.

Ucapan Seung-woo yang bernada menjurus keruan saja membuat Yoon-su kaget, namun ia tetap berusaha tenang seolah tidak terjadi apa-apa antara dirinya dengan Jin-hee. Ketika sampai dirumah, Seung-woo menatap dengan penuh arti saat Se-na tertidur di sofa dan tanpa banyak bicara, langsung membopong gadis itu ke kamar mereka.

Paginya saat bangun, hati Se-na begitu gembira saat tahu Seung-woo membawakan bunga untuknya namun berubah cemberut saat tahu bunga tersebut berasal dari Yoon-su. Ditambah lagi, sang suami ternyata berencana pergi ke Busan dalam rangka pekerjaan. Meski hatinya sedih, Se-na mengantar kepergian Seung-woo dan menyebut bakal menunggu pria itu pulang.

11
Demi membuat Seung-woo, yang bakal pulang, senang, Se-na nekat mempersiapkan masakan kesukaan sang suami tapi ada satu masalah : ia tidak tahu cara membuatnya. Dengan wajah ceria, ia mendatangi tempat Yoon-su dan minta diajarkan.

Dari acara memasak, hubungan keduanya semakin akrab. Dari penuturan jujur Se-na, Yoon-su akhirnya tahu kalau ada sedikit masalah dalam rumah tangga wanita itu namun ia mampu membesarkan hati istri sahabat baiknya tersebut. Namun, Yoon-su sempat gelagapan saat ditanya cincin tunangannya dengan Jin-hee yang sudah tidak dipakai lagi.

Namun untuk kesekian kalinya, Se-na kembali dibuat kecewa ketika Seung-woo menelepon dan menyebut dirinya sibuk sehingga kemungkinan besar bakal pulang terlambat. Dengan marah ia menutup telepon, sehingga Seung-woo yang kuatir langsung bergegas pulang.

Begitu sampai dirumah, Seung-woo mendapati rumah berada dalam keadaan kosong dan sup yang dibuat Se-na sudah dibuang. Berkat telepon dari sahabatnya, pria itu akhirnya mendapati istrinya sedang mabuk-mabukan. Dengan tegas, Seung-woo menarik tangan Se-na keluar dan setelah bertengkar, ia mencium sang istri yang hanya bisa terbengong-bengong.

Di tempat lain, Yoon-su yang mendapati Jin-hee bersama wanita lain akhirnya tidak bisa menahan kemarahannya. Ia langsung kembali ke apartemen pria itu, menamparnya, dan memberi pengakuan kalau selama ini dirinya mencintai Seung-woo. Siapa sangka, Jin-hee yang sudah lama tahu akan hal itu malah meminta supaya keduanya berbaikan.

Langsung sadar setelah dicium Seung-woo, Se-na mendadak muntah-muntah akibat terlalu banyak minum. Dengan penuh kesabaran, Seung-woo membopongnya pulang, menggantikan baju sang istri, dan membawanya ke tempat tidur. Paginya saat terbangun, Se-na terkejut mendapati sang suami tidur disebelahnya.

Dibuatkan sarapan oleh Seung-woo, Se-na hanya bisa terdiam ketika diingatkan oleh suaminya untuk tidak bertindak kekanak-kanakan lagi atau mabuk. Berseri-seri mendapati dirinya masih diperhatikan, Se-na meminta supaya Seung-woo bisa kembali ke sosoknya yang semula : pria dengan kata-kata halus.

Belajar dari kegagalan sebelumnya, Yoon-su memutuskan untuk tidak lagi memendam perasaannya terhadap orang lain khususnya pada Jin-hee, yang juga mulai berubah dan menunjukkan sisinya yang lain. Kepada sang kekasih saat berada di kebun binatang, Yoon-su menyebut tidak akan melepaskan cinta Jin-hee.

12
Hidup Se-na terasa lebih ceria setelah berbaikan dengan Seung-woo, dengan gaya yang kocak ia terus berada di sisi sang suami saat Seung-woo bekerja hingga larut malam. Setelah semua selesai, keduanya bersiap untuk tidur, dan Se-na menuturkan keinginannya membangun keluarga harmonis bersama pria itu.

Namun ketika diajak bermesraan, kembali Se-na menolak dan sempat terguling dari ranjang. Ketika ditanya soal alasan penolakannya, wanita itu tidak mau sang suami mengetahui dirinya masih merasa bersalah dan menyebut hal itu disebabkan karena ia masih mengira Seung-woo memikirkan wanita cinta pertamanya.

Ketika bertemu para sahabatnya, sempat muncul dugaan kalau wanita itu adalah Yoon-su namun kecurigaan itu ditepis Se-na. Saat malam tiba, wanita itu kaget melihat hujan turun dan teringat akan ucapan Seung-woo. Dengan membawa payung, ia langsung menyongsong sang suami yang baru turun dari bis. Bisa ditebak, Seung-woo cuma bisa tersenyum geli melihat kejenakaan Se-na.

Meski percaya pada Seung-woo, diam-diam Se-na yang masih penasaran terus berusaha mencari siapa wanita yang pernah mengisi hati sang suami namun yang didapatinya adalah sejumlah foto dimana Yoon-su ada didalamnya. Kebetulan, rasa kesepian gadis itu sedikit terhibur ketika kedua orang tuanya berkunjung.

Dasar apes, pada saat yang nyaris bersamaan ibu Seung-woo muncul bersama Yoon-su. Keruan saja Se-na merasa serba salah apalagi ia terlanjur berjanji untuk mengajak Seung-woo makan bersama kedua orang tuanya, ia bahkan sempat meminta sang suami untuk lebih memprioritaskan ibunya dibanding hadir di acara makan siang.

Sudah tentu hal itu tidak dituruti Seung-woo, yang belakangan menegur Se-na karena bersikap tidak sopan didepan kedua orang tuanya. Padahal, wanita itu hanya bermaksud untuk jadi menantu yang baik. Dengan mata berkaca-kaca, Se-na menyaksikan betapa akrabnya Seung-woo, sang ibu dan Yoon-su saat bertemu dan merasa sedikit terpinggirkan.

Keruan saja, kekecewaan Se-na kembali memuncak dan akhirnya semua ditumpahkan pada Seung-woo dalam perjalanan pulang, ia merasa secara tidak langsung dibanding-bandingkan dengan Yoon-su. Bahkan, sang suami tidak mencegah saat ia menyebut hendak berjalan-jalan lebih dulu untuk menenangkan pikiran.

Se-na tidak tahu kalau belakangan Seung-woo berubah pikiran dan menyusulnya, namun wanita itu sudah menghilang. Terus menunggu hingga larut malam, pria itu terkejut saat Se-na tiba-tiba masuk ke kamar dan memeluknya sambil menyatakan betapa ia mencintai Seung-woo.

13
Bangun dengan perasaan tersipu-sipu, hati Se-na makin tersentuh saat Seung-woo muncul dihadapannya dengan seikat bunga berwarna kesukaannya. Tanpa terasa air matanya menitik, apalagi belakangan sang suami mengucapkan terima kasih karena telah memberi kebahagiaan.

Mengantarkan Seung-woo bekerja bahkan memeluknya didepan umum, hati Se-na diam-diam merasa hancur meski ucapan sang suami telah menentramkannya. Hal itu tidak lain karena sejumlah hal yang ditemukan di kamar pria itu, salah satunya foto Seung-woo bersama Yoon-su yang dibagian belakangnya terdapat puisi kesukaan Seung-woo.

Di tempat lain, hubungan Jin-hee dan Yoon-su semakinj membaik, gadis itu mulai tahu ada sejumlah hal yang ternyata tidak disukai sang kekasih yang sempat memintanya untuk berhenti bekerja. Ketika diberitahu akan rencana tamasya berempat bersama Seung-woo dan Se-na, wajah Jin-hee sempat berubah.

Begitu sampai di rumah sepulang kerja, Seung-woo langsung disambut oleh senyum dan pelukan hangat Se-na. Sang istri bahkan terus menungguinya bekerja sambil membaca buku hingga tertidur, namun Se-na langsung terbangun saat diberitahu tentang rencana tamasya bersama Jin-hee dan Yoon-su.

Sebelum tamasya, Yoon-su berencana untuk menemui Se-na dan berbelanja di pasar swalayan namun semua itu berubah akibat kemunculan tiba-tiba ibu Jin-hee. Bisa dibayangkan bagaimana paniknya Se-na saat tahu kalau yang muncul menemaninya adalah Jin-hee, yang sebelumnya diminta Yoon-su untuk menggantikan posisinya.

Sambil merengut, Se-na berusaha menyibukkan diri saat berbelanja. Wajahnya sempat cerah saat keduanya menjemput Seung-woo, namun berubah lagi ketika melihat disamping pria itu ada Yoon-su. Apalagi posisi duduk mereka di mobil Jin-hee terasa janggal, Se-na berada di depan bersama Jin-hee sementara Seung-woo dibelakang dengan Yoon-su.

Suasana mulai terasa memanas lewat ucapan Se-na yang jelas-jelas cemburu, Seung-woo yang sadar akan hal itu langsung meminta Jin-hee menghentikan mobil supaya mereka bisa bertukar posisi. Bisa ditebak, Se-na langsung tersenyum senang.

Sayang, keakraban tersebut mulai terganggu ketika kesehatan Yoon-su sedikit terganggu. Perhatian Seung-woo dianggap Se-na berlebihan, apalagi wanita itu sempat mencuri dengar pembicaraan keduanya tentang masa lalu. Mau tidak mau, Se-na menemani Jin-hee memancing di danau.

14
Ketika sedang bercanda, kedekatan Se-na dan Jin-hee terlihat oleh Seung-woo (dan membuat Se-na salah tingkah). Untunglah saat keempatnya makan bersama, suasana akrab dan penuh canda kembali terjalin.

Suasana mulai berubah ketika Se-na mengungkit sejumlah hal mulai dari puisi hingga pertanyaan 'apa yang paling penting dari pernikahan?' Belakangan, wanita itu tidak bisa menahan air matanya saat melihat kedekatan Seung-woo dan Yoon-su meski telah dinasehati Jin-hee supaya menganggap hubungan itu seperti kakak-adik.

Ketika sedang mengobrol berdua, Se-na mengungkapkan kekuatirannya kalau wanita yang dicintai Seung-woo selama ini adalah Yoon-su. Bila itu benar, maka ia merasa tidak akan pernah menang dan meraih kebahagiaan bersama sang suami.

Se-na yang tidak dapat menahan diri lagi menangis di pelukan Jin-hee, tepat pada saat Seung-woo muncul bersama Yoon-su. Seung-woo memutuskan untuk tetap tinggal menghibur sang istri sementara Jin-hee dan Yoon-su akhirnya pulang. Di perjalanan, Yoon-su menceritakan pertemuannya dengan ibu Jin-hee, yang memintanya untuk meninggalkan pria itu.

Demi menghibur sang istri, Seung-woo menuruti permintaan Se-na untuk mengucapkan puisi yang merupakan favorit mereka berdua. Namun, puisi tersebut membuat Se-na lagi-lagi tidak dapat menahan air matanya dan belakangan menyebut sulit mempercayai ucapan Seung-woo.

Keruan saja, Seung-woo kebingungan mendengarnya apalagi Se-na langsung memotong pembicaraan dengan masuk ke dalam kamar. Di tempat lain, Jin-hee melamar Yoon-su dan meski sempat ragu, gadis itu akhirnya menerima.

Suasana canggung kembali terjadi saat Se-na mendapati Seung-woo keluar dari toko Yoon-su sambil menggenggam tangan sang rival. Apalagi, kebetulan keduanya mengenai pakaian yang sama. Bisa dibayangkan, bagaimana perasaan Se-na meski sebenarnya Seung-woo tidak bermaksud macam-macam.

Rupanya, hal itu diawali oleh berita soal kunjungan ibu Jin-hee sehingga Seung-woo kuatir Yoon-su bakal disakiti. Saat makan malam obrolan ke arah sana kembali diungkit, dan membuat Se-na semakin merasa terpinggirkan.

15
Melihat Se-na sedih, Seung-woo berniat untuk membeberkan masa lalunya kepada sang istri namun dicegah. Setelah menyebut kalau dirinya masih tetap bertekad memenangkan hati Seung-woo, wanita itu meminta sang suami untuk memeluknya erat-erat.

Namun, kegelisahan yang dirasakan Se-na belum juga hilang. Keesokan harinya, ia mendatangi toko Yoon-su dan menanyakan bagaimana reaksi gadis itu kalau ternyata Seung-woo menyukainya. Sempat terkejut, untungnya Yoon-su mampu memberikan jawaban yang sedikit menentramkan hati Se-na.

Berusaha untuk menyenangkan istri yang begitu setia terhadapnya, Seung-woo akhirnya menerima tawaran ayah Se-na untuk tinggal di rumah baru. Tidak cuma itu, ia juga menyambut kehadiran Se-na (yang langsung gelagapan) saat turun dengan barang belanjaan. Sayang, lagi-lagi terjadi kesalahpahaman.

Telah menyiapkan pakaian tidur yang berbeda, Se-na langsung tertunduk saat secara tidak sengaja mendengar Seung-woo berbicara di telepon dengan Yoon-su. Padahal, pemuda itu berniat mengucapkan terima kasih karena ucapan Yoon-su telah membuka pikirannya terhadap kebaikan orang lain.

Hari kepindahan akhirnya tiba, diam-diam Se-na merasa sedih saat apartemen dimana cintanya terhadap Seung-woo dimulai (berikut sejumlah kenangan bersama sang suami) mulai dikosongkan. Se-na sempat berniat meninggalkan sejumlah barang pemberian Yoon-su, namun niat tersebut akhirnya diurungkan.

Di tempat yang baru, Seung-woo dan Se-na menjamu sahabat-sahabatnya yang datang untuk merayakan kepindahan. Sempat gelagapan saat disindir kalau Yoon-su tidak diberitahu, hati Se-na berbunga-bunga saat Seung-woo menariknya ke tempat sepi...........dan memberi ciuman hangat.

Berniat untuk memberi kejutan pada Seung-woo, Se-na yang terkaget-kaget menerima telepon dari Jin-hee terpaksa menerima ajakan pria itu untuk berbelanja. Disaat bersamaan, Yoon-su menjemput ibu Seung-woo yang baru datang. Tapi, betapa terkejutnya gadis itu saat wanita setengah baya tersebut mendadak terjatuh.

Ketika tersadar di rumah sakit, ibu Seung-woo meminta Yoon-su untuk tidak memberitahu penyakitnya pada sang putra. Dasar apes, meski sudah berusaha berbohong namun air mata Yoon-su langsung berderai saat berusaha menyampaikan berita tersebut pada Seung-woo. Keruan saja pemuda itu kebingungan, dan berusaha menghibur Yoon-su dengan memeluknya.

Di luar, Se-na langsung terhenyak menyaksikan pemandangan yang ada didepannya. Seung-woo yang kaget langsung melepas pelukannya dan berusaha memberi penjelasan. Namun, dengan nada tinggi Se-na melontarkan pernyataan yang membuatnya kaget : rupanya, wanita itu sudah tahu kalau Yoon-su adalah gadis yang pernah dicintai Seung-woo.

16
Ternyata tidak cuma Se-na, Jin-hee juga merasa sakit hati atas sikap Yoon-su yang begitu mendahulukan ibu Seung-woo. Bahkan, ia mengancam bakal membatalkan pernikahan mereka bila gadis itu tetap ngotot berniat merawat ibu Seung-woo yang sakit keras.

Ketika sedang makan bertiga, Se-na terhenyak mendengar ibu Seung-woo berniat menginap di rumah Yoon-su. Tidak tahu kalau wanita itu menyimpan rahasia tentang penyakitnya, ia langsung berseru tidak suka bila wanita itu dan Seung-woo terus-terusan bertemu Yoon-su, yang keruan saja membuat semuanya kaget.

Yang menyedihkan lagi, Seung-woo tidak dapat menjawab ketika Se-na menanyakan siapa diantara dirinya dan Yoon-su yang lebih dicintai. Keruan saja, hati wanita itu hancur berkeping-keping dan menangis semalaman.

Suasana hati Se-na yang berusaha disembunyikan akhirnya pecah tepat ketika ia berada ditengah dua sahabatnya, yang tidak dapat berkata apa-apa. Hingga malam tiba, Se-na tidak juga pulang ke rumah sehingga Seung-woo hanya bisa termangu saat tiba di rumah dalam keadaan kosong.

Baru muncul ketika hari menjelang tengah malam, pertengkaran Se-na dan Seung-woo akhirnya pecah. Se-na merasa dirinya dinomorduakan dan kerap diperbandingkan dengan Yoon-su, sementara Seung-woo mengaku kalau dirinya hanya memperlakukan Yoon-su seperti keluarga. Akhirnya, pria itu menyerah dan menyebut tidak akan menemui Yoon-su lagi.

Sayang, Se-na sudah terlanjur sakit hati dan mulai merasa tidak bakal menemukan kebahagiaan dalam pernikahannya dengan Seung-woo. Keesokan harinya, Seung-woo mampir ke toko Yoon-su untuk mengambil tasnya dan keduanya sama-sama melontarkan alasan sibuk hingga di masa depan sulit untuk bisa bertemu lagi.

Keretakan hubungan Seung-woo dan Se-na berusaha disembunyikan saat kedua orang tua wanita itu datang untuk melakukan foto bareng, namun kesempatan itu digunakan Seung-woo untuk mengingatkan Se-na akan janji mereka saat pertama menikah. Keruan saja, kedua orang tua Se-na kebingungan dan sempat merasa ada yang janggal.

Setelah kedua orang tua Se-na pulang, Seung-woo tidak dapat menahan kekecewaannya terhadap sang istri yang bahkan tidak mau memandang wajahnya dan dengan nada datar menyebut bakal menuruti keinginan Se-na untuk hidup secara terpisah.

Merasa kalau Yoon-su tidak akan bisa memprioritaskan dirinya, Jin-hee mendatangi salon pengantin untuk membatalkan pesanannya. Namun, disana ia dikejutkan oleh Yoon-su yang telah sampai lebih dulu dan tampil anggun dengan gaun pengantin yang sedang dicoba. Keruan saja, pria itu langsung mengurungkan niatnya.

17
Demi melupakan kesedihan, Seung-woo menenggelamkan diri pada pekerjaannya namun saat malam tiba, ia mendadak ingin pulang lebih cepat demi mengingat kondisi Se-na. Ketika diceritakan, Jin-hee hanya tersenyum tipis dan sadar pasangan suami-istri tersebut sedang bertengkar.

Bagaimana dengan Se-na? Ia menghabiskan waktunya di bar milik Jung-min dan terlibat pembicaraan dengan pria tersebut dan sahabatnya. Dengan wajah tidak enak, Jung-min meminta maaf karena tidak jujur kepada Se-na sejak awal tentang hubungan Seung-woo dan Yoon-su.

Ketika pulang, Se-na terkejut mendapati Jin-hee berada didalam rumah.....bersama Seung-woo dan seorang rekan kerjanya yang lain. Sengaja mencari kesempatan untuk mengajak Se-na bicara empat mata, Jin-hee menasehati wanita itu untuk memaafkan sang suami karena di sisi lain, Se-na juga mempunyai rahasia besar yang belum diberitahu ke Seung-woo.

Obrolan mereka terhenti oleh kemunculan Seung-woo, yang sempat heran melihat keakraban sang istri dengan Jin-hee. Setelah cukup lama berada dalam situasi janggal, keduanya berbaikan saat malam tiba gara-gara mati lampu.

Sambil menahan air mata, Se-na menyebut hatinya tetap sakit meski Seung-woo menyebut tidak akan menemui Yoon-su lagi. Dengan suara pelan, gadis itu meminta sang suami untuk meminta maaf, yang tentu saja langsung dituruti. Namun, diam-diam Se-na berharap Seung-woo mau mengucapkan kata cinta terhadapnya.

Namun sehebat-hebatnya menutup masa lalu, rahasia Jin-hee dan Se-na akhirnya terbongkar juga. Yang pertama mengetahuinya adalah Yoon-su, yang kaget setengah mati saat mendapati foto sang tunangan dan istri sahabat baiknya tertanggal tahun 1999 tepat pada saat gadis itu berada di depan apartemen Jin-hee.

Perubahan sikap Yoon-su yang begitu drastis langsung terlihat oleh Jin-hee, yang hanya bisa tertunduk lemas saat mendapati fotonya bersama Se-na bertahun-tahun silam ada ditangan sang tunangan. Namun meski telah berulang-ulang mengucapkan maaf, Yoon-su ternyata tidak bisa melupakan fakta yang baru didapatnya begitu saja.

Satu-satunya yang terpikir oleh Yoon-su adalah menemui Seung-woo, yang cukup terkejut melihat kehadiran gadis itu mengingat janji mereka sebelumnya untuk tidak saling bertemu. Awalnya Yoon-su berniat membeberkan apa yang diketahuinya, namun niat tersebut diurungkan begitu mendengar betapa Seung-woo mencintai Se-na.

Untuk melupakan beban berat yang menyiksa, Yoon-su mengunjungi ibu Seung-woo (yang muncul dengan topi merah muda yang diberikan Se-na) dan menghabiskan waktu seharian disana. Disaat yang sama, Seung-woo mulai memberi kepercayaan lebih pada Se-na dengan mentransfer semua gajinya ke rekening sang istri.
18 (end)
Dengan wajah kuatir, Yoon-su menyebut semakin takut dengan kondisi ibu Seung-woo namun ditengah sakitnya, wanita itu malah memikirkan rumah tangga sang putra dan Yoon-su. Keruan saja, gadis itu tidak tega menuturkan kenyataan yang ditemukannya tentang Se-na.

Di tempat lain, Se-na yang uring-uringan mulai mengeluhkan sejumlah kebiasaan Seung-woo saat sarapan mulai dari membaca koran hingga tidak mengajaknya bicara. Bahkan, wanita itu sempat mengecek ponsel sang suami gara-gara kecurigaan kalau Seung-woo masih berhubungan dengan Yoon-su.

Kunjungan mendadak dari ayah-ibu Se-na membuat fakta kalau kedunya tidur di kamar terpisah terungkap. Beruntung sikap hangat Seung-woo mampu mencairkan ketegangan, bahkan pria itu tidak menolak saat diajak sang ayah mertua untuk berbelanja.

Kembali ke Seoul dengan pikiran yang ruwet, Yoon-su sempat berpikir untuk menghindari Jin-hee saat melihat mobil pria itu diparkir didepan tokonya. Untungnya gadis itu mengurungkan niatnya, dan saat masuk ia mendapati sang kekasih tergeletak dengan panas tinggi.

Kunjungan Yoon-su ke rumah ibu Seung-woo ternyata tidak hanya dipermasalahkan Se-na tapi juga Jin-hee, yang merasa kalau hal itu berarti sang kekasih lebih memilih sahabatnya tersebut dibanding dirinya. Bahkan saat dijelaskan tentang kondisi yang sebenarnya, Jin-hee menolak untuk mendengarkan.

Sikap kekanak-kanakan Se-na yang cemburu dan mulai mengungkit-ungkit soal Yoon-su dan kunjungan ke rumah sang ibu mertua membuat sikap Seung-woo serba sala. Meski begitu, didepan para sahabat keduanya tetap tampil seperti biasa.

Malamnya setelah semua pulang, pertengkaran antara Se-na dan Seung-woo kembali pecah. Terang-terangan mengungkapkan kekesalannya terhadap sang suami, wanita itu langsung terdiam saat Seung-woo menyebut kalau dirinya mungkin bukan pasangan yang pas buat Se-na.

Dari pembicaraan keesokan pagi, Se-na baru mendengar kalau Yoon-su berniat pindah ke pedesaan demi merawat ibu Seung-woo. Tidak cuma itu, ia juga mendapat kabar kalau gadis itu telah memutuskan hubungan dengan Jin-hee.

Tepat disaat Se-na menemui Jin-hee, Seung-woo juga bertemu dengan Yoon-su tepat pada saat gadis itu bersiap-siap pindah. Keruan saja, berita perpisahan Yoon-su dan Jin-hee membuat Seung-woo kaget, dan cuma bisa terdiam saat menyebut dirinyalah yang dianggap sebagai penyebab semuanya.

Tamat

Sumber :

My Love Patzzi (Series 2002)


Details
Title: 내 사랑 팥쥐 / Nae Sarang Patjwi
Also known as: My Love Patzzi
Episodes: 10
Broadcast network: MBC
Broadcast period: 2002-08-26 to 2002-09-24
Airtime: Monday & Tuesday 21:55
Theme song: Sweet Dream by Jang Nara

Synopsis
Song Yi is a girl with a pure heart with a bad temper. She was tricked and humiliated by her "best friend" Hee Won as a child. From then on, Hee Won has always been the princess and successful while everyone mistook Song Yi as the evil child. When Song Yi did not have a job, Hee Won introduced her to the amusement park that she is in charge of. There she found her childhood friend and ex-crush Hyun Sung, who Hee Won has "stole" when they were kids. From then on, Hee Won tried to humiliate Song Yi many times, framing her in many situations that Hee Won has created herself. To get back at Hee Won, she decided to break the train that the park was launching so that Hee Won would be blamed. Little did she know that she caused more damage and that the train caught on fire. What was worse was that the son of the president of the park was in the train. Ridden with guilt, Song Yi risks her own life to save the life of Seung Joon. Seung Joon fell in love with Song Yi for her brave spirit and charming attitude, but what will happen to their relationship when Hee Won exposes to the world of what she has done?

Cast
Jang Na Ra as Yang Song Yi
Kim Rae Won as Kim Hyun Sung
Kim Jae Won as Kang Seung Joon
Hong Eun Hee as Eun Hee Won

Extended Cast
Kang Rae Yun as Hwang Bo Yu Ri
Kim Kyung Shik as Yang Sam Yul (aka Yang Yoo Bin)
Shin Dong Mi as Noh Ji Young
Park Kwang Jung as Nam Joo Im
Huh Jung Min as Moon Seung Man
Park In Hwan as a Pool technician
Lee Se Young as Yang Song Yi (as a child)
Kwon Oh Min

Production Credits
Scriptwriter: Kim Yi Young
Producer: Lee Jin Suk

Review
I truly adored this drama from the first episode till the very end. This is also partly because it was written by Kim Rae Won's smile at first sight. I also discovered in this drama that he is really a good actor. His acting charisma distinguishes himself from others making him often standing out in the dramas he's appeared in. Also starring Kim Jae Won, and Jang Na Ra, this was a lighthearted drama that I found to be very very entertaining. Jang Na Ra plays a bad tempered girl who had often been outshined by Hong Eun Hee when they were young. Since young, they had not been able to stand each other, yet ironically, they meet again as adults and work in the same amusement park as a result of the meeting. Hong Eun Hee plays the total opposite of Jang Na Ra's character as the angelic and beautiful character seen on the outside, but deep inside is full of jealousy and cunning schemes of selfishness. Hence, when Jang Na Ra begins to work in the amusement park, Hong Eun Hee's workplace, the rivalry of the two is sparked as Jang Na Ra receives the attention of the son of the amusement park owner and Jang Na Ra's childhood crush. The story is really cute, and many would just be contented by looking at two of Korea's best looking hunks. But Jang Na Ra's good acting is also worth mentioning. This is a feel good drama, that is definitely worth watching.
Source: k-fever.com

Trivia
Patjwi (pat-jwi) is the name of a Korean folk tale character. It is also romanized as Patji and Patzzi.

Ep.1
Song-yi dan Hee-won adalah dua gadis yang sudah bersahabat sejak kecil, dan memiliki sifat yang sangat bertolak belakang. Kalau Hee-won dikenal sebagai gadis baik yang selalu disukai banyak orang, Song-yi kebalikannya dianggap sebagai orang yang liar dan tidak tahu aturan.

Namun, hanya Song-yi yang tahu kalau semua sifat Hee-won tersebut hanya pura-pura baik belaka, hal ini disadarinya ketika saat di bangku kanak-kanak Hee-won menyuruhnya supaya berani mendekati seorang anak pria, hanya untuk direbut pada saat-saat terakhir.

Ketika keduanya tumbuh dewasa, nasib mereka seperti sudah digariskan. Hee-won dikenal sebagai salah satu karyawan di sebuah taman hiburan yang dikenal baik hati, sementara Song-yi dengan sifat ceplas-ceplosnya kerap keluar-masuk kerja karena tidak ada yang tahan.

Karena kebutuhan hidup, dengan berat hari Song-yi menerima ajakan Hee-won untuk kerja di tempatnya. Disana mereka kembali bertemu dengan Hyung-sung, si anak pria yang dulu pernah ditaksir Song-yi dan Hee-won. Gampang ditebak, Hyung-sung kembali jatuh hati pada Hee-won yang cantik dan baik hati.

Hal ini tentu saja membuat Song-yi semakin merasa rendah diri, namun ia sempat gembira ketika sahabat Hyung-sung menunjukkan rasa suka padanya. Ucapan Hee-won yang menganggap sikap tersebut hanya sebagai kamuflase untuk mendekati dirinya membuat Song-yi kesal.

Benarkah Hee-won memiliki sifat buruk seperti yang dituduh Song-yi, ataukah itu hanya bentuk dari kecemburuannya saja yang (nyaris) tidak pernah mendapat simpati dari orang lain?

2a
Hee-won mendadak jadi sangat baik dengan Song-yi, ia langsung membuatkan susu saat gadis tersebut bangun. Song-yi yang keheranan tidak sadar kalau diam-diam Hee-won telah menyiapkan jebakan untuknya. Apalagi, gadis yang ternyata sering berpura-pura baik tersebut sudah tahu kalau Gu-san ternyata mendekati Song-yi demi dirinya.

Di luar, Song-yi kembali bertemu Hyung-sung yang mendadak bersikap sangat aneh. Dasar Song-yi, ia langsung memarahi pria malang itu, yang sebenarnya sedang berusaha memberi tahu kalau Gu-san selama ini hanya pura-pura menyukainya.

Niat Hyung-sung tersebut langsung diurungkannya begitu mendengar cerita Song-yi, Gu-san ternyata adalah pria pertama yang mengaku menyukainya. Tidak hanya itu, seperti gadis normal lainnya, Song-yi juga ingin merasakan apa yang dinamakan ciuman pertama.

Di tempat lain, Hee-won telah mempersiapkan jebakan bagi Song-yi. Ia sudah tahu kalau Gu-san akan menyatakan isi hatinya, namun ia mengajak Song-yi dengan alasan memberi kejutan pada pria tersebut. Tidak hanya itu, Song-yi juga disuruh mengenakan kostum anjing laut sambil menggigit setangkai mawar agar terlihat romantis.

2b
Di tengah malam yang semakin larut, Song-yi menangis seorang diri menyesali kebodohannya yang percaya begitu saja pada ucapan Hee-won. Menjelang pagi, ia akhirnya membulatkan tekad untuk membalas ketidakadilan tersebut pada semua orang yang terlibat. Kepura-puraan Hee-won saat dirinya kembali ke kamar tidak menggugah niat tersebut.

Orang pertama yang dituju adalah Gu-san, yang saat sedang menyapu dilempari bola golf sampai babak-belur. Untuk Hee-won, Song-yi merencanakan untuk menyabotase kendaraan hias yang dipercayakan pada saingan beratnya tersebut.

Saat hendak berusaha melaksanakan rencana tersebut malamnya, Song-yi nyaris saja ketahuan oleh seorang pria yang belakangan diketahui bernama Seung-joon. Dasar apes, kereta hias tersebut malah dipakai oleh Seung-joon, yang kaget setengah mati melihat sekelilingnya korslet dan dilalap api.

Song-yi yang melihat dari kejauhan terkejut, dan berusaha membebaskan Seung-joon dari kereta tersebut. Song-yi sempat panik karena pria yang ditolongnya tidak sadar, apalagi tak lama polisi mulai berdatangan. Dalam kepanikan, ia meninggalkan jaket yang dipakainya.

Kecelakaan tersebut membuat heboh seisi taman hiburan, sebab Seung-joon ternyata adalah anak sang pemilik yang rencananya akan mulai bekerja disana. Di rumah sakit, Seung-joon meminta semua orang mencari si pemilik jaket yang diyakini sebagai penyelamatnya. Hee-won yang tahu kalau orang itu adalah Song-yi gelagapan dan berusaha menyusun taktik baru.

Rencana apa lagi yang disusun Hee-won untuk menjauhkan Seung-joon dari penolongnya? Kira-kira bagaimana reaksi Song-yi kalau tahu pria yang ditolongnya adalah anak bos?

3a
Begitu tiba di kamar, Song-yi dengan ceria langsung memeluk Hee-won, yang sudah tahu kalau gadis yang sedang dicari tersebut adalah sahabatnya yang diam-diam sedang berusaha dijatuhkannya tersebut. Ia berpura-pura meragukan pengakuan Song-yi, yang membuat gadis lugu tersebut kecewa, namun berusaha menentramkannya.

Padahal, diam-diam ia berusaha membuat pengakuan Song-yi tersebut tidak dipercaya semua orang dengan mengajak kepala bagiannya untuk meminta keterangan dari karyawan lain tentang gadis tersebut. Keruan saja sang manajer tidak percaya, pasalnya hampir semua karyawan tidak menyukai Song-yi.

Dari semuanya, hanya Hyung-sung yang percaya kalau Song-yi tidak berbohong. Hee-won nampak terkejut, namun dengan sifat pura-pura baiknya berusaha menutupi kekagetannya. Usaha Song-yi untuk membawa bukti bahwa jaket tersebut adalah miliknya sia-sia saja.

Di tengah keputusasaannya, ditambah permusuhan dari orang sekelilingnya yang menganggap ia pembual, membuat Song-yi menerima tawaran Hee-won untuk keluar dari tempat tersebut dan bekerja di sebuah taman kanak-kanak. Rupanya, Hee-won berusaha memastikan supaya Seung-joon tidak akan pernah bertemu dengan Song-yi.

Di bawah gerimis hujan, Song-yi mengemasi barang-barangnya dan beranjak pergi. Tak jauh dari sana, Seung-joon berjalan-jalan sambil mengenang kecelakaan yang dialaminya. Tanpa disadari, jarak keduanya terpaut semakin dekat dan saling membelakangi.

3b
Tempat duduk Hee-won yang bersebelahan dengan Seung-joon membuatnya semakin senang, karena dengan begitu ia bisa menarik perhatian pria itu dengan segala cara. Begitu mendengar keponakan Seung-joon akan datang, dengan sedikit memaksa ia mengajak atasannya tersebut kencan.

Di tempat kerjanya yang baru, Song-yi kembali dipusingkan oleh ulah anak-anak didiknya yang bandel. Tak urung, sifat pemarahnya kembali muncul. Saat ditugaskan untuk menjemur pakaian, ia kedatangan tamu yang tidak diduga : Hung-sung.

Melihat gadis pemarah itu menjemur pakaian tanpa memerasnya lebih dulu, Hung-sung langsung tertawa dan mencandai Song-yi dengan ucapan yang tidak disadari cukup menyakitkan hati. Ia langsung kaget melihat gadis tersebut meneteskan air mata, dan dengan segala cara berusaha membuat Song-yi ceria.

Sementara itu di taman hiburan, Seung-joon akhirnya bertemu dengan keponakannya yang kebetulan berkunjung. Saat keduanya berpisah, mendadak ia ingat kalau pernah bertemu si gadis penolong sebelumnya di TK tempat keponakannya bersekolah. Dengan penuh semangat, ia langsung memacu mobilnya.

Setelah puas bermain seharian, Song-yi bersama Hyung-sung akhirnya berjalan menuju tempat gadis itu tinggal. Keduanya kemudian berpisah, Hyung-sung bersiap kembali ke taman hiburan. Di tengah jalan ia berubah pikiran dan kembali menyusul Song-yi. Siapa sangka, di ujung jalan gadis itu telah ditunggu seseorang. Orang itu adalah Seung-joon.

Bagaimana sikap Song-yi saat bertemu dengan Seung-joon, dan apakah Hee-won akan diam saja melihat rencananya gagal?

3bb
Siapa sangka, kemunculan Seung-joon malah disambut oleh kemarahan Song-yi, yang membuat pria tersebut bingung setengah mati. Setelah keduanya ngobrol, Seung-joon berjanji akan menjaga Song-yi dari cercaan lingkungan sekitarnya.

Ucapan tersebut ternyata bukan basa-basi, ia langsung menggunakan wewenangnya sebagai putra pemilik untuk mempengaruhi manaer dan meminta supaya Song-yi dipekerjakan lagi. Keruan saja suasana jadi kacau, Song-yi yang masuk ke dalam ruang senam nyaris diusir oleh mantan rekan-rekannya kalau tidak saja dijelaskan keadaan yang sebenarnya.

Kabar ditemukannya penolong Seung-joon sampai ke telinga Hee-won, yang berusaha menjelek-jelekkan rekan sekamarnya tersebut di depan pria yang diam-diam ditaksirnya tersebut. Namun, Seung-joon yang melihat gelagat buruk memberikan sindiran halus yang membuat gadis itu terdiam.

Di taman hiburan, Song-yi yang sedang berpakaian sebagai badut mendapat kunjungan dari Hyung-sung. Tepat saat keduanya hendak mengobrol, muncul Seung-joon yang membuat Hyung-sung sebal setengah mati.

4b
Saat rehat, ia langsung mendamprat Hee-won yang tersenyum penuh kemenangan. Kesalahan fatal dilakukannya dengan membawa Hee-won ke dalam ruangan control panel, disana caci-makinya dengan sengaja disiarkan Hee-won melalui speaker. Keruan saja ucapannya terdengar oleh semua yang hadir, dan ia langsung dimaki-maki oleh bagian perencanaan.

Rasa percaya dirinya sangat terpukul, namun siapa sangka di saat gawat tersebut muncul seorang penyelamat. Seung-joon langsung maju menggandeng Song-yi yang sudah pucat, dan berdua mereka tampil sebagai pembawa acara. Hal itu mengejutkan semua orang, terutama Hee-won yang tadinya sudah merasa bakal mampu mengalahkan Song-yi.

Setelah acara selesai, keduanya langsung mengobrol panjang-lebar. Dari situ terungkap kenapa Seung-joon mengacuhkan Song-yi sebelum acara tersebut, ternyata pria itu tidak ingin gadis yang disukainya tersebut mendapat cemoohan dari orang-orang di taman hiburan. Disitu, Seung-joon juga mengungkapkan keinginannya untuk menjalin hubungan serius dengan Song-yi.

Namun keesokan harinya Seung-joon tanpa sengaja melihat Song-yi sedang berduaan dengan Hyung-sung. Tidak ada yang tahu apa yang ada di benak pria tersebut, apalagi setelah Hee-won memanas-manasinya dengan mengatakan bahwa Song-yi sangat menyukai pria yang disebut cinta pertamanya tersebut. Hee-won juga meminta supaya Seung-joon untuk mengantarnya pulang.

5a
Di mobil, Hee-won terus memanas-manasi Seung-joon dengan mengatakan kalau ia berharap supaya Song-yi bisa bahagia bersama Hyung-sung, seolah-olah ia tidak tahu kalau SJ menyukai Song-yi. Siapa sangka ucapannya tersebut malah menjadi senjata makan tuan.

Saat turun, Seung-joon dengan tegas menyatakan curiga akan maksud baik Hee-won, dan beranggapan bahwa gadis tersebut mempunyai maksud lain dibalik semua perkataannya. Hee-won langsung shock mendengar ucapan itu, karena tidak menyangka SJ bisa menebak isi hatinya.

Seung-joon yang kini tinggal di asrama berpapasan dengan Hyung-sung, namun uluran tangan persahabatannya disambut oleh bentakan keras. Nampaknya jelas sudah kalau diam-diam Hyung-sung menyukai Song-yi, seperti yang diakuinya pada Gu-san di kamar mereka.

Paginya Hee-won semakin kesal melihat Song-yi dan Seung-joon secara terang-terangan berkencan di didepan matanya. Song-yi sendiri saat itu berusaha tampil semanis mungkin, bahkan mengaku sangat menyukai anak kecil yang sebenarnya sangat dibencinya.

Sikapnya semakin menjadi-jadi saat diajak makan di sebuah restoran. Sikapnya yang manis tersebut tidak bertahan lama, karena tidak sabaran ia melupakan segala tata-krama dan makan dengan seenaknya. Siapa sangka, Seung-joon justru mengikuti jejaknya.

Hee-won sendiri terus berusaha merebut perhatian Seung-joon, dan mengantarkan pria tersebut dengan mobilnya. Saat hendak masuk, ia dicegat Hyung-sung yang dengan terang-terangan menyatakan tidak suka SJ berdekatan dengan Hee-won sementara dirinya berkencan dengan Song-yi.

5b
Ternyata keduanya malah menghabiskan malam itu dengan minum bir berdua. Hyung-sung kerap memanggil Seung-joon dengan julukan bocah tengik, yang anehnya tidak membuat pria itu marah. ia juga dipesani untuk selalu menjaga perasaan Song-yi yang sangat mudah marah. Diam-diam, keduanya terlibat persaingan merebut hati Song-yi.

Paginya, Song-yi terkejut setengah mati karena mendapat hadiah ulang tahun dari Hee-won. Ia langsung merasa bersalah selama ini telah menjelek-jelekkan sahabat masa kecilnya tersebut di depan Seung-joon. Ia tidak sadar kalau diam-diam gadis yang kelihatannya baik tersebut sedang merencanakan usaha kedua menjatuhkan diri Song-yi.

Rupanya kasus terbakarnya mobil hias tidak selesai sampai disitu, perusahaan terus menyelidiki ada apa dibalik kecelakaan tersebut. Song-yi dimintai keterangan, karena keberadaannya di taman hiburan setelah tengah malam dicurigai. Mudah ditebak, gadis itu langsung membantah dengan marah.

Song-yi keluar dari ruangan dengan perasaan kesal, karena ia sempat mendengar tuduhan yang disampaikan oleh manajer bagian pemasaran dan rekan-rekannya sendiri. Namun mendadak ia sadar akan kejadian saat hendak mensabotase kendaraan yang akhirnya terbakar tersebut.

Meski tidak disengaja, Song-yi sangat terpukul ketika menyadari bahwa dialah penyebab Seung-joon celaka. Dalam keadaan kalut, ia mencari Hyung-sung untuk menceritakan semuanya. Demi menghibur gadis itu, Hyung-sung mempersiapkan kejutan. Siapa sangka, Seung-joon malah muncul di tempat itu.

6a
Song-yi langsung ditarik Seung-joon ke sebuah ruang pameran yang berisi banyak mobil antik. Gadis itu terpukau melihat deretan mobil yang dirawat dengan baik tersebut. Perhatiannya tertuju pada sebuah mobil besar.

Melihat itu, Seung-joon langsung mengajaknya berputar-putar dan langsung menyalakan mesin serta membawa mobil tersebut keluar ke arena taman bermain. Song-yi tentu saja sangat bahagia, apalagi ia juga diajak bermain seharian mulai dari carrousel sampai roller-coaster mini.

Di tempat lain, Hyung-sung merenung sambil memegangi rokoknya. Ia terus menyesali diri dan tidak habis pikir bagaimana bisa dirinya bersaing dengan Seung-joon, yang unggul dalam segalanya, memperebutkan hati Song-yi.

Setelah puas, Song-yi dan Seung-joon berjalan berdua di dekat pancuran air. Disana pria itu meminta maaf karena sebelumnya sempat meragukan kejujuran Song-yi, dan ia mengatakan telah mendengar dari Hyung-sun kalau saat kecelakaan terjadi, SOng-yi berada di arena anjing laut.

Untuk menghilangkan kecanggungan, Song-yi menceburkan dirinya ke kolam. Seung-joon yang keheranan baru paham kalau itu adalah kebiasaan di bagian hiburan untuk merayakan ultah seseorang. Keduanya mulai bermain air, dan Seung-joon mencium Song-yi. Tak jauh dari sana, Hyung-sung tanpa sengaja menyaksikan adegan tersebut.

6b
Song-yi yang kebingungan berusaha mencari Hyung-sung kekamar kosnya. Namun karena tidak mendapat jawaban, dengan penuh kekesalan gadis itu mengetok pintu sekeras-kerasnya. Saat hendak pergi, Hyung-sung muncul dari dalam.

Song-yi belum sadar kalau ada sesuatu yang berbeda dalam diri pria tersebut, bahkan keenganan untuk menanggapi celotehnya dianggap angin lalu oleh gadis tersebut. Yang penting adalah, Song-yi ingin membagi kebahagiaannya dengan pria yang dianggap sahabat terdekatnya tersebut.

Pembicaraan tersebut terputus oleh ucapan ketus Hyung-sung, yang meminta Song-yi untuk tidak mengganggunya lagi. Ia mengatakan sudah jenuh mendengar keluh-kesah Song-yi, dan merasa sangat terganggu. Ucapan tersebut awalnya ditujukan untuk membuat Song-yi jauh, namun hal itu malah membuatnya marah.

Setelah marah besar dan memukul Hyung-sung, Song-yi langsung pergi meninggalkan pria itu sambil berderai air mata. Ia tidak sadar bahwa dibelakangnya, Hyung-sung merasakan kepedihan yang sama. Kini, mau tidak mau Song-yi harus menghadapi tekanan terhadapnya seorang diri.

Di tempat lain, Hee-won tersenyum penuh kemenangan. Pasalnya, ia berhasil mendapat bukti kuat berupa rekaman video saat Song-yi menyusup masuk ke dalam kereta hias yang belakangan terbakar tersebut. Untuk memuluskan niatnya, ia berencana memfitnah kalau kaset video (barang bukti) yang hilang dari ruang penyimpanan adalah ulah Song-yi yang berusaha menutupi kejahatannya.

7a
Rencana jahat Hee-won mulai dijalankan. Di loker Song-yi yang lama ditemukan video yang berisi rekaman saat Song-yi berada di gudang. Seung-joon langsung tergesa-gesa begitu mendengar berita tersebut. Song-yi yang belum tahu keheranan melihat sambutan dingin saat tiba di ruang ganti.

Ia langsung berlari ke kantor Hee-won dan menanyakan kebenaran berita tersebut. Ia betul-betul terpukul ketika mengetahui kalau kejadian malam itu terekam di kamera pengintai, dan mulai menguatirkan reaksi Seung-joon, yang saat itu sedang mengecek isi video.

Saat Song-yi masuk ke ruang video, ia melihat wajah Seung-joon yang begitu sedih, dan mengurungkan niatnya untuk menyapa. saat membalikkan badan, Hee-won telah menunggu dengan wajah penuh kemenangan. Dari situ ia sadar, kalau gadis itulah yang memfitnahnya.

7b
Saat hendak diajak Hyung-sung, Song-yi berpapasan dengan Seung-joon yang masih terpukul oleh kebohongannya. Melihat kesempatan besar, Hee-won langsung mencari muka dengan berpura-pura menanyakan keberadaannya sejak siang. Seung-joon langsung melengos dan melewati Song-yi, yang menangis.

Di kamar, Hee-won mengira Song-0yi sudah kapok dan akan mengemasi barang-barangnya. Ternyata ia kecele, gadis itu memutuskan untuk bertahan dan membuktikan dirinya tidak bersalah, sekaligus membuka kebobroakan Hee-won yang pura-pura baik tersebut.

Saat hendak masuk kamarnya, Seung-joon terkejut melihat Hyung-sung sudah berada di depan kamarnya. Ternyata pria itu menganggap dirinya ikut bertanggung jawab dan rela dihajar demi kebahagiaan Song-yi, namun dinolak.

Song-yi dapat masalah baru lagi, karena kejadian tersebut ia akhirnya dipecat. Tidak terima, gadis itu langsung melabrak bagian perencanaan dan ngotot tidak mau pergi karena merasa tidak bersalah sepenuhnya. Di belakangnya, Seung-joon mendengarkan.

8a
Suasana hati Song-yi mulai membaik, semua berkat dukungan semangat dari Hyung-sung. Keberuntungan rupanya masih berpihak padanya. Perusahaan memutuskan untuk tidak memecat Song-yi, namun gajinya bakal dipotong sebagai cicilan melunasi kendaraan hias yang terbakar tersebut.

Namun begitu mendengar harganya, mata Song-yi membelalak tidak percaya, karena perlu waktu 17 tahun untuk melunasinya. Saat sedang berhitung, ia berpapasan dengan Seung-joon. Meski berkata kasar, pria itu masih belum bisa melupakan cintanya yang mendalam.

kehadiran Song-yi di tempat kerja disambut dingin oleh hee-won, yang kebetulan berada disana. ia hanya tersenyum simpul karena meski gagal membuat Song-yi dipecat, namun gadis itu dipindahkan ke bagian kebersihan.

Lagi-lagi nasibnya kurang beruntung. Di hari pertamanya, ia sudah dimarahi oleh seniornya karena tertangkap basah memaki-maki anak kecil yang membuang sampah sembarangan. Tidak sadar kalau itu adalah supervisornya, Song-yi malah balas memarahi.

9
Hee-won berusaha memberi kesan bahwa dirinya adalah sahabat sejati Song-yi di depan Seung-joon dengan berpura-pura menerima telepon sambil memberi nasehat. Ia juga membuat seolah selama ini Song-yi sengaja menipu Seung-joon, namun pria itu tidak percaya begitu saja.

Pernyataan cinta Hyung-sung membuat Song-yi semakin tidak enak hati, namun malam itu juga ia harus memberi jawaban. Dalam suasana serba canggung, keduanya mengobrol. Dengan penuh keberanian, Song-yi akhirnya meminta supaya keduanya bersahabat saja. Dasar berjiwa besar, Hyung-sung menanggapinya dengan bercanda meski dalam hatinya teriris-iris.

Saat hendak mengambil barang-barangnya di loker lama, Song-yi berpapasan lagi dengan Seung-joon. Pria itu akhirnya mengaku kalau dirinyalah yang menahan supaya Song-yi tidak dikeluarkan. Saat itulah Seung-joon mendadak sadar kalau ada keanehan mengenai kaset video yang ditemukan di loker Song-yi.

Setelah menyelidiki bersama Hee-won yang gelisah, Seung-joon baru sadar kalau selama ini Song-yi tidak berbohong. Ia berusaha mencegat gadis itu di pintu masuk asrama untuk meminta penjelasan, namun saat itu ada Hyung-sung disampingnya.

10
Gagal meyakinkan Seung-joon, Hee-won memutuskan untuk mendekati Hyung-sung. Tawaran yang semula ditolak mentah-mentah oleh pemuda tersebut belakangan diterima, semata-mata karena cintanya yang begitu besar pada Song-yi dan tidak ingin melihat Seung-joon bersama gadis itu.

Pembelaan berlebihan terhadap Song-yi, ditambah pengakuan Hyung-sung kepada kakak Seung-joon bahwa pria berkacamata tersebut merebut kekasihnya Song-yi, membuatnya 'dipaksa' bertugas ke luar negeri. Mendengar itu, Song-yi langsung mencarinya sambil merasa bersalah.

Perkembangan keadaan yang semakin tidak menguntungkan membuat Hyung-sung mengajak Hee-won supaya bertobat dan membatalkan rencananya. Namun, gadis yang sudah dipenuhi rasa dengki tersebut mengacuhkan peringatan pria itu.

Keesokannya saat hendak lari pagi, Hyung-sung dicegat oleh Seung-joon. Tanpa diduga, Seung-joon meminta Hyung-sung untuk menjaga Song-yi saat dirinya bertugas ke Amerika. Ia yakin, Hyung-sung tidak akan menggunakan kesempatan dalam kesempitan untuk mendapatkan gadis lugu itu.

Namun yang terjadi malah sebaliknya. Saat sedang merencanakan sesuatu dengan Hee-won, Hyung-sung tertangkap basah oleh Song-yi. Gadis itu langsung marah besar, dan alasan Hyung-sung kalau dia melakukan semua itu karena cintanya pada gadis itu tidak ditanggapi.

Tamat

Sumber :
http://www.indosiar.com
http://wiki.d-addicts.com

Summer Scent (Series 2003)


Details
Title: 여름향기 / Yeoreum Hyanggi
Also known as: Summer Breeze / Endless Love 3
Genre: Romance
Episodes: 20
Broadcast network: KBS2
Broadcast period: 2003-Jul-07 to 2003-Sep-09
Air time: Monday & Tuesday 21:55
Viewership ratings: peak=11.6% average=10.7%
Theme songs: Summer Scent OST
Related TV shows: Autumn Tale, Winter Sonata, Spring Waltz

Synopsis
Yoo Min Woo's first love was So Eun Hye who gets into a car accident. Eun Hye dies, leaving him behind. Shim Hye Won has suffered from a terrible heart disease ever since childhood. Miraculously, she finds that she will be obtaining a heart from a donor, Soh Eun Hye.
Suffering from the pain of a heartache, Min-woo goes to Paris to study, the memories of Eun Hye still hunts his heart. When he returns to Korea, fate takes a turn and brings Hye Won and Min-woo together. When the two first meet, Hye Won's heart (Eun Hye's heart), oddly beats faster when she is around Min Woo.
Park Jung Jae is Hye Won's boyfriend. Park Jung Ah is Jung Jae's sister, she meets Min Woo in Italy and falls for him.

Cast
Song Seung Hun as Yoo Min Woo
Son Ye Jin as Shim Hye Won
Ryu Jin as Park Jung Jae
Han Ji Hye as Park Jung Ah
Shin Ae as So Eun Hye
Jo Eun Sook as Oh Jang Mi
Ahn Jung Hoon as Ji Dae Poong
Kim Hae Sook as Min Woo's mother
Kang Ji Hwan as Jung Ah's husband

Production Credits
Production: KBS
Producer: Kim Chul Kyu
Director: Yoon Suk Ho
Screenwriter: Choi Ho Yun
Cinematography: Kim Yong Su
Lighting: Kim Gwang Su

ep.1
Hye-won yang duduk di bangku sekolah menengah adalah seorang gadis yang lemah jantungnya. Saat duduk sendirian dibawah pohon rindang sambil memandang iri kawan-kawannya yang berlarian, ia berharap bisa bertemu dengan orang yang dicintainya di tengah hujan deras suatu saat nanti dan berbagi cinta.

Di tempat lain, seorang pria bernama Myung-woo berlari sekuat tenaga kedalam rumah sakit setelah mendengar pacarnya Un-hae mengalami kecelakaan. Nyawa gadis itu tidak bisa diselamatkan. Sekian tahun telah berlalu, Hye-won yang kini telah dewasa bekerja sebagai seorang pengantar bunga.

Saat menjemput pacarnya Jung-jae di bandara, ia bertemu dengan Min-woo yang baru saja kembali dari luar negeri. Mendadak, jantungnya berdebar lebih keras dari biasanya saat berpapasan dengan pemuda itu, padahal ia sama sekali tidak mengenalnya.

Hye-won rupanya bisa bertahan hidup karena mendapat donor jantung, dan ia merasa seolah hidup dengan dua kepribadian. Di pinggir pantai, Jung-jae melamar dan membuatnya sangat terharu. Meski begitu, ia tidak langsung menjawab lamaran tersebut. Dikamar lamanya, Min-woo terus mengenang kebersamaannya bersama sang kekasih yang telah tiada melalui rekaman video.

Nasib akhirnya mempertemukan Min-woo dan Hye-won dalam sebuah pendakian. Hye-won nyaris saja disengat seekor lebah kalau saja tidak ditolong Min-woo. Ia terkejut melihat pria itu dan sempat tidak bisa mengeluarkan suara. Keduanya berpisah jalan karena Hye-won ingin mencari sahabatnya, namun ia malah tertimpa musibah dan kembali diselamatkan untuk kedua kalinya.

Ditengah hujan lebat, Hye-won yang kakinya terluka terpaksa mengikuti sahabat barunya tersebut untuk bermalam disebuah rumah. Dalam kondisi kelaparan, keduanya berbagi mie instan yang sengaja dimasak Min-woo. Sejenak, keduanya berbagi kebahagiaan.

2
Karena terlalu gelap, Min-woo menyalakan lampu dan membuat Hye-won tersenyum dengan memainkan tangannya di sinar lampu meniru kepala kelinci. Hye-won juga diajari untuk meniru gerakan tangan tersebut. Saat pagi hari, gadis itu terbangun dan melihat Min-woo sudah ada diluar rumah.

Saat berjalan pulang, keduanya saling bertukar cerita tentang keadaan masing-masing. Hye-won menyebut bahwa ada kesan sedih saat melihat Min-woo, dan ia mengatakan beberapa hal tentang kesedihan yang sebenarnya sedang dirasakan oleh pria itu.

Saat sedang berjalan pulang, keduanya kembali harus berteduh dibawah pohon karena mendadak turun hujan. Persis sama seperti ketika Min-woo bertemu dengan kekasihnya yang telah tiada beberapa tahun silam. Ia terkejut mendengar Hye-won mengatakan hal yang sangat persis tentang legenda harimau atau serigala yang kawin.

Ingatannya kembali melayang ke masa lalu saat ia memainkan piano didampingi Un-hae. Ekspresi wajahnya yang aneh membuat Hye-won salah tingkah, dan mengira dirinya telah melakukan kesalahan. Ia berusaha mengalihkan pembicaraan, namun detak jantungnya malah semakin kencang.

kekakuan tersebut tidak berlangsung lama. Saat sedang menyeberang sungai, keduanya tercebur sehingga basah-kuyup. Saat mengobrol, Mi-woo baru tahu kalau gadis itu ternyata seorang penggemar bunga. Saat Hye-won berdendang, Min-woo lagi-lagi terkejut mendengar lagu yang ternyata adalah lagu kenangannya bersama sang kekasih.

Hye-won akhirnya bisa keluar, dan ia telah dinanti oleh sahabatnya dan sang kekasih Jun-jae. Ia beruntung karena sahabatnya tersebut tidak memberitahu kalau ia bermalam di pondok dengan seorang pria. Saat pulang naik mobil, ia berpapasan dengan Min-woo yang berjalan kaki.

3
Min-woo langsung terdiam mendengar pengakuan sahabatnya tersebut, apalagi saat melihat nama vila yang akan diperbaiki tersebut sama dengan nama bunga kesukaan Hye-won. Ia akhirnya mengaku kalau telah menemukan seorang gadis yang mirip dengan Sin-ae yang telah meninggal.

Dae-poong langsung melongo mendengar pengakuan tersebut, namun Min-woo sadar kalau dirinya tidak bisa mengejar sang wanita yang dikiranya telah menikah. Kejadian serupa juga dialami Hye-won, yang sejak kejadian di tempat pendakian mengalami perubahan sifat. Sahabatnya jang-mi langsung menduga kalau hal itu disebabkan oleh pertemuan dengan Min-woo.

Saat sedang mempertimbangkan akan menerima tawaran perbaikan vila atau tidak, mendadak Min-woo ditelepon oleh seorang gadis yang dikenalnya saat di Italia yang bernama Jung-ah. Belum sempat berbicara banyak, gadis itu meminta Min-woo untuk menjemputnya dengan imbalan dikenalkan oleh seorang wanita, yang ternyata adalah tunangan sang kakak Hye-won.

Karena Jung-jae berhalangan hadir, Hye-won memutuskan untuk menyusul tunangannya dan menunda pertemuan dnegan pria misterius idaman Jung-ah. Ditengah cuaca hujan, Hye-won dan Min-woo berpapasan meski keduanya tidak saling melihat.

Namun pada akhirnya mereka bertemu saat Min-woo mengunjungi rumah mantan kekasihnya. Keduanya nyaris saja harus menginap lagi karena tiket kereta pulang hanya tinggal satu, namun Min-woo merelakan tiket tersebut untuk Hye-won. Pria itu belakangan menyusul naik meski tidak memiliki tiket. Masalah muncul ketika petugas kereta memeriksa tiket penumpang.

4
Dae-poong memberikan berita gembira pada Min-woo, proyek villa yang diincar akhirnya mereka dapatkan. Namun kegembiraan tersebut sirna ketika mendengar pemilik vila tersebut adalah ayah Jung-ah. Min-woo langsung berangkat menuju kantor tempat transaksi dilakukan.

Dalam keadaan kesal saat sedang bertelepon dengan Jung-ah, Min-woo berdampingan dengan Jung-jae yang kelihatan cukup kagum dengan pria tersebut. Saat keduanya mencapai tempat transaksi, baru ketahuan kalau Jung-jae adalah kakak Jung-ah sekaligus anak dari pemilik vila. Munculnya Min-woo terlihat oleh Jang-mi, yang langsung memberitahu Hye-won yang sangat kaget.

Jung-ah, Jung-jae, dan Min-woo membicarakan bisnis mereka saat makan siang, namun Jung-ah harus meninggalkan tempat itu karena dipanggil sang ayah. Hye-won yang ikut diundang ke acara makan siang tersebut tidak menyangka akan bertemu Min-woo lagi, wajahnya langsung berubah melihat pria yang membuat hatinya berdebar-debar tersebut.

5
Meski canggung, keduanya berpura-pura saling tidak mengenal satu sama lain. Hanya Jung-ah yang mencurigai sikap keduanya, namun Min-woo pandai berkelit sehingga kenyataan sebenarnya tidak diketahui. Saat presentasi, Min-woo mampu memukau semua yang hadir. Ketika ditanya komentar mengenai presentasi tersebut oleh Jung-jae, wajah Hye-won langsung memerah.

Niat Hye-won menjauhi Min-woo kembali gagal, tunangannya Jung-jae malah meminta mereka untuk lebih mendekatkan diri. Jung-ah langsung mengajukan usul supaya mereka bertiga pergi kerumah ibu Min-woo yang terletak di pedesaan.

Jung-ah berusaha merebut perhatian ibu Min-woo dengan memasak makanan yang enak, namun wanita itu nampaknya lebih menyukai Hye-won. Saat berpisah, wanita tua itu menyatakan rasa senangnya karena Min-woo telah melupakan masa lalu.

Saat kembali, Hye-won langsung diinterogasi oleh Jang-mi seputar kebersamaannya di rumah Min-woo. Hye-won mengaku kalau dirinya akan berusaha untuk membina hubungan persahabatan meski sulit. Namun lagi-lagi nasib mengharuskannya bertemu dengan Min-woo, karena ia ditugaskan mengantar bunga ke kantor pria itu.

6
Sementara itu, Min-woo diajak Jung-ah untuk makan bersama. Yang tidak diketahuinya, gadis itu ternyata mengajak kedua orang tuanya untuk diperkenalkan dengan Min-woo. Sang ayah langsung memberikan sikap dingin, dan tanpa basa-basi menuduh Min-woo menggunakan kedekatannya dengan Jung-ah untuk mendapatkan proyek vila.

Dengan tenang, Min-woo mengatakan kalau Jung-ah telah dianggapnya sebagai adik, kemudian ia keluar dari ruangan. Ternyata itu hanyalah strategi ayah Jung-ah untuk mengetes karakter pria itu, rupanya ia sudah terkesan oleh keteguhan hati Min-woo.

Setiap kali berusaha menghindar, Hye-won malah berpapasan dengan Min-woo. Meski ragu-ragu, pria itu memberanikan diri untuk mengajak Hye-won kencan, yang disambut oleh anggukan kepala gadis itu.

Saat sedang duduk di sebuah kafe, Hye-won dan Min-woo mendapat telepon, masing-masing dari Jung-jae dan Jung-ah, yang ironisnya mengajak pasangan masing-masing menonton acara yang sama. Keduanya berbohong, namun masalah lebih pelik kembali muncul.

Hye-won sempat pamit untuk pergi ke kamar kecil sambil menunggu dimulainya film. Saat kembali, ia terkejut melihat Jung-jae dan Jung-ah telah duduk disamping Min-woo. Ia langsung bersembunyi di kamar kecil, yang juga sempat dimasuki Jung-ah, dan menelepon Min-woo untuk membatalkan kencan mereka.

Jung-ah terkejut melihat bekas lipstik yang ada di gelas didekat Min-woo, dan langsung menyimpulkan kalau pria itu telah bertemu dengan seorang wanita. Namun ia diam saja, bahkan memberi tanda pada Jung-jae supaya ia bisa nonton berdua dengan pria idamannya tersebut. Jung-jae sendiri dengan setia menunggu Hye-won didepan rumahnya, dan membuat gadis itu merasa bersalah.

7
Min-woo mengajak rekannya Dae-poong untuk meninjau lokasi vila, sementara Hye-won mengajak Jang-mi untuk menemaninya selama di lokasi. Siapa sangka, kedua rekan Min-woo dan Hye-won tersebut pernah bertemu sebelumnya dalam insiden di tempat parkir.

Saat meninjau lokasi vila, Hye-won nyaris saja ditabrak sebuah mobil kalau Min-woo tidak menyelamatkannya. Keduanya sempat berpelukan sesaat. Saat duduk berdua, gadis itu menanyakan asal kalung yang dikenakan Min-woo, yang dijawab diberikan oleh gadis yang sangat dicintainya.

Pembicaraan keduanya semakin serius, Jung-ah yang melihat keduanya langsung mendekat untuk mengejutkan Min-woo. Saat mendengar pria idamannya tersebut serius dan mengatakan bahwa itulah pertama kalinya ia merasakan cinta pada seorang wanita lagi dan melihat reaksi Hye-won yang salah tingkah, ia hampir saja berteriak saking kagetnya dan langsung mundur.

Hye-won berusaha membelokkan pembicaraan dengan mengatakan bahwa pastilah orang yang dimaksud adalah adik Jung-jae. Kuatir perasaannya tidak berbalas, Min-woo terpaksa mengangguk. Jung-ah yang melihat kejadian tersebut tidak jadi marah, wajahnya langsung berseri-seri.

Bersama Jung-jae, Dae-poong, dan Jang-mi, mereka bertiga menghabiskan hari itu dengan bermain-main. Malamnya, Jung-ah secara tidak sengaja mengutak-atik kamera milik Hye-won yang menyimpan foto-foto pribadi gadis itu. Saat melihat isinya, Jung-ah terkejut setengah mati.

8
Sebelum berpisah, Min-woo meminta Hye-won untuk tidak menjauhinya lagi karena mereka adalah teman. Saat mulai mempercayai ungkapan tersebut, muncul fakta baru. Saat berbicara dengan Dae-poong, Hye-won secara tidak sengaja diberitahu kalau Min-woo menyuai seorang wanita.

Yang mengagetkan, wanita tersebut adalah seorang wanita yang ditemui pria itu digunung, yang tanpa diketahui Dae-poong adalah Hye-won. Gadis itu langsung teringat oleh ucapan Jung-ah dan tatapan mata Min-woo setiap kali melihatnya. Saat berjalan keluar, ia berpapasan dengan Min-woo yang tersenyum bahagia.

Keinginan Min-woo memberi kejutan pada gadis itu sirna melihat wajah Hye-won yang tidak bersahabat. Gadis itu meminta supaya hubungan pertemanan mereka tidak diteruskan, dan langsung beranjak pergi. Tidak hanya itu, Hye-won bahkan sempat menghadap Jung-jae untuk mundur dari proyek vila, namun ditolak oleh tunangannya tersebut.

Setelah kejadian tersebut, hubungan Min-woo dan Hye-won memburuk, gadis itu kerap menentang ide-ide yang dilontarkan oleh pria itu. Pertengkaran mereka terlihat oleh Jung-jae, yang langsung bertanya-tanya ada apa diantara keduanya. Malamnya saat mendapat telepon dari Hye-won, Min-woo mengira gadis itu ingin berbaikan dengannya.

Dugaannya salah. Saat datang ke tempat yang telah ditentukan, ternyata ia telah ditunggu oleh Jung-jae, Jung-ah, Hye-won, dan orang tua kakak-beradik tersebut. Sang ayah langsung meminta maaf atas sikap tidak bersahabatnya beberapa hari sebelumnya.

9
Saat naik bis menuju vila, Hye-won secara kebetulan berpapasan dengan seorang pria setengah baya yang juga menuju tempat yang sama. Meski tidak saling mengenal, namun gadis itu merasa pria itu sangat dikenalnya, bahkan merasa aman ada didekatnya.

Belakangan baru diketahui kalau pria tersebut adalah ayah mendiang Un-hae, ia datang mencari Min-woo yang kebetulan 'diculik' oleh Jung-ah ke sebuah tempat. Saat pria itu pamit pulang, Hye-won entah kenapa merasa sangat kehilangan. Sementara itu, Min-woo menyesal setengah mati karena gagal bertemu dengan ayah Un-hae.

Min-woo memutuskan untuk menjernihkan masalah dengan Hye-won, ia menelepon gadis itu, yang sedang makan malam bersama Jung-jae, dan memintanya untuk datang pukul delapan malam. Sempat ragu dan memancing kecurigaan Jung-jae, Hye-won akhirnya tiba ditempat yang dijanjikan satu jam kemudian namun tidak ada seorangpun disana.

Min-woo mendadak muncul dari belakang, rupanya ia setia menunggu gadis itu. Pria itu juga mengeluarkan toples berisi kunang-kunang yang merupakan kesukaan Hye-won, rupanya ia mengingat setiap ucapan gadis itu. Sempat terpukau saat kunang-kunang tersebut dilepas, Hye-won kembali marah dan mengatakan bahwa dirinya tidak semudah Min-woo yang melupakan cinta pertamanya.

Meski sama sekali tidak bermaksud seperti itu, ucapan tersebut membuat hati Min-woo terluka namun ia tetap tegar bahkan sampai meminta maaf terlebih dulu. Belakangan Min-woo baru tahu penyebab sikap Hye-won tersebut, rupanya Dae-poong tanpa sengaja membocorkan rahasianya. Saat mengejar untuk memberi penjelasan, Min-woo melihat Jung-jae dan Hye-won berpelukan dengan mesra.

10
Kemana Min-woo pergi? Pria itu ternyata mengunjungi rumah ayah Un-hae, sekaligus menentramkan hatinya yang tidak keruan karena Hye-won. Oleh pria setengah baya itu, Min-woo diminta bersabar karena pasti akan ada seorang wanita yang mampu mengisi hatinya seperti Un-hae dulu.

Di vila, Jung-ah meminta Hye-won membantunya dalam mendekorasi ruangan sesuai dengan harapan Min-woo. Meski tidak enak, gadis itu akhirnya menyanggupi permintaan adik kekasihnya tersebut. Malamnya saat berjalan di desa, Hye-won diganggu oleh seorang penduduk desa yang mabuk. Beruntung, Min-woo kebetulan lewat dan menyelamatkannya.

Ditegur Min-woo karena berjalan sendirian, Hye-won ganti memarahi pria itu dan menyebut dirinya sangat kuatir saat tahu Min-woo menghilang. Min-woo terkejut mendengar ucapan tersebut, namun belum sempat bertanya, Hye-won telah berlari kembali ke vila.

Paginya saat masuk ke kamar yang sedang dihias, Min-woo terkejut melihat Hye-won mendekor kamar tersebut dengan bunga kesukaannya. Melihat gadis itu terus menyibakkan rambutnya yang panjang, Min-woo dengan lembut memegang rambut itu dan mengikatnya. Saat itu, Jung-jae kebetulan sedang naik ke ruangan tersebut untuk menemui Hye-won.

Saat hendak masuk, ia mendengar pernyataan cinta Min-woo pada Hye-won sehingga mengurungkan niatnya dan hanya mendengarkan dari luar. Ia langsung teringat dengan ucapan sang adik. Hye-won yang gugup berusaha membelokkan pembicaraan, tanpa tahu kalau tunangannya menguping pembicaraannya dengan Min-woo.

Saat makan, Jung-jae sengaja menyinggung masalah tersebut dihadapan Hye-won dan Min-woo untuk melihat reaksi mereka. Benar saja, keduanya langsung salah tingkah, namun Jung-jae bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa. Proyek perbaikan vila akhirnya mulai dijalankan, dan hubungan Min-woo dan Hye-won yang sempat kaku mencair. Mereka bahkan terlihat sangat mesra.

11
Perasaannya semakin tidak keruan ketika saat berdua dengan Min-woo, pria itu membahas tentang cinta yang dirasakan. Tidak hanya itu, ia juga memberi selamat atas pertunangan Hye-won, sehingga membuat gadis tersebut merasa semakin tidak yakin dengan perasaannya terhadap Jung-jae.

Ketika Hye-won menawarkan diri untuk mencarikan kalung milik pria itu, Min-woo menolak karena ia yakin kalung tersebut akan kembali. ia juga takut kalau sampai itu terjadi, ia tidak bisa melepas tangan Hye-won. Siapa sangka saat mencari di lapangan bola, kalung tersebut secara tidak sengaja ditemukan Hye-won yang sedang merenungi perkataan Min-woo.

Keesokan harinya, Hye-won tanpa sengaja memakai kalung Min-woo tersebut. Saat berusaha melepas, ia didatangi Min-woo yang terkejut setengah mati melihat kalungnya berhasil ditemukan. Hye-won akhirnya kelepasan bicara bahwa denyut jantungnya selalu tidak menentu setiap bertemu Min-woo.

Sebelum berpisah, Min-woo mengucapkan terima kasih karena Hye-won telah menemukan kalungnya. Berkali-kali Min-woo memanggil gadis itu namun memintanya untuk tidak menoleh, sampai akhirnya ia mengungkapkan pernyataan cintanya. Hye-won menengok dengan pandangan penuh duka, sebelum akhirnya berlari pergi.

Saat kembali, Hye-won berpapasan dengan Jung-jae. Melihat wajah tunangannya, Jung-jae sempat mengusulkan agar pertunangan diundur namun ditolak oleh Hye-won sendiri. Saat hari pertunangan, wajah Hye-won pucat-pasi dan membuat Jung-jae kuatir. Benar saja, di tengah pesta ia mendadak pingsan dan harus dilarikan ke rumah sakit.

12
Untuk merayakan kembalinya Hye-won, Jung-jae mengajak Min-woo untuk datang ke acara makan bersama. Malamnya, mereka berdua kembali bertemu muka di balkon kamar. Ketika ditanya, Min-woo berbohong dengan mengatakan kalau dirinya tidak pernah memasuki kamar Hye-won.

Paginya, Jung-jae nyaris saja kelepasan bicara dengan mengatakan pada Min-woo kalau keduanya mencintai wanita yang sama, namun untungnya ia mampu menahan diri. Namun malamnya, Jung-jae yang mulai mabuk mengatakan bahwa dirinya tidak pernah mau kalah dalam hal apapun termasuk pekerjaan dan cinta.

Saat hendak naik kekamarnya, Jung-jae mendadak terhuyung dan ditolong oleh Min-woo. Namun secara mengejutkan, pertolongan tersebut ditepis. Dikamar, Jung-jae mengaku telah tahu kalau Hye-won menyukai Min-woo, namun ia bertekad tidak melepaskannya. Saat dipeluk, Hye-won meronta dan langsung meninggalkan kekasihnya tersebut.

Dikamar saat membuka-buka buku, ,Hye-won terkejut melihat gambar seorang wanita yang sedang berlari dengan tulisan diatasnya. Ia sadar bahwa Min-woolah orang yang didengarnya saat dirumah sakit. Ia menemukan pria itu dipinggir danau, dan langsung menanyakan alasan Min-woo berbohong.

Akhirnya pria itu mengaku kalau dirinya tidak bisa meninggalkan Hye-won begitu saja, apalagi saat gadis itu menggapaikan tangan. Keduanya menghabiskan malam tersebut dengan mendayung perahu di danau, yang akhirnya bocor. Sesampai didarat, Min-woo mengajak Hye-won adu lari, sebuah hal yang tidak pernah dibayangkan gadis itu. Dengan gembira, Hye-won mengangguk.

13
Saat sedang mengobrol, Jung-jae meminta Hye-won untuk mengemasi barang-barangnya dan kembali ke Seoul sesuai dengan harapan awal gadis itu. Siapa sangka, Hye-won menolak dengan beralasan pekerjaannya harus diselesaikan. Ia tidak dapat mengelak saat diajak Jung-jae bertamasya.

Rencana tersebut didengar oleh Min-woo, yang berusaha menutupi keterkejutannya. Siapa sangka, kepergian Jung-jae tersebut dimanfaatkan Jung-ah untuk mengajak Min-woo ikut bertamasya yang diikuti oleh Dae-poong dan Jang-mi.

Hye-won nampak sangat ceria saat berjalan-jalan ditepi pantai, namun Jung-jae tidak bisa dibohongi dan merasa bahwa perlakuan tunangannya tersebut sudah jauh berbeda dibanding dulu. Saat kembali ke hotel, mereka terkejut karena berpapasan dengan rombongan Jung-ah, yang ternyata memesan kamar di hotel yang sama.

Sadar dirinya dijebak, Min-woo marah pada Jung-ah dan ngotot untuk pergi dari tempat itu. Kemarahannya reda setelah dibujuk Jung-jae, yang akhirnya menawarkan pria itu dan sahabatnya Dae-poong untuk tinggal disatu kamar, sementara yang lain menempati kamar yang telah dipersiapkan untuk Hye-won.

Keributan kembali terjadi antara Min-woo dan Jung-ah keesokan malamnya, yang dipicu oleh ulah gadis itu mengemukakan alasan supaya mereka bisa berdua. Sambil bercucuran air mata, Jung-ah pergi meninggalkan pria itu setelah sebelumnya meminta supaya Min-woo melupakan gadis yang dicintainya. Kejadian tersebut membuat Hye-won marah padanya.

14
Mendengar obat Hye-won habis, Jung-jae memutuskan untuk kembali ke kota dan mengambil persediaan. Hye-won yang ngotot ingin menyertai kekasihnya tersebut akhirnya diijinkan ikut, namun ia diminta menunggu Jung-jae yang harus menemui rekan bisnis.

Saat duduk di kursi tamu, tanpa sengaja gadis itu melihat brosur tentang sebuah pulau kecil yang terletak tidak jauh dari tempat mereka menginap. Jung-ah yang diajak awalnya tidak tertarik, namun gadis cuek tersebut mendadak memperoleh ide untuk mengajak Min-woo.

Keesokan harinya saat bertemu Min-woo, Jung-ah menceritakan niatnya mengajak pria itu ke pulau tersebut, dan menyebut bahwa mereka akan pergi dengan Hye-won yang berangkat lebih dulu untuk memotret panorama pulau tersebut. Hye-won yang saat itu sudah bertolak ke pulau tersebut sepanjang perjalanan terus teringat dengan pengalamannya berperahu berdua dengan Min-woo.

Dasar apes, baru saja tiba di pulau, cuaca mulai memburuk. Hye-won tidak bisa kembali ke daratan karena tidak ada nelayan yang mau menembus badai. Di daratan, Jung-ah dan Min-woo mulai cemas karena selain tidak bisa berangkat ke pulau, mereka mengkuatirkan keselamatan Hye-won yang sendirian disana.

Saat kebingungan, Min-woo melihat sebuah motorboat diparkir tak jauh dari sana. Dengan nekat, pria itu langsung memacu boat tersebut menuju pulau. Saat sedang memikirkan apa yang akan dilakukannya dalam keadaan 'terdampar', Hye-won dikejutkan oleh suara motorboat yang dikendarai Min-woo. Saat tiba didarat, Min-woo langsung dimarahi karena melakukan perbuatan nekat itu.

Malamnya, Hye-won ditawari oleh seorang wanita tua tempat untuk bermalam. Saat hendak membalas kebaikannya dengan uang, wanita itu menolak dan tanpa sengaja keceplosan mengatakan bahwa semua sudah dibayar oleh seorang pria muda. Sadar kalau orang yang dimaksud Min-woo, Hye-won langsung mencari pria itu demi meminta maaf.

Paginya saat hendak kembali ke daratan, Hye-won ragu-ragu dan memutuskan untuk kembali bersama Min-woo, yang saat itu menginap di sebuah biara. Min-woo terkejut ketika saat bangun mendapati Hye-won tersenyum berseri-seri, namun gadis itu beralasan kalau ia ketinggalan kapal.

15
Untuk menghabiskan waktu, Min-woo dan Hye-won berjalan di pinggir pantai sambil mengobrol. Saat membeli makanan dan minuman, gadis itu menelepon tunangannya Jung-jae namun tidak berani bicara dan akhirnya menutup telepon.

Jung-jae mulai menyelidiki kenapa Hye-won belum pulang, dan dari nelayan akhirnya tahu kalau gadis itu sengaja tinggal di pulau sampai sore. Saat makan bersama, ia mendengar dari Jung-ah kalau gadis itu dan Min-woo berencana menyusul Hye-won sebelum terjadi badai. Ucapan Dae-poong yang gelagapan saat ditanya tentang keberadaan Min-woo semakin menguatkan kecurigaannya.

Ternyata tidak hanya Jung-jae yang mengetahui rahasia Min-woo dan Hye-won. Saat sedang berjalan di dermaga, Jung-ah bertemu dengan nelayan yang motorboat-nya dipinjam Min-woo. Darinya, Jung-ah diberitahu kalau pria itu telah meminjam boat-nya untuk berangkat ke pulau.

Apa yang sedang dilakukan Min-woo dan Hye-won? Keduanya membangun sebuah istana pasir dan bermain-main di pantai. Saat melewati sebuah papan dengan tulisan, wajah Min-woo mendadak berubah sedih dan membuat Hye-won bertanya-tanya. Min-woo akhirnya menceritakan kisah cintanya bersama Un-hae, dan bagaimana gadis itu meninggal.

Hye-won langsung menitikkan air mata terutama ketika mendengar betapa menderitanya Min-woo sampai ia bisa tersenyum karena bertemu dengan tunangan Jung-jae tersebut. Ia meminta Min-woo untuk mencari seorang gadis baik yang pantas dicintai, karena Hye-won hanya akan membuatnya sedih. Pemuda itu langsung memeluk gadis itu, dan mengatakan sudah puas dengan keadaan sekarang.

16
Begitu menjejakkan kakinya di daratan, Hye-won langsung dituding Jung-ah telah mengkhianatinya. Ia menampar gadis itu, dan pergi sambil mengatakan tidak sudi mengenalnya lagi. Jung-jae yang berusaha mencegah tidak dihiraukannya.

Di hotel, Jang-mi akhirnya tahu kalau Hye-won berada di pulau terpencil bersama Min-woo. Saat sahabatnya tersebut kembali, ia terkejut melihat ada bekas tamparan dipipi gadis itu. Dengan muka tegas, Jung-jae meminta Jang-mi untuk menjaga Hye-won sementara ia akan membujuk Jung-ah.

Dikamarnya, Jung-ah sedang mengemasi barang-barang dan bersiap akan kembali ke Seoul saat Jung-jae masuk. sang kakak meminta adiknya tersebut untuk tidak mengungkit kejadian tersebut, sehingga Jung-ah menyangka ia telah gila. Ternyata Jung-jae menganggap bahwa rasa cinta Hye-won terhadap Min-woo hanya akan berlangsung sementara.

Meski telah dicegah oleh Jang-mi, Hye-won ngotot menyusul Jung-jae dan Jung-ah untuk menjelaskan masalah yang sebenarnya. Bisa ditebak, begitu melihat kehadirannya, emosi Jung-ah langsung meledak. Ia memaki-maki gadis itu sebagai wanita yang tidak tahu terima kasih. Ucapannya terhenti oleh tamparan dari orang yang tidak diduganya sama sekali : Jung-jae.

Saat muncul belakangan, Min-woo mendengar dari Dae-poong tentang kejadian yang menimpa Hye-won. Ia langsung mencari Jung-jae untuk meminta maaf dan memberi penjelasan, namun bukannya maaf malah bogem mentah yang didapatnya.

17
Kekuatiran mulai menyelimuti keluarga Jung dan Hye-won, namun kabar dari dokter bahwa kondisi ibu Jung sudah mulai normal membuat semuanya lega. Saat hendak masuk untuk menjenguk, Hye-won dihentikan oleh Jung-ah, yang meminta gadis itu untuk meninggalkan rumah sakit.

Hye-won sangat sedih mendengar ucapan Jung-ah tersebut, namun ia maklum dengan sikap gadis itu yang merasa 'pacar'nya Min-woo direbut Hye-won. Setelah membuat keputusan untuk meninggalkan semuanya, Hye-won menyempatkan diri mampir ke kamar tempat peristirahatan yang dirancangnya, disana ia kembali teringat saat Min-woo mengikat rambutnya.

Mendadak pria itu muncul dibelakangnya. Merahasiakan kepergiannya, Hye-won beralasan tujuannya ketempat itu adalah untuk mengucapkan salam perpisahan dengan Min-woo karena ia akan kembali ke Seoul. Setelah gadis itu pergi, Min-woo mendapat kabar bahwa Hye-won pergi dengan meninggalkan sepucuk surat. Saat menyusul ke halte bis, gadis itu sudah pergi.

Saat bangun, hal pertama yang ditanya ibu Jung adalah apakah benar Hye-won telah menjalin hubungan dengan Min-woo, sehingga Jung-ah tidak bisa berkata-kata. Gadis itu langsung mendatangi Jung-jae dan menyindir masalah Hye-won, namun dari kakaknya tersebut ia mengetahui bahwa gadis itu telah pergi tanpa kabar.

Yang dicari ternyata mendatangi rumah mendiang Un-hae, yang disambut dengan gembira oleh sang ayah. Melhat gadis itu menaruh bunga di tehnya, pria setengah baya itu teringat dengan putrinya yang telah tiada. ia mengajak Hye-won melihat kamar Un-hae. Melihat kalung peninggalan, Hye-won terkesima dan mengagumi benda itu. Ayah Un-hae akhirnya membelikan kalung tersebut pada Hye-won.

18
Saat mengetahui kalung Un-hae diberikan pada Hye-won, ibu kekasih Min-woo yang telah meninggal tersebut marah besar. Wanita malang tersebut rupanya menganggap sang anak masih hidup sehingga depresi, dan membuat suaminya sedih.

Min-woo yang tidak berdaya mencegah kepergian Hye-won langsung mabuk-mabukan, sehingga untuk kembali kekamar ia harus dipapah oleh Dae-poong dan Jung-ah. Saat sadar, Min-woo mendengar kabar bahwa Jung-jae juga ikut menghilang bersama Hye-won. Bahkan kabar dibatalkannya pernikahan keduanya telah tersebar luas.

Dimanakah kedua sejoli itu berada? Ternyata, Jung-jae membawa Hye-won ke sebuah rumah peristirahatan keluarganya untuk menyepi, dan meyakinkan tunangannya tersebut untuk terus mencintainya. Saat pagi tiba, Hye-won yang tidak tahan lagi akhirnya mengaku kalau dirinya sudah tidak bisa mengendalikan perasaannya yang mencintai Min-woo.

Obrolan mereka terpotong oleh bunyi telepon genggam Jung-jae, yang menelepon ternyata adalah Jung-ah yang mengkuatirkan sang kakak. Obrolan keduanya terdengar oleh Min-woo yang kebetulan melintas. Ia memaksa Jung-ah untuk memberitahu lokasi persembunyian Jung-jae, dan mengaku kalau dirinya mencintai Hye-won.

Jung-jae yang telah dipengaruhi minum keras kalap dan berusaha memperkosa Hye-won, yang meski memberontak namun terlihat pasrah. Niat tersebut akhirnya tidak terlaksana karena Jung-jae mulai sadar, ia langsung membentak Hye-won dan memintanya untuk meninggalkan tempat itu. Dengan pakaian awut-awutan, Hye-won berlari keluar sambil menangis. Ia disambut oleh Min-woo yang baru sampai.

19
Melihat kondisi Hye-won yang shock, Min-woo berinisiatif membawanya kerumah untuk beristirahat. Dengan telaten, pemuda itu merawat Hye-won. Paginya saat mengobrol, Hye-won melepas cincin pertunangannya dengan Jung-jae sebagai tanda perpisahan mereka.

Kehadiran kembali Jung-jae dirumah disambut oleh kemarahan Jung-ah, yang menyebut sang kakak sebagai pria lemah. Tanpa sengaja Jung-ah melihat nama Un-hae yang ditulis dikertas, dan menyebutnya sebagai mantan kekasih Min-woo. Ucapan tersebut membuat Jung-jae bagai tersambar guntur disiang hari, ia langsung mendatangi rumah orang tua gadis itu.

Hye-won mengajak Min-woo kesebuah tempat yang kerap didatanginya yaitu sebuah gereja kecil yang disebut gadis itu sebagai tempat dimana kedua orangtuanya menikah sekaligus tempat dimana misa saat keduanya meninggal diselenggarakan. Dialtar, Hye-won berdoa untuk meminta maaf pada ayah ibunya karena tidak mampu terus bersama Jung-jae.

Setelah itu, giliran Min-woo mengajak gadis itu kerumahnya karena ia berpikir sang ibu, yang telah terkesan dengan Hye-won sejak pertemuan pertama, akan merestui hubungan mereka. Dugaannya meleset, meski sayang dengan Hye-won, namun wanita setengah baya itu tidak ingin melihat anaknya Min-woo menjadi perusak hubungan orang. Ucapan tersebut didengar Hye-won.

Saat ketiganya minum teh bersama, Hye-won memasukkan bunga kedalam teh supaya harum. Ibu Min-woo pun maklum kalau anaknya menyukai Hye-won karena sifat-sifat baik yang sangat mirip dengan mendiang Un-hae dan mengatakannya didepan dua sejoli yang sedang dimabuk cinta tersebut, sehingga Hye-won merasa serba salah.

20
Melihat Hye-won kepanasan saat berjalan-jalan, Min-woo memutuskan kembali kerumah untuk mengambil topi. Saat sendirian, gadis itu memutuskan menelepon Jang-mi untuk memberi kabar. Menolak mengatakan dimana ia berada, Hye-won mengaku kalau dirinya saat itu bahagia sekali.

Saat berbalik, Min-woo telah ada dibelakangnya namun pria itu maklum akan perasaan yang berkecamuk di hatinya. Pria itu memuji saat gadis itu memakai topi yang dibawanya, sehingga Hye-won tersenyum manis. Saat kembali seorang yang tidak diduga menunggu dirumah : Jung-jae. Saat berbicara empat mata dengan Min-woo, ia mengaku tidak mau melepas Hye-won begitu saja.

Rupanya setelah mengetahui bahwa jantung yang dicangkokkan ke tubuh Hye-won adalah milik Un-hae, Jung-jae merasa bahwa cinta kekasihnya terhadap Min-woo entah bagaimana terpengaruh oleh jantung tersebut. Sebelum pulang, Jung-jae mengatakan pada Hye-won bahwa ia pasti akan membuat gadis itu kembali kepelukannya.

Setelah berjanji untuk merayakan hari jadi Hye-won berdua, Min-woo pergi ke sebuah toko perhiasan untuk membeli sebuah cincin. Saat dikatakan bahwa cincin pesanannya siap diambil pada tanggal 18 Agustus, yang juga merupakan hari penting Hye-won, Min-woo termenung karena teringat sesuatu. Ia mendatangi Hye-won dan meminta maaf karena harus melanggar janjinya.

Hye-won yang bingung akhirnya tahu alasan dibalik permohonan maaf tersebut : tanggal itu adalah hari peringatan meninggalnya Un-hae. Gadis itu dengan jiwa besar menawarkan diri untuk menemani, dan membuat Min-woo gembira. Namun pada hari H-nya, Hye-won dicegat oleh Jung-jae, yang mengajak gadis itu menemui kedua orangtuanya.

21
Jung-jae mendatangi toko Hye-won tepat pada saat Min-woo berada disana. Kesempatan itu digunakannya untuk berbicara empat mata dengan rivalnya tersebut. Dari sikapnya, Jung-jae langsung menebak kalau Min-woo telah mengetahui kalau Un-hae adalah donor jantung Hye-won.

Jung-jae juga mengatakan, kali ini didepan Hye-won, kalau ia tidak akan melepaskan mantan tunangannya tersebut begitu saja. Tudingan tersebut dibalas Min-woo dengan menyimpan dan membakar barang-barang kenangannya bersama Un-hae, namun ucapan Jung-jae terus terngiang ditelinganya.

Mendengar Min-woo membereskan semua barang peninggalan Un-hae, Hye-won datang dan mengajak kekasihnya tersebut menelusuri tempat-tempat yang menjadi kenangannya bersama mendiang Un-hae. Saat keduanya berpisah karena Min-woo beralasan haus, langkah Hye-won membawanya ketempat dimana Un-hae dan Min-woo pertama kali bertemu.

Kebetulan tersebut membuat Min-woo semakin tertekan, dan puncaknya saat Hye-won menyebut Un-hae pasti akan menjadi sahabat akrabnya bila masih hidup. Ia memarahi gadis tersebut dengan nada tinggi dan memintanya untuk tidak lagi mengungkit soal Un-hae, sebelum berlari pergi meninggalkan Hye-won yang kaget.

Jung-jae memanggil ibu Min-woo, dan memberitahu soal hubungan Hye-won dengan Un-hae. Pertemuan keduanya dilihat oleh Jung-ah yang mulai curiga, namun saat mencari tahu, ia dimarahi sang kakak sehingga rasa penasarannya semakin bertambah.

Malamnya, Min-woo mendapat kabar bahwa Hye-won belum juga pulang. Ia langsung menuyusul ketempat dimana mereka berpisah siangnya. Gadis itu masih berada di tempat Un-hae dan Min-woo dulu pernah berteduh. Min-woo langsung minta maaf kepada gadis itu, dan mengajukan pertanyaan yang tidak diduga-duga : Maukah kau menikah denganku?

22
Hye-won yang telah menunggu di gereja mukanya sumrigah begitu mendengar pintu gereja terbuka, namun yang muncul bukannya Min-woo melainkan orang yang tidak diharapkan sama sekali : Jung-ah. Meski begitu, ia berusaha ramah pada adik mantan tunangannya tersebut.

Dengan tersenyum penuh kemenangan, Jung-ah mengatakan kalau dirinya tidak ingin melewatkan kesempatan hadir, dan mengaku punya kejutan untuk Hye-won yang akan disampaikannya setelah Min-woo tiba. Perasaan Hye-won mulai tidak keruan, ia tahu ada sebuah rahasia yang disembunyikan Jung-ah.

Dirumahnya saat bersiap-siap, Min-woo kedatangan tamu : Jung-jae. Ia sangat terkejut karena tidak menyangka Jung-jae secepat itu mendengar kabar rencana pernikahannya. Jung-jae kembali menekannya dengan mengatakan bahwa satu-satunya alasan Min-woo mendekati Hye-won adalah karena gadis itu memiliki kemiripan sifat dengan mendiang Un-hae, yang jantungnya berada ditubuh Hye-won.

Min-woo membantah ucapan tersebut, ia berusaha meyakinkan Jung-jae kalau cintanya tulus. Sadar cara tersebut tidak berguna untuk menghentikan rivalnya tersebut, Jung-jae mengancam akan memberitahu kebenaran seputar siapa donor jantung Hye-won sebenarnya kalau Min-woo tidak mengurungkan niatnya.

Kali ini Min-woo tidak berkutik, ia terpaksa menuruti Jung-jae, yang langsung menuju ke gereja dimana Hye-won berada. Ia datang tepat pada saat Jung-ah yang tidak sabaran hendak membuka tabir tentang Un-hae, dan berhasil menggagalkan niat adiknya tersebut. Hye-won yang mendengar bahwa Min-woo tidak akan datang kecewa setengah mati, dan langsung berlari pergi.

23
Tidak tega melihat kesedihan Hye-won, Min-woo menarik gadis itu untuk masuk kedalam mobil dan melajukan kendaraan itu secepat mungkin. Adegan itu terlihat oleh Jung-ah, yang langsung mengadu ke sang kakak. Jung-jae hanya bisa tertegun melihat kenekatan Hye-won yang kondisinya lemah.

Melihat wajah Hye-won yang pucat, Min-woo langsung menepikan mobilnya dan meminta gadis itu memakan bekal yang dibawanya. Tidak tega melihat kondisinya, dengan telaten pemuda itu menyuapi Hye-won. Saat terbangun, mereka telah berada di sebuah taman bunga.

Min-woo mengaku kalau dirinya tidak tahu cara apa yang bisa membuat Hye-won tersenyum, namun ia ingat kalau gadis itu selalu bahagia bila melihat bunga. Ucapan Hye-won tentang bunga yang sangat mirip dengan yang pernah dikatakan mendiang Un-hae membuat Min-woo kembali terkejut, ia mengajak gadis itu ke dalam hutan bambu.

Ketika mengantar gadis itu pulang, Min-woo menyebut sebuah perumpamaan tentang jantung Hye-won, namun gadis itu mengatakan kalau ia merasa hatinya telah lama mengenal pria itu dan berjanji untuk selalu berada disampingnya. Sampai saat ini, Hye-won masih menganggap jantungnya dicangkok dari anggota tubuh seorang pria.

Semua itu berubah saat ia masuk kedalam apartemen. Jung-ah yang telah menanti langsung menyambutnya dengan sinis, dan mengatakan kalau cintanya dengan Min-woo sulit terwujud. Tidak hanya itu, ia mengungkap sebuah hal yang tidak pernah diketahui Hye-won : jantung yang selama ini berdegup di tubuh gadis itu adalah milik seorang wanita.

24
Ibu Min-woo tetap ngotot untuk memberitahu asal-usul jantung Hye-won, karena tidak ingin putranya Min-woo selalu hidup dalam bayang-bayang Un-hae. Pria itu akhirnya memilih jalan tengah : ia akan menasehati Min-woo. Saat keluar, Hye-won yang kaget menanyakan hubungan kedua orang itu, yang dijawab ayah Un-hae sebagai saudara jauh.

Setelah itu, giliran Hye-won yang diajak bicara ibu Min-woo, yang dengan terus-terang meminta gadis itu menjauhi putranya karena hubungan cinta mereka sulit dipertahankan. Meski Hye-won berjanji untuk bisa selalu menghibur Min-woo, ibu Min-woo tetap menolak kehadirannya. Kejadian ini membuat hati Hye-won sakit, ia tidak habis pikir mengapa banyak orang yang menghalangi.

Min-woo yang mulai kuatir mulai mencari tahu tentang Hye-won, namun ia malah berpapasan dengan Jung-ah. Gadis itu dengan alasan kebahagiaan Hye-won meminta Min-woo untuk menjauhi mantan tunangan sang kakak, ia mengatakan bukan tidak mungkin kelepasan soal jantung Un-hae. Min-woo mengancam tidak akan mengampuni gadis itu kalau terjadi sesuatu dengan Hye-won.

Dalam kegalauannya, Hye-won mampir kerumah Min-woo untuk mengobrol. Pria itu tentu saja senang campur terkejut oleh kehadiran wanita yang dicintainya tersebut. Ia langsung menyiapkan teh untuk menghibur Hye-won, dan meminta gadis itu menunggu di ruang tamu.

Sambil memegang kalung yang dipakainya, Hye-won masuk kedalam ruang kerja Min-woo dan didalam laci melihat kalung yang biasa dipakai pria itu. Setelah memegangnya beberapa saat, mendadak gadis itu teringat perkataan ayah donor jantungnya yang mengatakan kalau anaknya memiliki kalung yang pasangannya dimiliki oleh sang kekasih.

Dengan gemetar Hye-won mencoba untuk memasukkan kalung yang dipakainya dengan kalung Min-woo, magnet kedua benda tersebut langsung bereaksi dan saling menempel. Apa yang ditakutkannya menjadi kenyataan, terjawab sudah siapa donor jantung Hye-won sesungguhnya, dia adalah mendiang Un-hae. Hye-won langsung pergi meninggalkan rumah tersebut diiringi tatapan bingung Min-woo.

25
Hye-won benar-benar shock ketika mengetahui kalau donor jantungnya adalah Un-hae, kekasih pertama Min-woo. Ia langsung meninggalkan rumah tersebut dengan perasaan hancur, hatinya terasa benar-benar sakit. Ia mulai merasa jantung Un-hae yang menuntunnya hingga bertemu Min-woo.

Langkah kaki menuntunnya ke makam Un-hae, disana ia mencurahkan seluruh isi hatinya pada gundukan tanah yang hening. Ia terus teringat dengan semua kejadian yang membuatnya semakin dekat dengan Min-woo mulai dari awal pertemuan hingga tarian mereka diatas rumput lapangan. Saat berjalan pulang, ia berpapasan dengan ayah Un-hae.

Min-woo yang kuatir mencari Hye-won dirumahnya, namun ia malah bertemu Jang-mi, yang ingin tahu apakah Min-woo mencintai Hye-won secara utuh ataukah karena kemiripan gadis itu dengan Un-hae yang telah meninggal. Gadis itu juga mengingatkan hal tersebut akan menjadi pukulan yang sangat berat bagi Hye-won.

Saat mendatangi kantor Jung-jae, Hye-won mendengar percakapannya dengan Jung-ah yang berniat sekolah diluar negeri bersama Min-woo sehingga keduanya bisa memulai dari awal lagi. Saat berbicara berdua dengan Jung-jae, Hye-won menceritakan kalau dirinya telah tahu tentang jantung Un-hae, sehingga Jung-jae terkejut.

Min-woo berencana untuk memberitahu Hye-won tentang jantung Un-hae, namun saat sedang memandangi kalung, Hye-won mendadak masuk. Min-woo tidak sadar kalau gadis itu telah mengetahui semuanya, dan mulai berpikir bahwa pemikiran semua orang tentang cinta Min-woo benar adanya.

26
Hubungan Jung-ah dan Hye-won yang sempat memanas akhirnya membaik setelah keduanya bertemu. Meski sempat setengah menyindir sahabatnya tersebut yang akan jadi bayang-bayang Un-hae selamanya, Jung-ah mengaku kalau dirinya kalah bersaing dalam memperebutkan cinta Min-woo.

Ucapan tersebut ditanggapi Hye-won dengan wajah sedih, ia sendiri mulai menyadari kalau ketertarikannya terhadap Min-woo bisa jadi disebabkan oleh jantung Un-hae yang berdetak ditubuhnya. Setelah meminta maaf karena telah menyakiti hati Jung bersaudara, Hye-won mengatakan bahwa kini ia tidak yakin lagi bisa bersama Min-woo.

Saat pulang, Jung-ah memberitahu kakaknya bahwa ia baru saja bertemu Hye-won. Gadis itu awalnya berencana untuk memberitahu 'rival'nya tersebut bahwa ia ingin mengajak Min-woo belajar diluar negeri, namun tidak tega melihat kondisi Hye-won yang tidak sehat dan rencana gadis itu berpisah dengan Min-woo. Kali ini, giliran Jung-jae yang terkejut.

Hye-won mulai menggali seberapa banyak kesamaan dirinya dengan Un-hae dengan mengunjungi ayah gadis yang telah meninggal itu. Dari situ ia mengerti bahwa banyak persamaan yang dimilikinya mulai dari wajah yang memerah saat tidak jujur, bunga yang disukai, lagu favorit, sampai kebiasaan menaruh bunga pada teh. Dalam kesempatan itu, Hye-won juga mengembalikan kalung Un-hae.

Min-woo mengutarakan niatnya untuk kembali belajar di luar negeri, yang disambut dengan gembira oleh sang ibu. Namun kegembiraan itu berubah ketika mendengar anaknya berencana mengajak Hye-won bersamanya. Niat tersebut diutarakan saat bertemu Hye-won ditengah hujan deras di lapangan rumput dimana mereka pernah berdansa.

Keduanya melanjutkan obrolan di ruangan vila musim panas yang menjadi kenangan berdua, disana telah disiapkan meja lengkap dengan lilin sehingga suasana menjadi romantis. Siapa sangka, Hye-won malah menyampaikan kabar kalau ia menginginkan hubungan mereka berakhir.

27
Tak lama setelah pertemuan dengan Jung-ah, Hye-won mendapat telepon dari Min-woo, yang ditanggapinya dengan dingin.Ternyata pria itu telah menunggu di restoran di seberang toko Hye-won, dan ia bersikeras untuk tidak pergi sampai gadis itu menemuinya.

Min-woo heran melihat perubahan Hye-won yang tidak bersikap seperti biasanya, namun gadis itu mengatakan bahwa itulah sifat yang sebenarnya yang tidak mirip dengan Un-hae. Belum lepas keterkejutan mendengar nama Un-hae kembali muncul dalam percakapan, Hye-won meminta hubungan mereka diakhiri dan akan lebih baik bila Min-woo pergi jauh dan tidak bertemu lagi dengannya.

Tak lama setelah itu, Jung-jae mengajak Hye-won ke hadapan kedua orang tuanya dan mengutarakan niatnya menikahi gadis itu. Sang ibu yang tidak setuju sangsi apakah Hye-won mampu kembali seperti orang yang dulu dikenalnya, namun gadis itu menyanggupinya dan membuat ibu Jung-jae terharu.

Saat masuk ke ruangan pesta, Min-woo shock melihat Hye-won bersama Jung-jae, ia nyaris tidak percaya Hye-won secepat itu melupakannya. Wajahnya langsung pucat mendengar keduanya akan melangsungkan pernikahan dalam waktu dekat, ditambah lagi Jung-jae menghampiri dan memintanya untuk datang keacara tersebut, yang membuat hatinya semakin teriris-iris.

Saat duduk menyendiri di ruangan vila yang penuh bunga yang dirangkai Hye-won, ia kembali bertemu gadis itu yang kebetulan juga ada disana. Hye-won meminta Min-woo untuk tidak lagi menanyakan perasaan cintanya pada pria itu, karena ia telah berjanji untuk bersama Jung-jae selamanya. Saat keluar, Hye-won telah ditunggu Jung-jae. Dari atas, Min-woo menyaksikan keduanya sambil menitikkan air mata.

Karena kangen, ibu Un-hae menelepon Min-woo untuk menanyakan keadaannya. Ia juga menceritakan satu hal penting, Hye-won telah lama tahu soal jantung Un-hae. Min-woo terhenyak, ia sadar apa yang menyebabkan perubahan sifat gadis itu terhadapnya.

28
Setelah mencoba gaun pengantin, Hye-won diajak minum teh bersama Jung-ah. Gadis ceplas-ceplos itu melihat perubahan raut wajah Hye-won yang muram, dan langsung berujar kalau gadis itu tidak senang menikah dengan Jung-jae. Sadar omongannya menyinggung, Jung-ah langsung minta maaf.

Saat berada dikantor, Min-woo secara tidak sengaja melihat undangan pernikahan Jung-jae dan Hye-won di komputer Dae-poong. Ia tidak berkata apa-apa, dan menelepon ayah Un-hae untuk memberitahu akan rencana keberangkatannya ke Italia. Secara kebetulan, Hye-won juga berniat bertemu pria setengah baya itu untuk memberitahu tentang pernikahannya.

Saat bertemu Jung-ah, Jung-jae menceritakan rencana kepergian Hye-won ke rumah ayah Un-hae. Jung-ah mulai berpikir bahwa pertemuan Hye-won dan Min-woo adalah takdir, namun ucapannya tersebut malah membuatnya dimarahi sang kakak yang mengaku tidak percaya dengan takdir. Padahal, dalam hatinya Jung-jae mulai kuatir.

Begitu tiba di perkebunan, tempat yang pertama dikunjungi Hye-won adalah makam Un-hae. Ditempat sepi itu, ia menyatakan niatnya menikah dengan Jung-jae dan minta supaya bisa melepas Min-woo. Begitu tiba di rumah Un-hae, ternyata tidak ada siapapun disana sehingga ia meninggalkan sepucuk surat. Saat hendak pergi, ia berpapasan dengan ayah Un-hae yang baru tiba.

Mendengar keputusan Hye-won, pria setengah baya itu maklum dan menyebut kalau ternyata antara gadis itu dengan anaknya memiliki perbedaan yang sangat besar. Baginya, Hye-won mau mengorbankan kesenangannya demi orang lain sementara Un-hae pastilah bersikeras mempertahankan apa yang dimilikinya. Hye-won juga diberitahu kalau Min-woo berencana datang, namun gadis itu menolak bertemu dengannya dan pamit pulang.

Hye-won berjalan keluar perkebunan sambil menikmati keindahan tempat itu dan mengenang masa lalu. Mendadak, jantungnya berdegup kencang. Dari arah berlawanan, nampak Min-woo berjalan sambil tertunduk. Sebelum pria itu melihat, Hye-won langsung bersembunyi karena ia tidak ingin berpapasan.

Saat tiba, Min-woo menemukan surat yang ditinggalkan Hye-won dan sadar kalau gadis itu baru saja berada disana. Ayah Un-hae menyarankannya untuk mengejar, namun Min-woo menolak. Pria setengah baya itu menyebut bahwa Min-woo tidak perluberbuat apa-apa selain melepas rindu yang terpendam. Pria itu langsung berubah pikiran, dan berlari mengejar Hye-won yang akan naik bis.

29
Min-woo tidak tahu kalau Hye-won menyaksikan pria itu di kejauhan dari kaca bis, dan menangis tersedu-sedu. Nampaknya, nasib memang tidak berpihak pada cinta mereka. Usai kejadian tersebut, Min-woo mendatangi makam Un-hae untuk mengucapkan selamat tinggal. Ia juga meninggalkan kalung yang menjadi kenangan mereka berdua.

Hari perinikahan akhirnya tiba, Jung-jae bersiap mengenakan jas, namun ucapan Jung-ah mengenai takdir masih terngiang-ngiang dibenaknya. Ia menyempatkan diri untuk menengok Hye-won yang telah mengenakan gaun pengantin, dan mendapati gadis itu muram sebelum mengubah ekspresinya. Sempat keluar, Jung-jae kembali masuk, memeluk Hye-won, dan berjanji akan membahagiakan gadis itu.

Min-woo berpamitan dengan ibunya, dan meminta wanita itu supaya mau bila suatu saat diajaknya pindah ke Italia. Sang ibu meneteskan air mata karena merasa bersalah telah memisahkan anaknya dengan Hye-won, namun Min-woo menenangkan hatinya dan mengatakan bahwa ia senang bisa mengenal gadis sebaik Hye-won meski perkenalan tersebut tidak berlangsung lama.

Saat hendak menuju bandara, mobil yang dikendarai Min-woo berada dibelakang sebuah mobil pengantin. Mendadak muncul keinginannya melihat Hye-won untuk yang terakhir kali, ia meminta Dae-poong yang menyetir untuk membelokkan mobil ke restoran tempat pernikahan akan dilangsungkan. Dae-poong tidak punya pilihan lain selain meluluskan permintaan sahabatnya itu.

Dari belakang sebuah tembok, Min-woo melihat Hye-won saat turun dari mobil pengantin, wajahnya sangat cantik dengan senyum penuh kebahagiaan menyongsong hidup baru. Meski sedih, ia sadar harus melepas gadis itu. Min-woo tidak sadar bahwa saat ia membalikkan badan hendak pergi, jantung Hye-won mendadak berdegup dengan cepat. Buket yang dipegang gadis itu jatuh, ia sadar pertanda apa itu.

Ia dengan panik langsung melihat ke sekeliling, hatinya menjerit memohon bantuan Un-hae untuk bisa melihat Min-woo untuk terakhir kalinya. Akhirnya ia menemukan Min-woo, namun pria itu keburu naik mobil dan tidak melihat kearahnya. Gadis itu berlari mengejar mobil sampai kejalan raya, namun kendaraan itu telah melaju dengan cepat. Karena tidak tahan dengan siksaan tersebut, Hye-won pingsan ditengah jalan raya.

Kali ini akibatnya fatal, Hye-won dilarikan kerumah sakit ditemani Jang-mi, Dae-poong, dan Min-woo yang melihat kejadian tersebut dan bergegas kembali. Ternyata, keduanya pernah bertemu dimasa lalu meski tidak saling mengenal yaitu saat Un-hae kecelakaan dan Hye-won hendak melakukan operasi jantung. Dokter memberikan kabar buruk, Hye-won dinyatakan berada dalam keadaan koma.


30
Kehabisan akal, Jung-jae mencari Min-woo dan meminta pria itu membujuk Hye-won melakukan operasi karena hanya dia satu-satunya yang bisa melunakkan hati gadis itu. Ia tiba dirumah Min-woo tepat pada saat pria itu hendak keluar menjenguk ke rumah sakit.

Malamnya, Jung-jae mengajak Hye-won ke ruangan vila penuh bunga yang dirancang gadis itu dan meninggalkannya dengan alasan ada pekerjaan kantor. Tak lama kemudian, Min-woo masuk disambut dengan tatapan sedih Hye-won. Memainkan bayangan kelinci seperti saat pertama kali bertemu, Min-woo mengatakan kalau dirinya mencintai Hye-won dan memohon supaya gadis itu mau dioperasi. Hye-won setuju, tapi dengan syarat pria itu pergi sejauh-jauhnya dari hadapannya.

Meski hatinya merasa berat, Min-woo menyanggupi permintaan Hye-won dan berangkat ke Italia pada hari gadis itu dioperasi untuk kedua kalinya. Melalui email, Jung-jae memberitahu bahwa Hye-won tidak bisa diselamatkan lagi dan meminta Min-woo untuk bisa menerima kenyataan tersebut.

Tak terasa tiga tahun telah berlalu. Jung-jae dengan pakaian rapi bersiap menerima tamu untuk sebuah pesta pernikahan.......yang ternyata dibuat untuk Jung-ah yang telah menemukan pendamping. Sama seperti sebelumnya, Hye-won kembali terlambat mengantarkan buket bunga pernikahan, ia memasuki ruangan tersebut dengan tergesa-gesa namun raut mukanya ceria.

Gadis itu rupanya telah sukses menjalani operasi dan kini hidup normal. Keesokan harinya, ia dan Jung-jae mengantar Jung-ah dan suaminya ke bandara untuk berbulan madu. Tepat saat mereka berlalu, dari pintu kedatangan muncul Min-woo yang baru kembali dari Italia. Di tempat parkir, Dae-poong yang menjemput sahabatnya tersebut melihat Hye-won sekilas, ia gelagapan namun memutuskan untuk tidak memberitahu Min-woo.

Kabar kedatangan Min-woo sampai ke telinga Jung-jae. Saat hendak menemui bekas rivalnya tersebut, Min-woo sempat melihat Hye-won namun mengira semua itu hanya halusinasi. Di hadapan Jung-jae, ia mengatakan belum bisa melupakan Hye-won dan menanyakan apakah gadis itu bahagia sebelum pergi. Serba salah karena telah berbohong, Jung-jae menganggukkan kepalanya.

Saat makan malam dengan Hye-won, Jung-jae memberitahu soal kedatangan Min-woo kepada Hye-won. Meski terejut, gadis itu menyatakan tidak ingin bertemu dengan pria itu karena kehidupan mereka sudah berbeda sekarang. Ia juga meminta Jung-jae untuk tidak menyalahkan diri, dan mengatakan rela menunggu sampai kapanpun sampai menemukan pria yang bisa membuat jantungnya berdebar lebih kencang lagi.

Siapa sangka harapannya terkabul lebih cepat dari yang diduga. Ketika hujan deras turun, Min-woo melewati tangga alun-alun dimana dirinya pernah berpapasan dengan Hye-won. Disaat sama, Hye-won juga melewati tempat tersebut. Ditengah kerumunan orang berpayung, jantungnya kembali berdebar cepat. Tempat ramai tersebut seolah sepi dan hanya tinggal mereka berdua disana, masing-masing tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Inikah yang dinamakan cinta sejati??
TAMAT

Sumber :
http://wiki.d-addicts.com
http://www.indosiar.com